Kopassus Bikin Gentar Seluruh Angkatan Bersenjata di Dunia, Kisah 30 Prajurit Usir 3.000 Pemberontak
30 prajurit Kopassus Hadapi 3.000 Pemberontak. Ada "hantu putih" yang berperan besar, strategi gemilang kopassus.
Kopassus Tenar di Dunia Gara-gara Misi yang Dianggap Mustahil, 30 Hadapi 3.000 Pemberontak. Ada "hantu putih" yang berperan besar, strategi gemilang kopassus.
TRIBUNJAMBI.COM-Ketika Kopassus taklukkan 3 ribu pemberontak di Kongo, modal jubah putih, bawang putih, dan senjata.
Kalau bicara tentang, pastilah yang terbayang di benak kita adalah seseorang yang mengenakan baju loreng dan menenteng senjata.
Banyak film-film yang mengisahkan tentang cerita peperangan produksi negeri Paman Sam yang mengambil latar belakang kisah nyata yang dialami oleh veteran prajurit perang.
Seperti Saving Private Ryan, Band of Brothers, Dunkirk dan tentunya sang pahlawan layar kaca Rambo yang bisa menghadapi puluhan musuh hanya seorang diri.
Baca: Pemberontak PRRI Dibikin Kocar-kacir, Prajurit Kopassus Juga Temukan Peti Penuh Berisi Uang
Baca: Kabar Terbaru Vanessa Angel - Rian Bongkar Alasan Mau Booking VA Rp 80 Juta, Kenapa Tidak Ditahan?
Baca: Vanessa Angel Sampai Pingsan-pingsan, dan Dipenjara, Rian yang Bayar 80 Juta Belum? Ini Kata Polisi
Namun, banyak yang tahu bahwa ternyata tentara nasional kita TNI pernah membuat dunia kagum sekaligus menelan ludah karena tercengang dengan apa yang mereka lakukan.
Dikutip dari Artileri.org, Kopassus sebagai bala tentara utama Indonesia pernah menjalankan misi yang dianggap mustahil oleh seluruh angkatan bersenjata di dunia.
Kejadiannya berawal pada tahun 1962 di negara Kongo yang waktu itu sedang bergejolak, TNI kembali diminta oleh United Nations/Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB) untuk mengirim pasukan perdamaian ke Kongo.
Di bawah pimpinan Letjen TNI Kemal Idris, pasukan perdamaian indonesia tersebut diberi nama Kontingen Garuda III (Konga III).
Di mana anggotanya diambil dari Batalyon 531 Raiders, satuan-satuan Kodam II Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur tempur lainnya termasuk Kopassus yang waktu itu masih bernama Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD).
Konga III berangkat dengan pesawat pada bulan Desember 1962 dan akan bertugas di Albertville, Kongo selama delapan bulan di bawah naungan UNOC (United Nations Operation in the Congo).
Daerah yang menjadi medan operasi pasukan Garuda terkenal sangat berbahaya karena di situ terdapat kelompok-kelompok milisi atau pemberontak pimpinan Moises Tsommbe yang berusaha merebut daerah tersebut karena kaya akan sumber daya mineral.

Hubungan interaksi antara pasukan Konga III dengan pasukan perdamaian negara lain terjalin sangat erat, mereka terdiri dari pasukan perdamaian Filipina, India dan bahkan dari Malaysia.
Pada saat itu tahun 1962 Indonesia sedang gencar-gencarnya menyerukan konfrontasi Ganyang Malaysia dikobarkan.
Namun, di bawah bendera PBB sikap tersebut hilang karena profesionalitas personel Konga III.