Hasil Survei LSI Denny JA Dinilai Fahri Hamzah Berpotensi Adu Domba

Hasil survei LSI Denny JA tuai pro kontra. Kritik Hasil survei LSI Denny JA datang dari Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

Editor: Deddy Rachmawan
Kolase Tribunwow
Fahri Hamzah dan Jokowi 

Hasil Survei LSI Denny JA Dinilai Fajri Hamzah Berpotensi Adu Domba

TRIBUNJAMBI.COM – Hasil survei LSI Denny JA tuai pro kontra. Kritik Hasil survei LSI Denny JA datang dari Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah mengkritik hasil penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terkait pergeseran sentimen agama setelah enam bulan masa kampanye calon presiden dan wakil presiden.

Hasil penelitian LSI Denny JA tersebut menyatakan, ada 3,5 persen pemilih Muslim yang menyatakan Indonesia harus seperti dunia Timur Tengah (Arab).

Baca: Lima Partai Diprediksi Belum Aman Lolos DPR, Termasuk PKS, Ini Komentar Fahri Hamzah.

Baca: Singgung PKS Tak Hadir di Acara Garbi Fahri Hamzah: Saya Dipecat Gara-gara Mereka Mulai Masuk Istana

Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa mereka memilih pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Menurut Fahri hamzah, hasil penelitian tersebut bersifat tendensius dan berpotensi mengadu domba antar kelompok masyarakat.

"Menurut saya surveinya mulai berbahaya karena memasukan elemem-elemen adu domba antar warga negara. Sekarang agak payah surveinya, materinya tendensius, janganlah. Jangan mau adu domba," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Fahri Hamzah juga enggan memercayai hasil survei LSI terkait elektabilitas pasangan nomor urut 01 Jokowi Widodo-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hasil survei LSI Denyi JA menyatakan, pada Februari 2019 sebanyak 58,7 persen responden memilih Jokowi-Ma'ruf dan 30,9 persen responden memilih Prabowo-Sandiaga.

Fahri enggan memercayai hasil survei tersebut sebab ia berpendapat bahwa Denny JA merupakan bagian dari tim sukses pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Bahkan, Fahri menyebut ada konsorsium lembaga survei yang mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Konsorsium tersebut, kata Fahri, merilis hasil survei sesuai dengan pesanan pihak-pihak tertentu. "Denny JA itu tim sukses, dia bukan ilmuwan," kata Fahri.

"Ini kan surveyor punya konsorsium. Ada konsorsium pendukung Pak Jokowi. Setahu saya di Prabowo ini nggak ada konsorsiumnya, yang saya tahu. Tapi mungkin ada, saya nggak tahu. Tapi konsorsium itu punya kesepakatan tentang data," tutur dia.

Sebelumnya, LSI Denny JA melakukan penelitian mengenai pergeseran sentimen agama setelah 6 bulan masa kampanye calon presiden dan wakil presiden. Hasilnya, ada 3,5 persen pemilih Muslim yang menyatakan Indonesia harus seperti dunia Timur Tengah (Arab).

Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa mereka memilih pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

baca juga 

Baca: Daftar di SSDM.PKH.KEMSOS.GO.ID/SITE/LOGIN3 - 959 Lowongan Kerja Kemensos 2019 Untuk D3/D4/S1

Baca: Lowongan Kerja PKH Kemensos Maret 2019 di 10 Daerah, Terbanyak Rekrut di Jawa Tengah dan Jawa Barat

"Yang ingin Indonesia khas Pancasila, lebih banyak pendukung Jokowi- Ma'ruf. Yang ingin Indonesia seperti Timur Tengah, adalah pemilih Prabowo-Sandiaga," ujar peneliti LSI Ardian Sopa dalam jumpa pers di Kantor LSI Jakarta, Selasa (5/3/2019)

Adapun, jumlah pemilih Muslim yang menjadi responden survei LSI sebanyak 87,8 persen.

Saat diminta menjawab atas tiga pilihan orientasi politik yang diberikan, sebanyak 84,7 persen menyatakan Indonesia harus khas dengan Pancasila.

Kemudian, 3,5 persen menyatakan Indonesia harus seperti dunia Timur Tengah (Arab). Hanya 1,1 persen yang memilih Indonesia harus seperti dunia Barat.

Lebih lanjut, saat ditanya mengenai orientasi politik terhadap pasangan yang dipilih, responden yang menyatakan Indonesia harus seperti dunia Timur Tengah (Arab) lalu memilih pasangan Prabowo Sandiaga yaitu sebanyak 54,1 persen.

Sementara yang memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf sebanyak 45,9 persen. Pengumpulan data dalam survei ini dilakukan pada 18 -25 Februari 2019.

Penelitian ini menggunakan metode multistage random sampling, dengan melibatkan 1.200 responden.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dan menggunakan kuesioner.

Adapun, margin of error dalam penelitian ini lebih kurang 2,9 persen.

Peneliti menggunakan biaya sendiri dalam penelitian. Adapun, sumber dana tersebut berasal dari keuntungan jasa konsultan politik yang dilakukan di tingkat pemilihan daerah.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved