Pemilihan Miss Duta Pariwisata Waria 2019 Dibubarkan Polres Tana Toraja, Panggung Langsung Dibongkar
Ajang Pemilihan Miss Duta Pariwisata Waria 2019 di Toraja Utara dibubarkan oleh personel Gabungan Polres Tana Toraja, Rabu (6/3/2019).
Usai membubarkan acara tersebut, polisi juga membongkar panggung tempat dilaksanakannya Miss Duta Pariwisata Waria 2019 tersebut.
Pemilihan Miss Duta Pariwisata Waria 2019 tersebut ternyata sebelumnya bakal diselenggarakan di Kota Palopo, namun tidak mendapatkan Izin dan berpindah ke Toraja Utara.
Sebutan Untuk Waria di Luar Negeri
Di Indonesia, istilah waria digunakan untuk menyebut pria yang suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupan sehari-harinya.
Masyarakat Indonesia sendiri tidak mengakui adanya jenis kelamin lain selain laki-laki dan perempuan, karena dianggap menentang kodrat dari sang pencipta.
Waria, sama halnya dengan istilah ladyboy yang ada di Thailand, di mana laki-laki berpenampilan laiknya perempuan, dan bahkan mengubah organ intimnya menjadi perempuan.
Nah ternyata, di negara-negara lain, ada istiah yang berbeda untuk menyebut laki-laki yang berperan berlawanan dengan jenis kelamin mereka.
1. Guevedoces di Republik Dominika

Beberapa suku di Republik Dominika mengenali jender ketiga yang disebut guevedoce – laki-laki yang tidak memiliki organ intim laki-laki.
Dalam kasus ini, organ intim laki-lakilebih terlihat seperti organ intim perempuan sehingga menyebabkan orangtua percaya bayi mereka adalah perempuan.
Sejak kecil anak-anak tersebut diberi nama dan dibesarkan sebagai perempuan, sampai tiba-tiba organ intim laki-laki mereka tumbuh saat masa pubertas.
Pada tahun 1970-an, Dr. Julianne Imperato-McGinley dari Cornell Medical College melakukan perjalanan ke Republik Dominika untuk menyelidiki hal tersebut.
Rupanya, anak laki-laki yang lahir saat bayi ternyata memiliki organ intim. Hanya saja karena kelainan genetik, membuat tubuh mereka menghasilkan enzim 5-alpha-reductase yang tidak mencukupi untuk memiliki penis.
Tanpa hormon ini, embrio memiliki vagina. Penis hanya muncul saat pubertas karena tubuh memproduksi lebih banyak testosteron pada saat itu, menyebabkan perkembangan fitur maskulin.
Namun, beberapa guevedoces tidak menyukai perubahan seks mendadak sehingga mereka melakukan operasi pergantia kelamin untuk tetap menjadi perempuan.