Mayat Ditaruh di Atas Bukit, Misteri Kematian Rayhan Terungkap, Dibunuh Senior Lantaran Uang

Tulisan facebook itu menceritakan penganiayaan Rayhan. "Anak Medan kelas 1 nya dipukulin. Iya Aan (Rayhan) pun kena tapi Aan (Rayhan) diam-diam aja"

Editor: Duanto AS
TRIBUN MEDAN/HO
Rayhan Al Sahri semasa hidup. Siswa SUPM Ladong ini ditemukan dalam kondisi tewas di atas bukit, sekira 300 meter dekat area sekolah. 

Tulisan facebook itu menceritakan penganiayaan Rayhan. "Anak Medan kelas 1 nya dipukulin. Iya Aan (Rayhan) pun kena tapi Aan (Rayhan) diam-diam aja," tulis Rayhan di Facebook Messenger.

TRIBUNJAMBI.COM - Misteri kematian Rayhan Al Sahri atau Aan (16) akhirnya terungkap.

Rayhan Al Sahri atau Aan (16), siswa Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong di Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.

Mayatnya ditemukan di atas bukit, sekira 300 meter dari belakang pekarangan asrama sekolahnya, pada Jumat (1/3/2019).

Dikutip dari Serambinews.com, Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto, mengatakan pelaku pembunuhan merupakan senior korban yang duduk di kelas III, berinisial AN.

Trisno mengatakan pelaku menganiaya korban sebanyak dua kali di dalam lingkungan SUPM Ladong.

"Pelaku menganiaya korban karena masalah utang-piutang," ujarnya Rabu (6/3/2019).

Baca Juga

 Wajah Agnez Mo Sekarang Pipi Kempot Bikin Gempar, Pro Kontra Foto Pakai Two Pieces Putih

 Kepung Gedung DPRD DKI Jakarta setelah Salat Jumat, FPI dan Jawara, Perselisihan Saham Bir

 Zul Zivilia Ditangkap Polisi, Retno Bingung Suami Hilang, Stres Tak Setenar Aishiteru?

 Jenderal AS Khawatir Aksi Ekstrem Denjaka, Jamuan Peluru Tajam Berseliweran di Depan Mata

Awalnya, korban disebutkan telah meminjam uang kepada rekannya.

Rekan korban juga pernah meminjam uang kepada tersangka AN, sebagai senior di SUPM Ladong itu.

Tersangka awalnya meminta uang kepada rekan seangkatan korban Rayhan.

Akan tetapi, rekan seangkatan Rayhan mengatakan ia sedang tak punya uang.

“Begitupun, rekan seangkatan Rayhan ini mengaku uangnya pernah dipinjam Rayhan, tapi belum dikembalikan. Lalu tersangka pelaku menagih uang pada Rayhan," ujar Trisno.

"Mungkin dalam proses penagihan uang yang dipinjam itulah terjadi penganiayaan berlanjut."

Curhat Sang Ibu

Saat Rayhan ditemukan tewas, sang ibu sempat bercerita soal komunikasih terkahir dengan korban.

Menurut sang ibu, Reni Rahayu (41), Rayhan pada Rabu (27/2/2019) sekitar pukul 17.21 WIB, curhat kepada dirinya, bahwa ada rekan sang anak yang dipukuli, bahkan korban juga mengaku dipukuli.

Reni menuturkan Rayhan sempat mengirim pesan melalui Facebook Messenger.

"Iya mama nggak tau tentang anak Medan kan. Lagi panas-panasnya nih di semua SUPM.

Udah sampek Jakarta.

Iya kemarin lah yang tinggal 2 angkatan sama anak kelas 2.

Anak Medan kelas 1 nya dipukulin.

Iya Aan (Rayhan) pun kena tapi Aan (Rayhan) diam-diam aja," tulis Rayhan di Facebook Messenger.

Reni mengaku sempat membalas pesan Facebook Messenger Rayhan itu beberapa menit kemudian.

"Ada masalah apa An?," balas sang ibu pukul 17.26 WIB.

Namun setelah itu tidak ada kabar lagi sama sekali.

"Saya tanya ada masalah apa, tapi sudah enggak ada di balasnya pesan," ucap Reni.

Merasa resah dengan curhatan sang buah hati, Reni mengaku dirinya gelisah hingga meriang dua hari.

"Saya dalam 2 hari dari Rabu duduk sana kesini meriang. Badan saya gampang capek dan cuma duduk-duduk lihat TV."

"Saya pantau HP nggak ada kabar juga. Bahkan pas Jumat (1/3/2019) pagi, kayak ada yang manggil 'mama' teriak-teriak kayak suara Rayhan," ungkap Reni.

"Saya terus terbangun dan nggak tenang. Pas lihat kawannya, bernama Kiki online saya coba hubungi. Terus dibilangnya Rayhan sudah 2 hari nggak pulang dan masih di cari."

"Saya bangunkan suami dan minta nomor HP sekolah dan dibilang pihak sekolah masih dicari dan saya kirim chattingan terakhir dia pada pihak sekolah," urai Reni.

Temuan mayat siswa SUPM Ladong di belakang asrama, Jumat (1/3/2019).
Temuan mayat siswa SUPM Ladong di belakang asrama, Jumat (1/3/2019). (Facebook YuniRusmini)

Ia juga bercerita ketika Aan menghilang, pihak sekolah menghubungi dirinya.

"Pas Rayhan (Aan) hilang sekolah tidak ada kabari ke orangtua. Jawaban sekolah ada yang bilang tunggu 3 hari ada yang bilang 2 hari," ujarnya.

Kronologi Penganiayaan

Kombes Pol Trisno mengatakan pelaku AN merupakan tersangka tunggal yang diduga menganiaya korban pada Selasa, (26/2/2019).

Penganiayaan itu terjadi di dua tempat terpisah, tapi keduanya masih dalam lingkungan SUPM Ladong.

Penganiayaan pertama dilakukan tersangka AN di masjid.

Sedangkan penganiayaan yang kedua terjadi di kapal berkonstruksi beton yang selama ini digunakan untuk simulasi para siswa SUPM.

Pada penganiayaan itu, pelaku membenturkan wajah korban ke tembok, sehingga menyebabkan luka lebam.

"Selain itu, tersangka juga memukul wajah korban. Namun, sehari setelah penganiayaan Selasa itu, pada Rabu siang, 27 Februari 2019, korban masih terlihat di sekolah."

"Tapi, kondisinya sudah mulai memburuk karena sudah tak sanggup lagi mengikuti pelajaran seperti biasanya,” jelas Trisno.

Sofyan ayah kandung Rayhan Al Sahri, korban pembunuhan yang diduga dilakukan oleh kakak senior di SUPM.
Sofyan ayah kandung Rayhan Al Sahri, korban pembunuhan yang diduga dilakukan oleh kakak senior di SUPM. ((Kolase Tribun Medan))

Lalu, pada hari berikutnya, yakni Kamis, (28/2/2019), korban Rayhan yang mengambil Jurusan Nautika di SUPM Ladong itu sama sekali tak lagi terlihat.

Petugas asrama, guru, dan pegawai SUPM Negeri Ladong berupaya mencari yang bersangkutan, tetapi masih tidak ditemukan.

Pihak sekolah pun berupaya menghubungi keluarga untuk mengonfirmasi keberadaannya, namun ternyata Aan tidak pulang ke rumahnya.

Tapi ada saksi mata yang menyebutkan korban sempat menuju ke perbukitan.

Ditemukan dalam kondisi meninggal

Seorang pengembala domba, Abdul Munir (53) kemudian menemukan korban tak bernyawa di atas bukit sekitar 300 meter dari belakang pekarangan asrama sekolah SUPM.

Korban saat ditemukan dalam kondisi wajah yang mengalami luka parah.

Selain itu pada belakang kepala juga terdapat luka memar.

Kondisi jenazah, memperlihatkan tanda-tanda penganiayaan berat.

Di bagian wajah terlihat menghitam seperti hantaman benda tumpul (dibenturkan) dan juga bekas seperti disundut rokok di bagian kening.

Setelah menemukan mayat, Abdul langsung melapor kepada seorang PNS di SUPM Ladong, Usman (33).

Usman melanjutkan laporan tersebut ke Polsek Krueng Raya.

Polsek Krueng Raya kemudian ke lokasi dan melakukan penyelidikan.

Polisi langsung bergerak cepat dengan memeriksa sejumlah saksi, terdiri atas siswa, guru, satpam, dan pemilik kantin yang totalnya 18 orang.

Dari pemeriksaan 18 saksi itulah, polisi mulai mendapatkan titik terang tentang identitas tersangka pelaku penganiayaan mengarah kepada NA yang tak lain adalah senior Rayhan.

Kecurigaan polisi terhadap AN, antara lain, karena setelah penemuan mayat Rayhan ia menghilang dari sekolah dengan alasan ke pihak sekolah ingin berobat di luar.

“Kecurigaan kami semakin kuat mengarah ke AN karena kebetulan ada saksi yang melihat langsung ia memukul korban di lingkungan sekolah beberapa hari sebelum Rayhan ditemukan menjadi mayat,” beber Trisno.

Kombes Pol Trisno Riyanto menambahkan, begitu dugaan mengarah ke AN sebagai tersangka pelakunya, satu tim Opsnal Satuan Reskrim Polresta langsung bergerak ke Kota Sabang dan berhasil meringkus tersangka di kota wisata itu pada Sabtu (2/3/2019).

“Ia telah mengakui menganiaya korban, adik kelasnya itu, sehingga Rayhan meninggal. Kini pelaku sudah kita amankan."
"Namun, kita belum bisa jelaskan lebih jauh karena masih harus menunggu hasil autopsi yang akan menerangkan penyebab korban meninggal."

"Meski di satu sisi, tersangka sudah mengakui perbuatannya,” sebut Kombes Trisno, didampingi Kasat Reskrim, AKP M Taufiq SIK. (TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Senior Habisi Nyawa Junior karena Masalah Utang, Ini Curhatan sang Ibu saat Anaknya Ditemukan Tewas

IKUTI KAMI DI IG

 Wajah Agnez Mo Sekarang Pipi Kempot Bikin Gempar, Pro Kontra Foto Pakai Two Pieces Putih

 Penyamaran Komandan Paspampres Bagai Copet, Naik KRL Bareng Jokowi Tapi Tak Terdeteksi

 Pernah Sakit Gigi Tak Kunjung Sembuh? Segera Periksa ke Dokter, Bisa Jadi Gejala Tumor Otak

 Panah, Tombak dan Peluru Beterbangan, 3 Anggota TNI Gugur Diserang 50-70 KKB di Papua

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved