Pohon Kelapa Bercabang Sembilan Pernah Ditawar Ratusan Juta Hingga Didatangi Pengusaha Luar Negeri
Pohon kelapa bercabang sembilan di Kabupaten Siak, Riau, Indonesia, pernah ditawar senilai Rp 350 juta dan sering didatangi pejabat.
Seiring dengan tumbuhnya cabang-cabang kelapa tersebut, banyak orang yang datang untuk meminta buahnya.
Bahkan, ada pula yang menyarankan agar kelapa itu dimusnahkan.
Sebab, ada pihak lain yang memercayai kelapa itu akan membawa petaka bagi penduduk kampung.
"Saya tak mau menebangnya, karena saya anggap itu kekuasaan Allah yang harus saya jaga. Saya bermimpi melihat monyet begitu banyak. Kemudian monyet itu berubah jadi manusia yang memakai peci putih. Saya mengira, ini pertanda ada kebaikan," cerita Bukhari.
Kelapa bercabang ini tidak hanya menyimpan misteri pada cabang-cabangnya.
Buahnya dicari oleh banyak orang, sehingga rumah Bukhari banyak didatangi oleh pejabat, seperti bupati, anggota DPRD, mantan Gubernur Riau dan kunjungan orang dari daerah jauh.
"Ada orang Lombok mencari buah kelapa kita ini. Ada juga datang orang Malaysia dan Singapura, meminta buahnya. Saya kasih saja secara cuma-cuma. Saya juga tidak tahu, tapi minyaknya memang bagus," kata Bukhari.
Terkenalnya kelapa bercabang sembilan yang tumbuh di depan rumah Bukhari itu, ada pengusaha yang datang untuk membeli pada tahun 2006 silam.
Harga yang ditawarkan tidak tanggung-tanggung yakni Rp 350 juta.
"Dia bermaksud memindahkan kelapa ini, tapi saya tak mau menjualnya. Ada banyak perubahan setelah saya memiliki kelapa ini, jadi sudah seperti keluarga kami keberadaan kelapa ini," kata dia.
Perubahan yang dimaksud Bukhari adalah kelapangan rezekinya.
Meskipun hanya mengecap pendidikan SD selama setahun, Bukhari kini cukup terkenal.
Jika ada kegiatan pemerintah ia selalu diundang.
Bahkan, ia sangat bangga kala Pemkab Siak mengundangnya saat lawatan Presiden SBY ke Siak pada tahun 2007 silam.
"Asal ada pesta di daerah ini, saya selalu diundang. Padahal, saya bukanlah siapa-siapa," katanya sambil tertawa.