Danjen Kopassus Kaget Bukan Main Panglima TNI yang Sedang Marah Banting Baret Merah Dihadapannya

Bahkan baret merah kebanggaan Kopassus tersebut dibating di dalam ruangan Danjen Kopassus di markas Korps Baret merah.

Editor: bandot
net
Baret Merah kebanggan Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Komandan Jenderal Kopassus kaget bukan main melihat panglima TNI yang dulu Panglima ABRI membanting baret merah kebanggan Kopassus di hadapannya.

Bahkan baret merah kebanggaan Kopassus tersebut dibating di dalam ruangan Danjen Kopassus di markas Korps Baret merah.

Aksi mengejutkan tersebut terjadi saat Sintong Panjaitan menjabat sebagai Danjen Kopassus, dan Benny Moerdani menjabat sebagai Panglima ABRI.

Dihadapan Danjen Kopassus, Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) dan Wakil KASAD, Benny yang disodori baret merah langsung membantingnya ke meja hingga jatuh ke lantai.

Rupanya hal ini lupana kekesalan Benny Moerdani yang pernah didepak dari Kopassus.

Kisahnya waktu itu Benny merupakan prajurit andalan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kini bernama Kopassus.

Benny telah malang melintang di berbagai pertempuran saat menjadi bagian korps baret merah.

Baca: Digembleng Keras oleh Kolonel Moeng, Sosok Ini Disegani Karena Misi Berbahaya & Jadi Danjen Kopassus

Baca: Kisah Kopassus Mencari Putra Raja Minyak Hilang di Papua, yang Dihantui Suku Pemakan Manusia

Mulai dari operasi Trikora, Dwikora, pemberantasan Permesta Benny menjadi sosok terdepan di medan tempur dengan menyandang baret merah.

Ketika bergabung dengan pasukan RPKAD Benny Moerdani yang pada tahun 1962 berpangkat Mayor.

Ia bahkan pernah memimpin pasukan untuk menyusup ke Irian Barat (Papua) dalam operasi tempur bersandi Pasukan Naga.

Benny Moerdani
Benny Moerdani ()

Namun pada akhirnya Benny Moerdani didepak dari Kopassus karena membela Lettu Agus Hernoto anggota yang terluka karena perang.

Agus Hernoto yang cacat dipindahkan dari Kopassus, hal ini membuat Benny Moerdani meradang, pasalnya Agus Hernoto merupakan sosok pemberani yang bertempur di medan perang.

Benny pun berani menentang keputusan atasannya.

Ceritanya dalam pertempuran sengit melawan pasukan marinir Belanda, salah seorang anak buah Benny, Lettu Agus Hernoto mengalami luka tembak di kedua kakinya dan pada bagian punggung sehingga terpaksa ditinggalkan di medan laga.

Belakangan Agus tertangkap pasukan marinir Belanda sewaktu melakukan operasi pembersihan dan kemudian ditawan.

Pasukan Belanda sendiri memperlakukan Agus sesuai konvesi Jeneva, ia dirawat hingga sembuh tapi kedua kakinya terpaksa diamputasi mengingat luka tembaknya sudah membusuk.

Setelah operasi Pasukan Naga selesai dan Irian Barat kembali ke pangkuan RI, Agus meskipun mengalami infalid dan memakai kaki palsu masih bertugas di lingkungan RPKAD dan satu batalyon dengan Benny Moerdani.

Suatu kali (1965) terjadi kebijakan di lingkungan RPKAD yang salah satu keputusannya adalah prajurit invalid tidak boleh bergabung lagi dengan RPKAD.

Kolonel Inf. Agus Hernoto
Kolonel Inf. Agus Hernoto (Kompas.com)

Atas keputusan itu Benny Moerdani menyatakan ‘protes’ terhadap kebijakan komandan RPKAD waktu itu, Moeng Pahardimulyo.

Benny bersikeras prajurit seperti Agus Hernoto harus tetap berada di satuan RPKAD mengingat jasa dan pengorbanannya bagi bangsa serta negara yang demikian luar biasa.

Atas sikap ‘mbalelo’ itu, Benny kemudian dipanggil KASAD Jenderal Achmad Yani dan berakibat didepaknya Benny dari satuan RPKAD.

Benny yang kemudian dipeindahkan ke Kostrad lalu ditarik oleh tokoh intelijen Ali Murtopo, hingga akhirnya menjadi orang nomor satu di dunia intelijen Indonesia.

Baca:

Bukti Dugaan Kebersamaan Reino Barack dan Syahrini di Kediaman Reino, Dari Jendela Hingga Kursi

8 Ratu Sinetron yang Berubah Drastis Penampilannya, Cantik Mana Dulu Atau Sekarang?

Video Viral Murid Aniaya Guru di Gresik, Disdik Heran Guru Diam Saja, Mediasi Berlangsung

5 Menit Hapus Plak Secara Alami, Praktis Cara Menghilangkan Karang Gigi dan Memutihkan Gigi

Viral Video Murid Aniaya Guru di Gresik, Toyor-toyor, Guru Diam Saja, Ini Kata Kadisdik dan Dewan

Karier Benny bahkan terus melesat dan menjabat sebagai Panglima TNI.

Suatu kali sebagai Panglima TNI, pada tahun 1985 Jenderal Benny diundang Kopassus (semula RPKAD) untuk memberikan baret merah kehormatan Kopassus kepada Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Sultan Iskandar.

Sebelum memberikan baret kehormatan Jenderal Benny beristirahat di ruang komandan Kopassus, Brigjen Sintong Panjaitan.

Benny Moerdani
Benny Moerdani ()

Hadir pula di ruang kerja Sintong, KASAD Jenderal Try Sutrisno, Wakil KASAD Letjen TNI Edi Sudrajat dan Wakil Komandan Kopassus Kolonel Kuntara.

Jenderal Benny lalu diberikan baret merah Kopassus oleh Sintong tapi di luar dugaan baret malah dibanting oleh Benny ke meja dan terpelanting jatuh di lantai.

Semua Perwira Tinggi yang berada di ruang Sintong terkejut melihat Benny yang begitu marah dan berwajah seram.

Sintong Pandjaitan memimpin RPKAD merebut kembali gedung RRI
Sintong Pandjaitan memimpin RPKAD merebut kembali gedung RRI ()

Rupanya Jenderal Benny masih sangat marah terkait dirinya pernah didepak sebagai anggota RPKAD di era kepemimpinan Kolonel Moeng Parhadimulyo.

Tapi menjelang upacara pemberian baret kehormatan Kopassus kepada Raja Malaysia, Jenderal Benny ternyata bersedia mengenakan baret merah kebanggaan Kopassus, semua jadi lega dan upcara pun berjalan lancar. (Agustinus Winardi)

(Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2009).

Subscribe Youtube Tribun Jambi

Baca:

Motornya Dipreteli, Warganet Saran Putusin, Pacar Adi Saputra Malah Ingatkan Soal Rencana Menikah

Jokowi Sempat Remehkan Usaha Dua Anaknya, Kini Usaha Markobar dan Sang Pisang Berkembang Pesat

Habib Luthfi Ungkap UAS Punya Silsilah Keturunan Nabi Muhammad, Diberi Gelar Syaikh Abdul Somad

TERUNGKAP Isi Percapakan UAS dan Mbah Maimoen, Gus Yasin Beberkan Seperti Guru dan Murid

Tak Hanya Puji Jokowi, Yusuf Mansur Juga Pernah Sebut Maruf Amin Sebagai Guru. Lalu Sandiaga ?

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved