Pilpres 2019
Pengakuan Ferdinand Hutahaean Banyak Kader Demokrat Main Dua Kaki, Pasca Pidato AHY Tuai Kontroversi
Belakangan dukungan Partai Demokrat terbelah antara mendukung pasangan Pasangan calon presiden nomor urut satu Jokowi-Ma'ruf maupun calon presiden..
Penulis: andika arnoldy | Editor: andika arnoldy
"Semua mimpi tentang Indonesia dari mulai sok revolusi 4.0 sampai imajinasi kelas gatot kaca membangun jembatan langit mana mungkin bisa diraih dengan pertumbuhan ekonomi lima koma," lanjut Andi Arief.
Andi Arief juga menegaskan bahwa partainya paling serius dan setia dalam koalisi.
Baca: Chelsea Islan Putus Cinta dari Daffa Wardhana, Fotonya Dihapus Semua dari IG Anak Marini Zumarni
Baca: Tiba-Tiba Pidato Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Disambut Sorakan, Singgung Soal Ini.
Baca: Kasus Pembunuhan Siswi SMK Masih Misteri, FBI Turun Tangan, Rekaman CCTV Dibawa ke Amerika
"Soal efek ekor jas yang tidak didapat oleh partai Demokrat, itu sudah konsekuensi. Tidak berarti Partai Demokrat kehilangan cara dalam situasi yang sengit ini. Partai kami serius dalam koalisi. Terhadap rakyat dan sekutu politik kamilah yang paling setia selama ini".
Tidak hanya itu. Andi Arief bahkan mengungkap jika Partai Demokrat sudah mendeteksi siapa pemenang Pilpres 2019.
Menurut Andi Arief, bagi Partai Demokrat perjuangan nomor satu bagaimana meraih target 15 persen suara dalam pemilihan legislatif (Pileg 2019).
"Partai Demokrat sudah mendeteksi siapa yang akan menang Pilpres yang merupakan nomor dua dalam perjuangan kami. Perjuangan nomor satu adalah mencapai target 15 persen suara pileg. Demokrat first. Dan, kami memasuki fase itu," tulis @AndiArief__.
Sebelumnya, Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politik bertajuk 'Rekomendasi Partai Demokrat Kepada Presiden Indonesia Mendatang' di ballroom Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2019) malam.
Pidato politik ini digelar setelah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menginstruksikan AHY memimpin kampanye pemenangan Pemilu 2019.
Dalam pidatonya tersebut, Agus menyoroti beberapa hal.

Mulai dari persoalan ketergantungan impor pangan hingga fenomena capres alternatif Nurhadi-Aldo dan tingginya potensi golput.
1. Ketergantungan impor pangan
Mengawali pidatonya, Agus mengungkapkan sejumlah tantangan yang akan dihadapi Indonesia dalam lima tahun ke depan.
Salah satunya, impor di sektor pangan.
Ia menilai, bangsa Indonesia ke depan harus mengurangi ketergantungan impor pangan.
"Di bidang pangan, kita harus mengurangi ketergantungan impor pangan," ujar Agus, dilansir Kompas.com.