Sejumlah Jendral Polisi Terlibat Dalam Penyerangan, Novel Baswedan Syaratkan Ini
uasa hukum Novel Baswedan bakal mengungkap nama-nama jenderal polisi yang terlibat dalam kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi
Sebelum angka pada layar mulai berhitung mundur, Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo kemudian menyampaikan orasi.
Baca: Kapolda Jambi Irjen Pol Muchlis AS Buka Rakernis SDM Polda Jambi Tahun 2019
"12 Maret 2019, telah tepat 700 Hari Penyerangan Novel Baswedan berlalu tanpa ada tindakan apa-apa terhadap pelaku maupun dalang intelektual di balik teror penyiraman air keras pada Penyidik KPK Novel Baswedan," kata Yudi Purnomo membuka orasinya.
Ia melanjutkan, sampai hari ke-700, pelaku masih bebas beraktivitas, merdeka, tanpa adanya efek jera. Sedangkan negara beserta seluruh alat kelengkapan penegakan hukum yang dimiliki, seakan dibuat tak berdaya dan tidak mampu berbuat apa-apa di hadapan kejahatannya.
Dengan tenang Yudi Purnomo mengatakan, hal tersebut bahkan telah menjadi inspirasi bagi banyak calon-calon pelaku teror lainnya, untuk melakukan hal sama kepada pegawai KPK maupun pimpinan KPK.
Baca: Prediksi Skor dan Line-up Bayern Munchen Vs Liverpool di Liga Champion Malam Ini Live Streaming RCTI
Dalam orasinya, ia mengatakan hukum dan keadilan dibuat tidak berdaya oleh penyerang Novel Baswedan.
"Kenyataan tragis yang terjadi di tengah ribuan janji-janji mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia. Janji tinggal lah janji. 700 hari tidak ada yang terjadi," papar Yudi Purnomo.
Ia pun menyatakan, tepat pada 700 hari penyerangan Novel Baswedan pada 12 Maret 2019, Wadah Pegawai KPK meminta segenap komponen bangsa untuk sejenak meninggalkan suara nyaring yang terus disuarakan oleh berbagai kalangan, yang menuntut keadilan dan melawan kezaliman ini.
Baca: CERITA Dokter Pasukan Marinir TNI AL Menyabung Nyawa, Mengobati di Tengah Hujan Peluru
Yudi Purnomo mengatakan, perlindungan terhadap putra dan putri Indonesia yang bekerja di KPK dan berupaya menjalankan cita-cita bangsa, semakin jauh dari keadilan.
"Sejauh perjalanan 700 hari menjauh dari keadilan. Suara kebenaran seakan hanya dianggap angin lalu. Di tengah hiruk pikuk berebut kekuasaan, keadilan menemui jalan gelap, buntu, sunyi, dan tanpa kepastian," beber Yudi Purnomo.
Ia melanjutkan, pada 12 Maret 2019, 700 hari penyerangan Novel Baswedan, pegawai KPK sudah menunggu realisasi janji pimpinan negara untuk membongkar kasus penyerangan Novel Baswedan.
Baca: Omar Barack, Kakek Reino Barack, Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Ternyata Anggota Sarekat Islam
Ia mengatakan, berbagai suara sudah disuarakan, berbagai aksi telah dilakukan, protes dan aksi sudah digelar di seluruh penjuru Indonesia, namun akhirnya tiba masanya bagi mereka menyuarakan suara kalbu.
"Kalimat yang hanya bisa terdengar saat diam. Diam adalah bahasa tanpa sandiwara dan kebohongan. Diam adalah bahasa terakhir saat lidah kita semua sudah membeku menjeritkan keadilan. Mari bersama selama 700 detik, melawan dengan bahasa diam," ajak Yudi Purnomo.
Angka 0700 di layar kemudian mulai terus berkurang, menjadi 0699, 0698, 0697, dan seterusnya.
Baca: 100 Ton Beras Pasca Bencana di Bulog Masih Utuh, Meski Merangin Baru Dilanda Banjir
Seterusnya hanya terdengar suara lampu kilat kamera.
Samar-samar, terdengar suara kendaraan yang melintas di depan Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.
Samar-samar terdengar bisik-bisik puluhan wartawan yang mengabadikan aksi diam dalam kegelapan tersebut. (Gita Irawan)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Mau Bongkar Nama-nama Jenderal Polisi yang Terlibat Penyerangan, Novel Baswedan Syaratkan Ini.