Tantang Balik Wiranto Soal Ajakan Sumpah Pocong, Kivlan Zen: Saya Bukan Pendukung Prabowo

Perseteruan bermula dari ungkapan Kivlan Zen dalam sebuah diskusi yang bertajuk Tokoh Bicara 98 yang mengungkap keterlibatan Wiranto di peristiwa 1998

Editor: Suang Sitanggang
kolase tribun
Kivlan Zen dan Wiranto dua jenderal purnawirawan yang kini sedang berdebat seru dan saling memberi tantangan 

Kivlan menolak tantangan Wiranto untuk sumpah pocong. Menurut dia, akan lebih baik jika ia dan Wiranto berdebat secara terbuka di televisi terkait dalang kerusuhan.

Jika perlu, ia juga siap menyatakan fakta-fakta di pengadilan HAM atau pengadilan militer.

"Jangan sumpah pocong, itu sumpah setan. Tak ada koridor hukumnya," kata Kivlan. Wiranto

Sebelumnya membantah pernyataan Kivlan yang menyebutnya sebagai dalang kerusuhan 1998.

Wiranto pun menantang Kivlan Zen untuk sumpah pocong.

Wiranto turut mengajak Prabowo Subianto yang saat itu menjabat Panglima Kostrad.

Baca: Copa del Rey Real Madrid vs Barcelona, Ini Statistik Pertandingan dan Prediksi Skor El Clasico

Baca: Real Madrid vs Barcelona di Semifinal Copa del Rey 2019, Evening Stadndard Prediksi Messi dkk Menang

"Saya berani, katakanlah berani untuk sumpah pocong saja. Tahun 1998 itu yang menjadi bagian dari kerusuhan itu, saya, Prabowo, Kivlan Zen, sumpah pocong kita," kata Wiranto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (26/2/2019).

"Siapa yang sebenarnya dalang kerusuhan itu. Supaya terdengar di masyarakat, biar jelas masalahnya. Jangan asal menuduh saja," kata mantan Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima ABRI ini.

Catatan Tentang Orde Baru

Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus salah satu politisi senior, Laksamana Sukardi membukukan catatan pribadinya tentang era Orde Baru hingga pasca- Reformasi 1998 melalui buku berjudul Di Balik Reformasi 1998 (2018) yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas.

Laks mengemukakan catatan refleksi pengalamannya sejak 1990 hingga 2004, saat ia terlibat dalam bayang-bayang rezim Orde Baru hingga pasca-Reformasi.

Dalam bukunya, ia mengungkapkan pengalamannya atas upaya pemerintah sejak transisi Reformasi 1998 yang berjuang keras mengembalikan integritas dan kewibawaan bangsa yang sempat terpuruk sejak Orde Baru.

"Supaya kita tidak mengulangi lagi kesalahan yang telah membuat negara kita porak-poranda. Dan kita mengalami krisis sangat luar biasa waktu," kata Laks dalam sambutannya di Menara Imperium, Jakarta, Senin (6/8/2018).

"Saya masih ingat pada waktu itu ekonomi kita susut sebesar 13 persen. Mudah-mudahan itu pengalaman sekali saja," ujarnya.

Laks menuturkan, banyak hal yang ia ceritakan di dalam bukunya ini.

Baca: Wiranto Tantang Prabowo Subianto dan Kivlan Zen, Sumpah Pocong!

Baca: Disinggung Soal Perisitiwa Penculikan Aktivis Tahun 1998, Prabowo Subianto Jawab Begini

Baca: Selamat Tiga Kali dari Eksekusi Mati, karena Algojo Selalu Melakukan Hal Ini: Berikut kisahnya

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved