Gubernur Tantang Demonstran Berkelahi di Kantor, Lihat Videonya

Peristiwa itu terjadi saat gubernur menerima perwakilan pengunjuk rasa yang menuntut evaluasi perubahan lahan menjadi kebun sawit di Sumut.

Editor: Duanto AS
Tribun Medan
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi marah kepada perwakilan demonstran, Jumat (8/2/2019) 

"Gayamu aja udah kayak diatas gubernur. Kau ngomong aku sopan, giliran awak ngomong ntah kemana-mana kau lihat," ujar Edy.

Lantaran kesal karena sudah tiga hari berturut-turut di demo oleh beberapa kalangan masyarakat, mahasiswa dan aktivis lingkungan.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi marah kepada perwakilan demonstran, Jumat (8/2/2019)
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi marah kepada perwakilan demonstran, Jumat (8/2/2019) (Tribun Medan)

Edy Rahmayadi akhirnya mengultimatum para perwakilan pengunjuk rasa.

"Kenapa gak kau demo orang Jakarta, kenapa kau demo sama aku. Bunyinya ini menjurus kepada Ijeck semuanya. Kau pasang spanduk itu di depan pintu, kau masukkan kendaraan jelek kau itu. Aku juga punya cara, jangan cara kau aja yang kau pikirin, cara aku gak kau pikirin," katanya dengan suara meninggi.

Mantan Pangdam I/BB ini juga meminta kepada masyarakat selalu memberikan masukan dengan cara tidak berdemo karena menggangu aktivitas para pengguna jalan atau yang sedang bekerja.

"Kasih saya masukan jangan kau demo di depan itu. Hormat aku sama kau kalau masih masukan, kubayar kau, serius saya loh ini," pungkasnya.

Anak gubernur kena pungli

Pungli atau pungutan liar bisa menyasar siapa saja, termasuk anak gubernur.

Ini merupakan pengalaman anak Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, yang kena pungli saat mengurus KTP.

Edy Rahmayadi mengungkapkan kekesalannya terhadap oknum kepala desa dan camat yang melakukan pungutan liar Rp 200.000 kepada anaknya saat mengurus KTP.

Kekesalannya itu terungkap saat Edy Rahmayadi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Deliserdang, pada Selasa (29/1/2019).

"Anakku mau ngurus KTP nyogok. Kades paok (bodoh) itu memang. Enggak ditanyanya dulu anak siapa kau. Anakku nyogok Rp 50.000 untuk dapatkan pengantar. Terus baru Rp 150.000 untuk ke kecamatan. Camat goblok," katanya di depan puluhan kepala desa di wilayah Deliserdang.

Namun, saat itu Edy Rahmayadi tak menyebut secara detail siapa dan di mana kejadian itu terjadi.

Dilansir dari Tribunnews, Gubernur Edy Rahmayadi juga sempat menyinggung beberapa hal terkait kinerja aparat sipil negara (ASN) di Deliserdang.

"Sehebat apa pun gubernurnya, sehebat apa pun bupatinya kalau kadesnya haw-haw saya yakin enggak akan bisa benar tempat (Deliserdang) ini. Apalagi, kalau camatnya enggak mau tahu," kata Edy Rahmayadi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved