Debat Capres 2019 Putaran Kedua
Saat Prabowo Kebingungan Jawab Pertanyaan Soal Unicorn dari Jokowi. 'Yang Online-online itu?'
Ya, pertanyaan itulah yang dilontarkan oleh Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) kepada Prabowo Subianto.
TRIBUNJAMBI.COM – Debat Calon Presiden 2019 Putaran Kedua nampak berjalan 'sengit' antara dua calon.
Banyak hal yang diperdebatkan dalam debat Calon Presiden 2019 putaran kedua ini.
Satu diantaranya mengenai Infrastruktur dalam perkembangan unicorn di Indonesia.
Ya, pertanyaan itulah yang dilontarkan oleh Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) kepada Prabowo Subianto.
Baca Juga:
Prabowo Nampak Tenteng dan Bawa Buku Ini saat Debat Capres 2019 Putaran Kedua
Selama 15 Jam Banjir Rendam Tempat Resepsi Pernikahan
Keamanan Filipina Acak Adul, Kopassus Dikirim Kawal Corazon Aquino: Menyamar Sebagai Paspampres
Mainan Matras Aktivitas, Dorong Perkembang Sensorik. Mulai Rp 200 Ribuan di di Bee Bee Mart Jambi
Kecanduan Film Dewasa Sejak Usia 12 Tahun, Wanita Ini Terobsesi Adegan Hard-Core. Sadar Setelah. . .
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto sempat kebingungan sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan capres nomor urut 01, Joko Widodo.
"Infrastruktur apa yang akan Bapak bangun untuk mendukung perkembangan unicorn Indonesia?" tanya Jokowi.
Moderator, Tommy Tjokro lantas mempersilakan Prabowo untuk menjawab.
Namun, Prabowo tidak langsung menjawab. Ia tampak kebingungan dengan kata unicorn dan mempertanyakan kembali ke Jokowi.

“Yang bapak maksud unicorn? Unicorn maksud apa itu? Yang online-online itu?,” tanya Prabowo ke Jokowi.
Jokowi pun hanya mengangguk.
Prabowo lantas memaparkan komitmennya untuk perkembangan unicorn di Indonesia. Jika terpilih, Ia akan memangkas sejumlah regulasi yang bisa memperlancar perkembangan startup unicorn di Indonesia.
"Kita kurangi regulasi, kurangi pembatasan karena mereka lagi giat-giatnya dan pesat-pesatnya berkembang. Saya akan dukung sebagai upaya memperlancar. Mereka juga mengalami kesulitan dalam arti merasa ada tambahan-tambahan regulasi. Mereka mau dipajaki rupanya dalam jaringan online. Ini yang mereka juga mengeluh," kata Prabowo.
Baca Juga:
Wakapolda Jambi Turun Langsung Jaga Ketertiban Masyarakat Saat Debat Capres Putaran Kedua
Jack Ma Terkaya di Dunia dengan Kekayaan Rp 525 Triliun: Ini Resep Sukes Jack Ma
Mahasiswa Penerima Beasiswa Lampaui Target Nasional, Dirjen Belmawa Apresiasi Kinerja Rektor Unja
Mampu Melawan Peluru Kendali Anti Tank: Ini Dia Tank Merkava Mark IV Milik Israel
Prabowo menegaskan mendukung perkembangan startup unicorn di Indonesia.
"Jadi saya menyambut baik, dinamika perkembangan seperti itu luar biasa pesatnya dan ini memungkinkan membuka peluang yang luar biasa. Saya mendukung hal seperti itu," ujarnya.
Program 1.000 Startup Baru
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengungkapkan, empat dari tujuh unicorn di ASEAN berasal dari Indonesia.
Jumlah itu, kata capres petahana ini, masih kurang. Jokowi ingin Indonesia memiliki lebih banyak lagi unicorn.
Untuk mendukung itu, Jokowi menuturkan, pemerintahannya saat ini sedang menyiapkan 1.000 Stratup baru.
"Stratup baru ini akan kita linkkan dengan inkubator-inkubator global agar memiliki akses supaya inovasi mereka bisa dikembangkan di negara-negara lain," ujar Jokowi dalam debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).

Jokowi juga mengatakan, pemerintahannya bakal memudahkan regulasi untuk mendorong lahirnya stratup.
"Kita dorong tanpa regulasi yang sangat ketat. Mereka mendaftarkan lewat online juga bisa," ujar Jokowi.
Untuk itu, Indonesia diharapkan bisa menyongsong revolusi industri 4.0 dengan sumber daya manusia yang berkualitas.
Selain itu, menurut Jokowi, pemerintahannya juga sedang membangun infrastruktur teknologi informasi.
Salah satunya adalah pembangunan palapa ring.
Baca Juga:
Tragedi Memilukan Bocah 4 Tahun Tewas Terpanggang, Karena Terjebak di Lemari; Begini Kisahnya
Pemkot Jambi Berangkatkan 25 ASN untuk Belajar ke Singapura
Beruang Masuk ke Perkampungan, Warga di Kerinci Resah Desak BKSDA Segera Tangkap
Panik, Dentuman di Parkir Timur Senayan, Saksi Lihat Bungkusan Putih Dilempar
Proyek pembangunan serat optik nasional ini, kata Jokowi, sudah hampir tuntas.
"Di Indonesia bagian barat sudah 100 persen selesai, Indonesia tengah 100 persen selesai, dan timur 90 persen. InsyaAllah Juni 100 persen selesai," ujar Jokowi.
Selain itu, Jokowi menuturkan, Indonesia terus mengembangkan sistem 4g yang saat ini baru 74 persen menjangkau wilayah Indonesia.
Jokowi menyebut akhir tahun ini seluruh wilayah Indonesia bisa mengakses sistem 4g.(*)
Prabowo Bawa Buku Ini Saat Debat Capres Putaran Kedua
Calon presiden Prabowo Subianto mengaku membawa buku "Why Nations Fail" di debat presiden 2019 putaran dua, Minggu (17/2/2019).
Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Prabowo saat menjawab pertanyaan para awak media setelah acara debat berakhir.
Saat menemui media di kawasan Hotel Sultan, tempat dilangsungkannya acara debat presiden 2019, Prabowo sempat ditanya buku apa yang dia bawa saat acara debat.
Prabowo sempat membawa satu buku saat mengikuti jalannya debat, dia mengaku jika sedang membaca dan mempelajarinya.
"Tadi bawa buku apa, Pak?" tanya seorang wartawan.
"Itu buku yang sedang saya baca, judulnya "Why Nations Fail," kata Prabowo, dikutip Tribunjogja.com dari siaran langsung Kompas TV.
Menurut penelusuran, "Why Nations Fail" merupakan buku karya Daron Acemoglu dan James Robinson.
Dilansir dari laman Whynationfail.com, buku ini berisi tentang ulasan komprehensif soal adanya negara kaya dan negara miskin, ditinjau dari beberapa faktor, misalnya kekayaan dan kemiskinan, kesehatan dan penyakit, serta makanan dan kelaparan.
Menurut penulis, adanya fenomena ini bukan soal budaya, nasib, bahkan takdir, melainkan adanya lembaga ekonomi dan politik yang dibuat dan dijalankan oleh manusia, yang menjadi dasar kesuksesan ekonomi.
Disebutkan bahwa Korea menjadi satu dari sederet contoh pembuktian bahwa aktor intelektual berpengaruh terhadap kemajuan negara.
Korea Utara termasuk dalam jajaran negara miskin di dunia, yang justru berbeda 180 derajat dengan saudara mereka, Korea Selatan.
Baca Juga:
VIDEO: Kampanye Ajakan Pemilu 2019, KPU Provinsi Jambi Adakan Lomba Melukis Mural
Janji Prabowo Jika Terpilih: Percepat Kemakmuran Rakyat
Janji Jokowi Jika Terpilih: Indonesia Akan Kurangi Pemakaian Energi Fosil
Acara Millenial Road Safety Festival, Walikota AJB Ajak Generasi Millenial Peduli Lalu Lintas
Dalam buku "Why Nations Fail" setidaknya terdapat tiga pertanyaan penting yang coba dijawab oleh kedua penulis.
1. China telah membangun mesin pertumbuhan yang otoriter, apakah itu akan bertahan dan tumbuh dengan cepat hingga bisa menyaingi negara Barat?
2. Apakah Amerika ada di belakangnya? Apakah kita bergerak dari lingkaran di mana para elit berusaha memperbesar kekuasaan, ke lingkaran setan yang memperkaya dan memberdayakan minoritas kecil?
3. Apa cara paling efektif untuk membantu memindahkan miliaran orang dari kemiskinan menuju jalur kemakmuran?
Buku "The Origin of Power, Prosperity, and Poverty: Why Nations Fail" karya Daron Acemoglu dan James Robinson telah dirilis sejak tahun 2012, terdiri dari setidaknya 546 halaman.
Buku ini juga sudah hadir dalam Bahasa Indonesia.
Saat Prabowo ditanya alasan dirinya membaca buku ekonomi-politik ini, dia menjawab dirinya bukan pesimis, tapi perlu belajar lagi soal negara lain.(tribunjogja)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: