Rocky Gerung akan Hadiri Diskusi Pemilih Rasional di Jambi, Mau Hadir Tiketnya Rp 5000

Banyak orang tidak mengetahui sebenarnya Rocky Gerung merupakan dulu seorang dosen di Universitas Indonesia.

Penulis: Hendri Dunan | Editor: Duanto AS
IST
Rocky Gerung 

@FadhillahAisya3: Kata siapa pak, belum di jalani ini.. untuk kali ini saya debat anda pak ,yang baca twit pak rocky jgn sampai terpengaruh ya..
@angkusanang: Nikah itu bagian dari peradaban yang berhasil melindungi ras manusia dari kepunahan.

@sutriman1995: Lah gimana prof, kan kite yang mas

Siapa Rocky Gerung?

Berikut sederet fakta tentang Rocky Gerung, seperti dilansir TribunJogja.

1. Lahir di Manado

Rocky lahir di Manado pada 20 Januari 1959.

Saat ini ia sudah genap berusia 59 tahun.

2. Lulusan Universitas Indonesia (UI)

Rocky menempuh pendidikan S1 di UI pada 1986.

Ia kemudian memperoleh gelar sarjana sastra dari universitas tersebut.

Rocky Gerung
Rocky Gerung (Tribunnews)

3. Seorang Dosen

Saat ini, Rocky menjadi dosen di Departemen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI.

Ia juga merupakan peneliti di Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D).

Namun Kepala Humas Universitas Indonesia Rifelly Dewi Astuti mengatakan status Rocky di UI juga sebagai dosen tidak tetap.

"Beliau sudah lama tidak mengajar di UI, sehingga status beliau tidak aktif menjadi dosen UI," katanya.

4. Rektor UI sebut Hoax

"Gimana jadi dosen? Orang jadi dosen itu kan, syaratnya harus S2. (Jadi) Pecat gimana? Itu hoax," kata Rektor UI, Prof. Muhammad Annis.

Karena itu, ia mengharapkan, tidak ada yang mengkaitkan antara UI dengan Rocky Gerung.

Meski demikian, UI tetap mengakui Rocky merupakan salah satu alumni.

"Ya enggak lah (dosen). Alumni UI, ya jelas, Kapan pun dia alumni," ujar.

5. Aktivis Sejak Zaman Orde Baru

Saat Pilkada DKI Jakarta berlangsung pada tahun 2017 lalu, Rocky pernah mendapat surat terbuka dari perancang desain sepatu Niluh Djelantik.

Di surat yang ditulis di Facebook itu Niluh mengungkapkan kekecewaannya terhadap Rocky dan beberapa aktivis lain, karena membiarkan kampanye bernuansa sektarian terjadi.

Padahal, Niluh dan Rocky merupakan aktivis satu generasi sejak zaman Orde Baru, yang memperjuangkan nilai-nilai sama, yakni Hak Asasi Manusia (HAM), non-diskriminasi, non-sektarianisme, antikekerasan, sensitif gender, serta tata pemerintahan yang baik.

Namun kini, para aktivis itu sudah memihak pada kelompok tertentu.

6. Kritis Terhadap Pemerintahan Jokowi

Selama ini, Rocky sering berkomentar kritis terhadap Presiden Joko Widodo.

Belum lama ini, Rocky menyebut tangan dan otak Jokowi tidak sinkron saat Presiden mengungkapkan pendapatnya, tentang pidato Prabowo, tuduhan PKI, dan hal bernuansa SARA lainnya.

Namun, Rocky kemudian menghapus kicauan itu.

7. Bimbing Dian Sastro

Rocky Gerung mengatakan jika artis Dian Sastro dulu merupakan mahasiswa bimbingannya.

Hal tersebut ia ungkapkan melalui akun Twitternya yang diunggah pada Minggu (15/4/2018).

Awalnya Rocky Gerung menanggapi sebuah postingan tentang mantan mahasiswanya. Mahasiswa tersebut mengatakan bagaimana Rocky Gerung ketika mengajar di kelas.

Ia mengatakan jika Rocky Gerung adalah satu-satunya dosen yang dikawal dua doktor jika mau mengajar.

Tak hanya itu, diungkapkan jika melawan Rocky Gerung debat di kelas tidak boleh diam, harus dibalas dan main logika.

Semakin diam akan semakin habis 'dibancaki' oleh Rocky Gerung.

Menanggapi hal itu, Rocky Gerung kemudian mentakan jika dirinya suka dengan mahasiswa yang gila.

@rockygerung: Gue demen mahasiswa gila.

Akun @Bagol62 kemudian menyinggung Dian Sastro yang juga pernah menjadi mahasiswanya.

@Bagol62: Hahaha....@DianSastroFC Mahasiswa Anda Prof...Apa dia Jg Gila....hihihi.

Rocky Gerung lantas memberikan komentar jika Dian Sastro juga gila dan berotak tajam.

@rockygerung: Ya, Dian Sastro juga gila. Saya pembimbing skripsinya. Otaknya tajam, @therealDiSastr

Sekilas tentang perjalanan hidup

Mengutip dari wikipedia Indonesia, Rocky berkuliah di Universitas Indonesia pada 1979. Ia pertama kali masuk ke jurusan ilmu politik, yang saat itu tergabung dalam fakultas ilmu-ilmu sosial, sebelum memutuskan pindah ke jurusan ilmu filsafat dan lulus pada 1986.

Saat berkuliah, Rocky dekat dengan aktivis berhaluan kiri, seperti Marsillam Simanjuntak, Hariman Siregar, dan lain-lain.

Setelah lulus, Rocky Gerung kembali ke UI dan mengajar di departemen ilmu filsafat, hingga awal 2015.

Rocky berhenti mengajar lantaran keluarnya UU No. 14 tahun 2005 yang mensyaratkan seorang dosen harus minimal bergelar magister. Rocky hanya menyandang gelar sarjana.

Bersama tokoh-tokoh, seperti Abdurrahman Wahid dan Azyumardi Azra, Rocky merupakan ikut mendirikan Institut Setara, sebuah wadah pemikir di bidang demokrasi dan hak asasi manusia, pada 2005.

IKUTI KAMI DI IG:

 Heboh Pulpen Jokowi Saat Debat Pilpres Kedua, Segini Harganya

 Cara Achmad Zaky Menikahi Diajeng Lestari, Gayung dari CEO Bukalapak Bersambut

 Jokowi Dilaporkan ke Bawaslu atas Tuduhan Pelanggaran Pemilu, Apa yang Kira-kira? Ternyata

 Jokowi Datang Tengah Malam, Nelayan Tambaklorok yang Lagi Ngopi-ngopi Kaget

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved