Ratusan Ekor Monyet Serbu Permukiman di Lampung untuk Cari Benda Seperti Ini, ke Warung Soto
Warga RT 16, Lingkungan I, Kelurahan Bumi Waras, Bandar Lampung mulai merasa tak nyaman setelah ratusan satwa monyet turun ke permukiman warga.
TRIBUNJAMBI.COM - Ratusan ekor monyet menyerbu permukiman penduduk karena mencari benda.
Warga RT 16, Lingkungan I, Kelurahan Bumi Waras, Bandar Lampung mulai merasa tak nyaman setelah ratusan satwa monyet turun ke permukiman warga.
Monyet-monyet dari Bukit Kunyit kerap turun ke permukiman, bahkan sudah mendekati ke Jalan Yos Sudarso.
Tak sekadar turun, monyet-monyet masuk ke dalam rumah, lalu mengambil makanan.
Atap beberapa rumah warga juga rusak, karena monyet-monyet tersebut kerap berkeliaran di atas rumah.
Pantauan awak Tribun Lampung, Minggu (10/2/2019), belasan monyet turun hingga tepi jalur dua Jalan Yos Sudarso.
Beberapa di antaranya bergelantungan di pohon besar. Ada pula yang berkerumun di bangunan bekas bengkel, depan lokasi pembangunan Rumah Sakit Budi Medika.
Tamino, ketua RT 16 yang juga berjualan soto di pinggir Jalan Yos Sudarso, mengungkapkan, monyet turun dari Bukit Kunyit ke Gang Royal, permukiman warga, hingga SD Negeri 1 Bumi Waras.
Baca Juga:
Pacar Adi Saputra Sebut Akan Menikah Tahun Ini, 1000 Kebaikan Dikorbankan karena 1 Kesalahan
Jadwal Debat Pilpres 2019 Putaran Kedua Minggu (17/2), Ini Perbedaan dengan Putaran Sebelumnya
Curhat Asisten Susi Pudjiastuti di Instagram, Setelah 4 Tahun Akhirnya Fika Fawzia Pilih Berhenti
Hari ini Menteri Susi akan Kunker ke Kerinci, Ini Agendanya Selama 2 Hari di Kota Sakti
Monyet-monyet sering mengambil makanan penjual makanan di lingkungan setempat, termasuk di warung sotonya.
"Mungkin saking laparnya. Makanya saya nggak pernah pergi. Kalaupun pergi, tetap harus ada yang nungguin warung. Kalau nggak, monyet-monyet itu ngambil lontong sama kerupuk saya," tutur Tamino.
Kondisi demikian, menurut Tamino, sudah berlangsung kurang lebih setengah tahun terakhir.
"Turun sampai ke rumah saya juga. Pernah beli pisang untuk makanan burung, pas saya tinggal, habis. Telur-telur juga habis. Kami jadi resah," katanya.
Tamino menuturkan, monyet-monyet biasanya masuk ke rumah melalui pintu yang terbuka untuk mengambil makanan.
"Tapi kalau sampai gigit warga, belum pernah terjadi," imbuhnya.

Menurut Tamino, monyet-monyet tidak menyerang apabila mendapatkan makanan. Meskipun demikian, warga tetap khawatir seandainya monyet-monyet itu menyerang anak-anak.
"Memang ada yang ngelawan, yang ukuran besar. Tapi kalau kita kasih makan, nggak nyerang. Sepertinya turun karena memang lapar aja," ujar Tamino. "Takutnya gigit, terutama anak-anak. Kan bisa kena rabies," sambungnya.
Tamino mengungkapkan, jumlah monyet yang kerap turun ke permukiman warga bisa sampai seratusan ekor.
"Kurang lebih seratusan. Kan sekali beranak, tiga sampai empat ekor. Kayaknya beranak-pinak terus," katanya.
Heru, warga yang juga berjualan di tepi Jalan Yos Sudarso, membenarkan monyet-monyet kerap mengambil makanan.
"Turun ambil makanan kecil kayak tomat, sayur-sayuran," ujarnya.
Sebagai antisipasi, Heru biasanya mengusir monyet-monyet tersebut.
"Nggak tega kalau mau mukul. Antisipasinya cuma jagain dan simpan makanan," kata pengusaha warung makan ini.
Menghindari Ternak Sapi, Satu Orang Tewas Ditabrak Truk, Warga Gulingkan Mobil
Akhirnya Tuan Guru Bajang dan Ustaz Yusuf Mansyur Curhat, Bongkar Latar Belakang Jokowi
Pasukan Khusus Misterius Ini Lebih Hebat dari Kopassus, Namanya Den Harin: Lihat Aksinya
Heru merasa resah dengan kondisi tersebut. Meskipun warga sudah memasang asbes untuk penghalang, tetapi monyet-monyet tetap bisa membukanya.
"Yang turun banyak banget, sampai puluhan ekor. Tinggalnya di gudang itu. Biasanya turun pagi sama siang sekitar jam 3-an," ujarnya.
Eksploitasi Bukit
Kuat dugaan turunnya monyet-monyet ke permukiman warga lantaran eksploitasi Bukit Kunyit. Selama ini, bukit tersebut menjadi tempat tinggal monyet ekor panjang.
Tamino, ketua RT 16, memperkirakan, makanan sekaligus habitat monyet di Bukit Kunyit sudah habis.
"Kadang maklum juga monyet-monyet itu pada turun. Mungkin di bukit sudah nggak ada makanan. Bukit habis karena batunya dicongkeli (ditambang) terus," katanya.
Heru, warga yang berjualan, juga menduga monyet-monyet turun karena kehabisan makanan di Bukit Kunyit akibat eksploitasi berlebihan.
"Bukit itu habis dikeruk. Mungkin sudah nggak ada buah-buahan, makanya monyet-monyet turun cari makanan," ujar Heru.
"Ya harapannya monyet-monyet itu kembali lagi ke habitat aslinya daripada menyusahkan warga. Takut kejadian apa-apa," imbuhnya.

Pihak RT dan warga pun berharap pihak terkait mengambil tindakan terkait kondisi ini.
"Maunya ada penanganan, karena bukit itu sudah habis. Dulu kan banyak buah-buahan kayak mangga, alpukat, jambu monyet. Sekarang sudah nggak ada karena bukitnya habis," jelas Tamino.
Distan akan Turunkan Petugas
Dinas Pertanian Bandar Lampung berjanji mengambil langkah dengan menurunkan petugas. Tujuannya untuk mengecek informasi mengenai kerap turunnya monyet-monyet dari Bukit Kunyit ke permukiman warga.
"Kalau informasinya positif, nanti kami turunkan tim ke sana," kata Kepala Dinas Pertanian Bandar Lampung Agustini melalui ponsel.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam terkait penanganan satwa liar tersebut.
"Untuk satwa liar, kan ranahnya BKSDA. Kalau ada gigitan rabies, itu kewenangan kami," ujar Agustini.
Sementara warga dan pihak RT memastikan telah melaporkan kondisi tersebut ke kelurahan setempat.
"Tanggapannya, ya karena monyet-monyet itu kelaparan. Memang belum ada kejadian apa-apa. Mereka cuma ambil makanan," kata Tamino, ketua RT 16.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
Coba Tebak, Minuman Mana yang Paling Cantik Tampilannya ? Jawabanmu Tentukan Kepribadianmu
Sejarah Bom Molotov, Diambil dari Nama Menteri Hingga Digunakan Dalam Aksi Teror
Pramugari Garuda Indonesia Duduk Membeku Ketakutan, Peluru Kopassus Berhamburan Dalam Pesawat