Tiba-Tiba Pidato Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Disambut Sorakan, Singgung Soal Ini.

AHY yang juga Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pemilu Partai Demokrat itu berpidato soal hukum dan negara

Editor: andika arnoldy
live tv one
Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudoyono (AHY) menyampaikan pidato politik berjudul "Rekomendasi Partai Demokrat kepada Presiden Indonesia Mendatang". 

Tanggapan PDIP

Partai berlambang banteng ini tidak setuju dengan pernyataan Agus Harimurti Yudhoyono soal pemilihan umum serentak.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan tak setuju dengan poin pidato AHY, bila pemilu serentak berlanjut, era multipartai akan berakhir.

"Pada jalan ideologi, dan jalan sejarah yang ditempuh setiap partai itu berbeda. Kami meyakini bahwa pemilu serentak tidak akan membunuh partai politik," ujar Hasto di Lampung, Sabtu (2/3/2019).

Baca: Budiman Sudjatmiko Sebut Hafal Ilmu Yang Digunakan Tim Prabowo-Sandiaga

Baca: Kopassus Bikin Gentar Seluruh Angkatan Bersenjata di Dunia, Kisah 30 Prajurit Usir 3.000 Pemberontak

Baca: Pemberontak PRRI Dibikin Kocar-kacir, Prajurit Kopassus Juga Temukan Peti Penuh Berisi Uang

Hasto berujar, sistem politik Indonesia ingin memperkuat sistem presidensial. Padanan dari sistem presidensial adalah multi partai sederhana, bukan partai dengan jumlah yang banyak.

Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat memberikan pengarahan pada acara bimbingan teknis anggota DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota dari PDI Perjuangan se-Jawa Timur di Batu, Jawa Timur, Minggu (31/7/2016).
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat memberikan pengarahan pada acara bimbingan teknis anggota DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota dari PDI Perjuangan se-Jawa Timur di Batu, Jawa Timur, Minggu (31/7/2016). (Ist/Tribunnews.com)

Nantinya akan ada konsolidasi demokrasi dari jumlah partai yang sederhana itu. Jumlah partai yang menduduki kursi di DPR akan semakin berkurang, sampai tercapai kondisi ideal tanpa membunuh partai.

"Yang menggambarkan kehidupan berbangsa, dan representasi dari masyarakat Indonesia melalui partai politik itu. Jadi kami tidak sependapat dengan hal tersebut (pemilu serentak membunuh partai)," imbuh Hasto.

Baca: Simpan Dulu Sebelum Ketemu Tempat Sampah, Tips Sederhana Ini Bisa Diajarkan Sejak Kecil

Baca: Gangster Terbesar dan Paling Ditakuti di Dunia, Nilai Bisnis Mereka Capai Triliunan

Baca: Ogah Diajak Hubungan Intim, Istri Nyaris Dibacok Suami, Anak Turut Dianiaya

Sebelumnya, AHY mengatakan, pemilihan presiden yang dilakukan secara serentak dengan pemilihan legislatif tidak efektif untuk sistem politik di Indonesia.

Menurut AHY, dampak dilakukannya pemilu serentak hanya dirasakan partai pengusung utama calon presiden (capres). Partai yang tak memiliki capres tidak akan mendapatkan efek elektoral yang besar.

"Jika kondisi ini berlanjut di masa depan, bukan tidak mungkin era multipartai akan berakhir, dan menyisakan hanya dua partai besar, seperti di Amerika Serikat," kata AHY saat berpidato politik di Djakarta Theater, Jumat (1/3/2019).

Surat SBY dari Singapura

Seperti diketahui, AHY baru saja menerima mandat Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengambil alih komando pemenangan Partai Demokrat di Pemilu 2019.

Mandat tersebut disampaikan SBY melalui selembar surat yang ditulis SBY di Singapura, dan dikirimkan kepada Sekjend Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan.

SBY saat ini sedang menampingi Sang Istri, Ani Yudhoyono menjalani perawatan di rumah sakit di Singapura.

Dalam suratnya, SBY menyatakan bahwa dirinya tidak bisa terlibat aktif dalam kampanye bersama para caleg Partai Demokrat karena harus mendampingi pengobatan dan perawatan Sang Istri.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved