Pasukan ISIS Takut Mati di Tangan Tentara Wanita Batalyon ke-2: Ternyata Alasannya Bikin Merinding

TRIBUNJAMBI.COM, BAGHDAD - Pasukan tentara yang seluruhnya beranggotakan para wanita Kurdi Irak kini

Editor: ridwan
Ilsutrasi --Tentara wanita anggota Batalyon Caracal 

TRIBUNJAMBI.COM, BAGHDAD - Pasukan tentara yang seluruhnya beranggotakan para wanita Kurdi Irak kini menjadi salah satu pasukan yang paling ditakuti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Selain takut dengan kemampuan dan keberanian para wanita Kurdi itu, para anggota ISIS sangat takut mati di tangan para prajurit perempuan itu.

Sebab, mereka yakin jika mati di tangan wanita, arwah mereka tidak akan diterima di surga. Pasukan yang ditakuti ISIS itu adalah Batalyon ke-2 yang berbasis di kota Sulaymaniyah, Kurdistan.

Pasukan ini beranggotakan 500 orang wanita di bawah komando Kolonel Nahida Ahmad Rashid (49).

Baca: Ustaz Ungkap Tekad Roger Danuarta Belajar Quran, Bukti Persiapan Menikahi Cut Meyriska Makin Kuat

Meski pasukannya sangat ditakuti ISIS, Kolonel Nahida memperingatkan para prajuritnya agar jangan sampai tertangkap ISIS atau yang di Timur Tengah disebut dengan nama Daesh.

Sebab, jika para prajurit wanita itu tertangkap, para anggota ISIS akan menyiksa, merudapaksa sebelum akhirnya membunuh mereka.

Karena itu, para prajurit wanita Kurdi itu selalu menyisakan satu peluru di senapan mereka untuk melakukan bunuh diri dalam kondisi sangat terpaksa.

Beberapa waktu lalu, ISIS pernah mengklaim telah memenggal Rehana, seorang prajurit wanita Kurdi, setelah menangkapnya dalam sebuah pertempuran di Suriah.

Baca: Takut Merugi dan Jadi Temuan BPK, Pemda Sarolangun Bakal Revisi Perda Terkait Sewa Ruko

Rehana, yang kabarnya telah membunuh 100 orang anggota ISIS itu, menjadi terkenal setelah fotonya sedang tersenyum dan membuat tanda kemenangan dengan jarinya menyebar di internet.

Namun, seorang jurnalis Kurdi Pawan Durani membantah klaim ISIS itu. Dia mengatakan, klaim ISIS itu adalah sebuah bentuk kepanikan.

"Rehana masih hidup dan sehat. Para pendukung ISIS hanya berupaya untuk mendongkrak mental mereka. Sang Harimau Betina masih terus berburu," ujar Durani.

Baca: Pengacara Ungkap Perubahan Sikap Ahmad Dhani Setelah Dipenjara

Pasukan perempuan Kurdi ini juga dikagumi karena dianggap sebagai bentuk persamaan derajat wanita di kawasan yang dikenal tak memedulikan hak-hak wanita.

"Kami bertempur seperti pria dan mati seperti pria. Sepupu saya gugur saat memerangi Daesh. Dia sangat pemberani," kata prajurit Renas Jamal (23).

Tiga jam perjalanan dari kota Irbil yang terletak di pegunungan Sulamaniya, pasukan elite etnis Kurdi, Peshmerga, terlihat tengah berlatih keras.

Baca: Oli Campur Minyak Goreng, Bikin Performa Motor Meningkat Suara Jadi Halus

Mereka terlihat memiliki persenjataan yang baik, sangat disiplin, dan siap bertempur untuk mempertahankan wilayah Kurdi.

Namun, yang sedang berlatih itu bukanlah pasukan Peshmerga biasa sebab semua anggotanya adalah para wanita Kurdi.

Pimpinan pasukan elite wanita ini adalah Kolonel Rasheed yang ikut mendirikan pasukan khusus wanita ini pada 1997 untuk menggulingkan Saddam Hussein yang telah membunuh pamannya.

Tiga saudara laki-laki Rasheed juga bergabung dengan Peshmerga dan kini tengah bertempur di kota Kirkuk.
"Kami mengatakan kepada para komandan di Kirkuk bahwa kami sudah siap memerangi pasukan ISIS," kata Kolonel Rasheed.

Baca: Raih Status Pos Kamling Terbaik, Begini Cara Warga RT 55 Kelurahan Eka Jaya, Aktivkan Pos Kamling

"Pasukan wanita ini memiliki pengalaman tempur dan kami juga berlatih sama kerasnya dengan para pria," tambah Rasheed.

Tugas utama pasukan wanita ini adalah membantu melindungi kota-kota dan pedesaan di wilayah Kurdistan.
Jumlah pasukan wanita ini memang belum terlalu banyak, yaitu 600 orang.

Namun, Rasheed yakin, meski berjumlah sedikit, pasukan perempuan ini memiliki determinasi yang tinggi. Salah seorang anggota pasukan wanita ini adalah Dari (19).

Dia mengatakan sudah lama ingin bergabung dengan pasukan ini sebab ibunya juga adalah seorang pejuang.

"Saya menjadi anggota Peshmerga untuk melindungi Kurdistan dari musuh yang ingin menyerang kami. Kami harus tetap bersatu saat ini," kata Daria.

Baca: Cabai Tak Ada Harganya, Petani Kulonprogo Buang, Bongkar dan Hancurkan Ladangnya

Pasukan perempuan Kurdi memiliki sejarah panjang di kawasan itu dan para wanita yang bergabung dalam Tentara Pembebasan Kurdi (PKK) terkenal sangat efektif dengan semangat tempur yang tinggi.

Setelah pernah merasakan pertempuran melawan pasukan Saddam Hussein, kini pasukan perempuan Peshmerga siap untuk menghadapi serangan militan ISIS jika diperlukan.

Baca: Baju-baju Kesayangan Nissa Sabyan Laku Puluhan Juta Rupiah, PM Pakistan Ternyata Gandrung Suaranya

Pada saat angkatan darat Irak terpecah belah, sejauh ini Peshmerga masih mampu menjaga persatuan dan menempatkan keamanan Kurdistan di atas kepentingan agama dan politik.

Mereka adalah satu-satunya kekuatan yang bersatu di dalam sebuah negeri yang tengah terpecah belah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Batalyon Ke-2, Pasukan Perempuan Kurdi yang Ditakuti ISIS", (Sumber Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved