Sejumlah Jendral Polisi Terlibat Dalam Penyerangan, Novel Baswedan Syaratkan Ini
uasa hukum Novel Baswedan bakal mengungkap nama-nama jenderal polisi yang terlibat dalam kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi
TRIBUNJAMBI.COM - Hingga saat ini, kasus Novel Baswedan tentang penyiraman air keras masih berlangsung.
Kuasa hukum Novel Baswedan bakal mengungkap nama-nama jenderal polisi yang terlibat dalam kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
Alghifari Aqsa, anggota tim kuasa hukum Novel Baswedan mengatakan, nama-nama jenderal polisi tersebut muncul dalam laporan investigasi final yang dilakukan oleh masyarakat sipil.
Namun, sebelum mengungkapkannya ke publik, Alghifari Aqsa mengatakan, tim kuasa hukum Novel Baswedan menunggu KPK memproses laporan dugaan obstruction of justice (perintangan penyidikan) terkait kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Baca: PENEMUAN Jenglot yang Bikin Heboh di Bali, Polisi Mengusutnya: Mengejutkan Ini Fakta Sebenarnya
Baca: Proses Sortir dan Lipat Surat Suara di KPU Kota Jambi, Dimulai Hari Ini
Baca: Kepergok Jalan Bareng Vicky Notonegoro, Nikita Mirzani Berhasrat Kalahkan Ayu Azhari
Baca: KHAWATIR Pasangan Anda Selingkuh? Ini Cara Mudah Untuk Menyadap Whatsapp Pasangan
Ia mengatakan, sejumlah pihak dari koalisi masyarakat sipil, tim kuasa hukum, sampai istri Novel Baswedan, Rina Emilda, mendukung langkah tersebut.
Hal itu diungkapkan Alghifari Aqsa saat konferensi pers di Gedung KPK Merah Putih, Jakarta, Selasa (12/3/2019).
"Jika KPK bersedia mengungkap kasus Novel Baswedan dengan track obstruction of justice, kita akan buka semua laporan final dari investigasi versi masyarakat sipil, tentunya dengan berbagai macam keterbatasan," kata Alghifari Aqsa.
Baca: Berlaku Hari Ini dan Besok! Promo KFC Lima Potong Ayam RP 49.545 Selama 24 Jam Nonstop!
Baca: Ada Barang Elektronik dan Digital Serba 10 Ribu hingga Gratis Ongkir, Promo Shopee Maret 2019
Baca: PROMO Bukalapak, Samsung Galaxy S10 Rp 12 Ribu, Emas 50 Gram Rp 5 Ribu, Ini Caranya
"Tapi ada nama-nama jenderal, tidak hanya satu jenderal, tapi lebih dari satu jenderal yang kita cantumkan, yang kita temukan dalam investigasi," sambungnya.
Ia menilai, KPK bisa mengungkap kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan dengan memproses laporan dugaan perintangan penyidikan tersebut.
"Memang KPK tidak punya tools untuk menekan Presiden atau pun menekan Kepolisian. Tapi KPK punya tools untuk mengungkap kasus Novel Baswedan, lewat obstruction of justice," tutur Alghifari Aqsa.
Baca: Bikin Merinding! Akibat Pencet Jerawat Sendiri Wajah Wanita Ini Hancur Dan Tak Bisa Dikenali
Baca: Cetak Hatrick, Cristiano Ronaldo Legenda Hidup dan Dewa
Kemarin, puluhan pegawai KPK dan Koalisi Masyarakat Sipil duduk di teras Gedung KPK Merah Putih, Jakarta, yang lampunya dipadamkan, Selasa (12/3/2019) sekira pukul 19.00 WIB.
Sebuah layar LCD di belakang mereka menayangkan angka 0700. Sambil mengenakan masker bertulis angka 700 di mulutnya, mereka menggenggam light stick warna-warni.
Sebagian dari mereka memegang poster bertulis "Aksi Diam 700 Hari Pasca Penyerangan Novel Baswedan."
Baca: Pulang ke Real Madrid, Zidane Justru Diejek Netizen Saat Pakai Celana Jeans
Di bawah tulisan tersebut tampak gambar wajah penyidik senior KPK Novel Baswedan dengan sesosok tangan membungkam mulutnya.
Lampu kilat kamera sesekali menerangi wajah-wajah para pegawai KPK di belakang poster-poster itu.
Sebelum angka pada layar mulai berhitung mundur, Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo kemudian menyampaikan orasi.
Baca: Kapolda Jambi Irjen Pol Muchlis AS Buka Rakernis SDM Polda Jambi Tahun 2019
"12 Maret 2019, telah tepat 700 Hari Penyerangan Novel Baswedan berlalu tanpa ada tindakan apa-apa terhadap pelaku maupun dalang intelektual di balik teror penyiraman air keras pada Penyidik KPK Novel Baswedan," kata Yudi Purnomo membuka orasinya.
Ia melanjutkan, sampai hari ke-700, pelaku masih bebas beraktivitas, merdeka, tanpa adanya efek jera. Sedangkan negara beserta seluruh alat kelengkapan penegakan hukum yang dimiliki, seakan dibuat tak berdaya dan tidak mampu berbuat apa-apa di hadapan kejahatannya.
Dengan tenang Yudi Purnomo mengatakan, hal tersebut bahkan telah menjadi inspirasi bagi banyak calon-calon pelaku teror lainnya, untuk melakukan hal sama kepada pegawai KPK maupun pimpinan KPK.
Baca: Prediksi Skor dan Line-up Bayern Munchen Vs Liverpool di Liga Champion Malam Ini Live Streaming RCTI
Dalam orasinya, ia mengatakan hukum dan keadilan dibuat tidak berdaya oleh penyerang Novel Baswedan.
"Kenyataan tragis yang terjadi di tengah ribuan janji-janji mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia. Janji tinggal lah janji. 700 hari tidak ada yang terjadi," papar Yudi Purnomo.
Ia pun menyatakan, tepat pada 700 hari penyerangan Novel Baswedan pada 12 Maret 2019, Wadah Pegawai KPK meminta segenap komponen bangsa untuk sejenak meninggalkan suara nyaring yang terus disuarakan oleh berbagai kalangan, yang menuntut keadilan dan melawan kezaliman ini.
Baca: CERITA Dokter Pasukan Marinir TNI AL Menyabung Nyawa, Mengobati di Tengah Hujan Peluru
Yudi Purnomo mengatakan, perlindungan terhadap putra dan putri Indonesia yang bekerja di KPK dan berupaya menjalankan cita-cita bangsa, semakin jauh dari keadilan.
"Sejauh perjalanan 700 hari menjauh dari keadilan. Suara kebenaran seakan hanya dianggap angin lalu. Di tengah hiruk pikuk berebut kekuasaan, keadilan menemui jalan gelap, buntu, sunyi, dan tanpa kepastian," beber Yudi Purnomo.
Ia melanjutkan, pada 12 Maret 2019, 700 hari penyerangan Novel Baswedan, pegawai KPK sudah menunggu realisasi janji pimpinan negara untuk membongkar kasus penyerangan Novel Baswedan.
Baca: Omar Barack, Kakek Reino Barack, Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Ternyata Anggota Sarekat Islam
Ia mengatakan, berbagai suara sudah disuarakan, berbagai aksi telah dilakukan, protes dan aksi sudah digelar di seluruh penjuru Indonesia, namun akhirnya tiba masanya bagi mereka menyuarakan suara kalbu.
"Kalimat yang hanya bisa terdengar saat diam. Diam adalah bahasa tanpa sandiwara dan kebohongan. Diam adalah bahasa terakhir saat lidah kita semua sudah membeku menjeritkan keadilan. Mari bersama selama 700 detik, melawan dengan bahasa diam," ajak Yudi Purnomo.
Angka 0700 di layar kemudian mulai terus berkurang, menjadi 0699, 0698, 0697, dan seterusnya.
Baca: 100 Ton Beras Pasca Bencana di Bulog Masih Utuh, Meski Merangin Baru Dilanda Banjir
Seterusnya hanya terdengar suara lampu kilat kamera.
Samar-samar, terdengar suara kendaraan yang melintas di depan Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.
Samar-samar terdengar bisik-bisik puluhan wartawan yang mengabadikan aksi diam dalam kegelapan tersebut. (Gita Irawan)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Mau Bongkar Nama-nama Jenderal Polisi yang Terlibat Penyerangan, Novel Baswedan Syaratkan Ini.