Hotman Paris Terbitkan Somasi Terbuka Soal Hoaks Tanah Prabowo, Langkah Praktis Terjun ke Politik?
Hotman Paris menuding ada berita bohong tentang dirinya. Lalu ia menulis somasi terbuka melalui akun media sosial, pekan lalu.
Waktu saya ditunjuk, bukan Prabowo yang datang ke saya. Sepertinya ya, saya tidak tahu pasti, saham-sahamnya Prabowo di empat PT ini sudah dialihkan ke perusahaan swasta nasional. Meskipun, dalam anggaran dasar, nama Prabowo masih ada.
Perusahaan swasta nasional ini yang menunjuk saya sebagai pengacara mereka. Jadi, mengenai kapan tanah ini di dapat? Saya tidak tahu. Saya hanya membela kasus IUP.
Anda sempat mengatakan, ada cadangan batu bara terbesar Indonesia di lahan tersebut. Benarkah?
Aku enggak tahu awalnya. Aku tahunya baru saat perkara. Waktu perkara itu di TUN Samarinda, waktu hari putusan, orang-orang bule banyak yang tiba di Balikpapan. Ternyata, dari Inggris banyak datang, dan itu dari pihak lawan.
Waktu itu, anak buah saya yang di Bandara Balikpapan kasih tahu, ternyata lahan ini punya cadangan batu bara ini besar. Dan sudah dipasarkan dan go public.
Apakah itu yang menjadi alasan, Anda kemarin melakukan klarifikasi mengenai pemberitaan, sampai menyebut hoaks?
Jadi ceritanya, saat debat capres kedua, aku di Bali. Tiba-tiba ada viral berita hoaks, katanya seolah-olah, saya menanggapi pernyataan Jokowi saat itu. Padahal, saya tidak pernah memberi pernyataan ke wartawan dan mereka membuat sendiri. Karena itu lah saya jawab dengan Vlog dan somasi.
Padahal kasus ini kan sudah lama berlalu. Mengapa baru muncul lagi?
Sudah lama. Tapi yang menyinggung karena hoaks itu tadi, maka saya harus jawab. Karena dianggap orang, saya berpihak politik terhadap salah satu. Padahal, dari dulu saya bilang netral. Saya tidak ikut-ikut. Semua politisi itu kan klien gue.
Siapa saja politisi yang pernah dibela?
Ketua Golkar yang sekarang, Pak Airlangga. Dulu, dia sering datang ke kantor gua. Hary Tanoe, (Ketua Umum Perindo dan bos grup MNC ), dia masih jadi klien gua. MNC group itu gua pengacaranya.
Paling lama ya itu, keluarga Hashim, keluarga Prabowo. Dulu itu, waktu krisis moneter, hampir semua perkaranya Prabowo, aku yang bela. Termasuk waktu perkara Kertas Indonesia (dahulu PT Kiani Kertas) itu aku yang bela. Tapi, itu semua murni bisnis. Hary Tanoe, kalau kasus besar MNC Group, itu, aku yang bela.
Jadi begitu alasan Anda tidak mau masuk dan terjun ke politik praktis?
Aku tidak mau ikutan politik, karena aku rasa kepribadianku tidak cocok. Dengan cara sebagai lawyer, bisa lebih bebas, aku bisa berdansa dengan wanita cantik mana pun. Tidak usah mempersulit diriku. Kenapa aku harus ikut dalam kemunafikan, gitu lho?
Apakah ada tawaran atau ajakan dari pihak pengurus partai politik agar anda masuk partai?