Somasi & Gugat Mark Zuckerberg Rp 1 Triliun, Siapakah Sebenarnya Abu Janda? Apa Pekerjaannya?
Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda melayangkan surat somasi Rp1 triliun kepada CEO dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg atas tuduhan
Somasi & Gugat Mark Zuckerberg Rp 1 Triliun, Siapakah Sebenarnya Abu Janda? Apa Pekerjaannya?
TRIBUNJAMBI.COM - Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda melayangkan surat somasi Rp1 triliun kepada CEO dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg atas tuduhan dirinya termasuk produsen fitnah Saracen.
Hal itu dilakukan Abu Janda yang didampingi lebih dari 10 kuasa hukum dari FMP Law Firm saat mendatangi perwakilan kantor Facebook di kawasan Gatot Subroto.
Baca: Datang Mengendap-endap, Tahu-tahu Musuh Hancur, Kopassus Pakai Sandi Rahasia Remeh Temeh
Baca: Heboh Abu Janda akan Gugat Facebook, Terungkap Pekerjaan Dia Sebelum Aktif di Medsos, Keren Banget!
Baca: Usai Diberi Tahu Ballon dOr 2018 untuk Luka Modric, Cristiano Ronaldo Marah
"Alasan saya karena katanya menurut temuan mereka, Page Abu Janda followers-nya 500 ribu bagian dari Saracen dan nama saya disebut jelas," kata Arya di Capital Place, Jumat (8/2).
Arya menyatakan somasi dilayangkan karena dirinya tak terima dituduh menjadi bagian Saracen. Somasi ditegaskan tak semata-mata karena akun Facebooknya ditutup.

"Ini kami kasih waktu empat hari buat Facebook membersihkan nama saya dan mengembalikan akun saya yang di-banned. Kalau dalam empat hari tidak dibuat clear, serius kami akan gugat ke pengadilan materiil dan Kepolisian soal UU ITE," tuturnya.
Abu Janda meminta agar pihak Facebook cukup membuat rilis melalui Facebook News Room dan menegaskan Permadi Arya bukan bagian Saracen dan kemudian mengaktifkan kembali akunnya.
Menurut dia, langkah itu diambil atas dasar riset dan penelitian tim hukumnya yang menemukan Facebook siap mengikuti proses hukum di negara yang berperkara, dalam kasus ini Indonesia.
Beberapa hal menjadi pertimbangannya sebelum melayangkan somasi Rp1 triliun kepada Mark Zuckerberg, salah satunya adalah pencemaran nama baik.
Baca: Usai Diberi Tahu Ballon dOr 2018 untuk Luka Modric, Cristiano Ronaldo Marah
Baca: Komandan Kopassus Hilang 18 Hari di Hutan Papua, Ternyata Alami Hal Tak Masuk Nalar
"Tuduhan serius ini merugikan sekali. Menghancurkan nama saya, membuat saya kehilangan pekerjaan saya, dan tuduhan saracen ini serius bisa buat saya tersangkut hukum," ucapnya.
Kendati demikian, tim Arya tak bisa bertemu langsung dengan perwakilan Facebook. Surat somasi pun dititipkan melalui perwakilan manajemen gedung.
"Ini kan formalitas saja. Toh yang ingin digugat Mark Zuckerberg," ucap Arya.
Tim Facebook pun hanya memberikan kartu sebagai tanda terima surat dan meminta tim Arya mengakses Facebook.com/help untuk bantuan lebih lanjut atau mengakses Quick Help link pada laman Facebook untuk melaporkan permasalahan.
Kuasa hukum Arya, Vinsensius Mendrova menyatakan akun kliennya sempat diretas oknum tak dikenal pada September 2018. Hal itu langsung dilaporkan kepada Facebook setelah menerima notifikasi nomor dan email Arya dihapus dari akun itu.
"Tiba-tiba tanpa klarifikasi itu 1 Februari 2019, klien kami melalui pemberitaan internasional bahwa FB page Abu Janda bagian saracen. Ini diblokir," ucap Vinsen.
Sebelumnya, Facebook Inc menghapus 207 halaman, 800 akun Facebook, 546 grup, serta 208 akun Instagram Indonesia yang diduga berkaitan dengan sindikat berita palsu, Saracen.
Beberapa akun yang dihapus adalah akun Permadi Arya (halaman), Kata Warga (halaman), Darknet ID (halaman), berita hari ini (Grup), ac milan indo (Grup).
Head of Cybersecurity Policy Nathaniel Gleicher, melalui keterangan resminya, menyatakan ratusan akun yang dihapus tersebut berhubungan dengan sindikat Saracen. (*)

Siapa sebenarnya Abu Janda? Apa Pekerjaannya?
Melansir dari artikel di Tribun Timur, banyak orang bertanya tanya siapakah Abu Janda, pegiat media sosial yang kerap usai tampil di ILC Tv One itu.
Hal ini akhirnya terjawab saat Abu Janda menjadi bintang tamu di E-talkshow Tv One.
Pada kesempatan itu Abu Janda akhirnya mengungkap apa pekerjaannya sebelum dia terkenal seperti sekarang.
"Dulu saya bekerja di sebuah perusahaan Jepang," katanya.
Saat masih bekerja di perusahaan itu pada 2014 Permadi Arya membuat tokoh fiksi di media sosial berakun Abu Janda al-boliwud.
Apes, saat akun ini semakin populer bos Abu Janda di perusahaan Jepang itu tahu.
"Saya dipanggil dan disuruh memilih. Pilih pekerjaan atau jadi Abu janda. Dan saya memilih Abu Janda," katanya.
Lantas setelah dipecat apa pekerjaan dia sekarang?
Abu Janda mengatakan dirinya kini lebih banyak jadi motivator dan diundang berbagai kelompok diskusi.
Walau demikian Abu Janda membantah jika dirinya mencari uang dengan profesi sebagai penggiat media sosial.
"Saya tidak cari uang di medsos. Saya menolak segala macam endorse," katanya.
Berikut videonya:
Terkuak kebohongan Abu janda soal 'Bakmi Felix'
Melalui akun instagram pribadinya, Abu Janda, membagikan kisahnya setelah kalah debat dengan Felix Siauw.
Ia mengunggah nasibnya sekarang yang memilih berjualan bakmi.
Melalui postingan itu Abu Janda juga menyatakan diri pensiun dari dunia 'persilatan'.
Mengingat diirinya sebagai penggiat media sosial mungkin yang dimaksud yakni pensiun dari gemerlap lini masa.
Untuk mengisi masa pensiunnya, Abu Janda mengaku menjual bakmi dengan resep spesial dari Timur Tengah yang bernama resep Turki Utsmani.
Entah apakah pernyataan Abu Janda ini sungguhan atau sekedar sarkasme semata.
"Karena kalah debat dengan kokoh Felix.. maka bersama ini saya memutuskan untuk "gantung mic" pensiun dari dunia persilat lidahan eh maksudnya persilatan"
"Adapun untuk mengisi masa pensiun ini, saya memutuskan untuk memulai usaha kuliner. saya namakan usaha Bakmi saya dengan nama orang yg mempensiunkan saya, sebagai pengakuan rasa salut saya"
"Jadi buat para fans saya disini.. jangan lupa mampir, dijamin tidak akan kecewa karena bakmi saya lain daripada yg lain pakai resep spesial dari Timur Tengah yang bernama resep Turki Utsmani."
"Jadi kokoh Felix boleh klaim jadi orang yg paling tahu soal Turki Utsmani.. tapi saya yakin saya satu-satunya orang Indonesia yang paling paham resep Bakmi Turki Utsmani."
"Abu Bakmi Al-Turki Usmani, #SepuluhPembeliPertamaMasukSorga," tulis Abu Janda.
Netizen penasaran dan terus menanyakan maksud sesungguhnya postingan Abu Janda tersebut.
Pasalnya terlihat dalam foto Abu Janda berfoto di depan sepanduk 'Bakmi Felix' yang menunjukan nama lawan bicaranya saat di ILC.
Tak perlu menunggu lama netizen kembali menemukan kebohongan Abu Janda tentang 'Bakmi Felix' itu.
Adalah akun facebook Maya Ummu Azka menemukan hal mengejutkan.
Ia menyapaikan bahwa kedai 'Bakmi Feklix' tersebut rupanya sudah beroperasi sejak tahun 2015.
Maya juga menangkap upaya provokasi dari Abu Janda.
Pasalnya 'Bakmi Felix' yang di terletak di jakarta Barat itu ternyata adalah warung yang terang-terangan menyebut produknya mengandung babi, makanan yang haram bagi umat Islam.
Berikut postingan lengkap Maya Ummu Azka yang diunggah di akun facebooknya (11/12):
Jangan mau dibohongi badut penipu permadi arya. jangan terjebak memviralkan postingan dagelannya.
Itu bukan kedainya, dia hanya mengolok-olok.
Mudah sekali mengecek kebenarannya. tinggal googling, tak butuh waktu bermenit2.
Cek tanggal postingan, pada tahun 2015 bakmi ini sudah ada.
Dan lihat, bakmi ini mengandung babi.
#BeSmart
Netizen pun mengecam upaya provokasi Abu janda tersebut.
Puspita Satyawati: Gosip murahan... Serendah itukah kualitasnya? In syaa Allah setiap kebohongan akan berbalik pd dirinya sendiri
Zahida Ummu Sausan: Abu gosok kbnykn makan micin..,bohongx udah terkenal dmana"
Helmisuzanty Ols: Allah buka aibmya abu janda dgn kebodohannya sendiri.
Ummu Naqiya Shaliha: Mana ada cerita orang macam tu mau mengakui kekalahan..
Sebut ILC Sandiwara, Begini Reaksi Karni Ilyas
Pada salah satu video yang beredar di twitter, Abu Janda mengatakan program Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk '212: Perlukah Reuni?' di TV One, Selasa (5/12/2017), hanyalah akting dan sandiwara.
Hal tersebut tampak pada video yang diposting akun @Lime_return di twitter pada Minggu (10/12/2017).
Sontak, postingan tersebut menjadi perbincangan netizen. Tak sedikit yang me-mention akun host ILC Karni Ilyas @karniilyas dan akun program tersebut @ILC_tvOnenews
@rastomo: Gimananih bang @karniilyas bertahun2 ILC sdh dianggap menjadi tontonan ygpunya content intelektualitas yg berbobot kok dibilang sandiwara
@MudjiburRohman: @Lime_return Sebaiknya bung @karniilyas @ILC_tvOnenews menuntut @ustadabujanda , terlepas itu smua si abu kucluk ini bikin emosi karena ketololannya (emoji)
@Hijrah_DL: @Lime_return @abang_bg Halo @karniilyas @ILC_tvOnenews Segera klasifikasi.. Hentikan Fitnah ini..
@kenyem70: @Lime_return Bang @karniilyas kata @ustadabujanda ILC hanya akting doang?? Bener begitu bang?? Sm sj dong dg sinetron2
yg alay itu, gak bermutu! Mhn pencerahanya, matur tengkyu....
@fatinpane: Cc @ILC_tvOnenews @karniilyas Apa benar kata abu janda bhw acara ilc, khususnya edisi reuni 212, itu settingan? Ada skenarionya jg?
Hingga saat ini, belum ada konfirmasi dari Karni Ilyas.
Hanya saja, ia me-retweet sejumlah kicauan di twitter.
Beberapa diantaranya sebagai berikut:
@LawanPolitikJKW: Prnyataan ini tdk betul. Saya 2 kali ikut ILC tdk pernah ada arahan akting apapun. Bebas ngomong yg penting bertanggung jawab. Iki wong edan..!! @ILC_tvOnenews @karniilyas
@saidid: Saya sering jadi nara sumber @ILC_tvOnenews - ini jelas salah. Nara sumber sama sekali tdk ada komunikasi sebelumnya dg host Bang @karniilyas bahkan giliran bicara pun tdk pernah diberitahu
Kicauan akun @saidid pun mendapat respon dari netizen lain, diantaranya @sutisna_w: @saididu @ILC_tvOnenews @karniilyas Jawaban Bung @karniilyas sudah jelas, kalau tak pandai menari jangan salahkan lantai terjungkat.
Seperti diketahui, usai ILC Karni Ilyas memposting di akun twitter-nya dengan menuliskan, "Kalau kamu tak pandai menari, jangan lantai kamu bilang terjungkat (jangan lantai kamu salahkan),"
Pada program tersebut hadir sejumlah narasumber. Selain Abu Janda, hadir Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dengan Fadli Zon, dai KH M Al Khaththath, ustadz Felix Siauw, pengacara Eggi Sudjana, budayawan Sujiwo Tejo, ustadz Felix Siauw, dan musisi Ahmad Dhani.
Juga pengamat politik Rocky Gerung, anggota DPR RI Komarudin Watubun, dan penggiat media sosial Denny Siregar, Ketua Pengurus Besar NU Marsyudi Suhud, Koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi/JIAD Aan Anshori, cendikiawan Muslim Asyumardi Azra, serta via video conference pakar hukum tata negara Mahfud MD.
Gelar wicara ini menarik perhatian hingga kemudian menjadi perbincangan melalui media sosial karena perdebatan antara ustadz Felix dengan Permadi atau lebih populer dikenal Ustadz Abu Janda Al Boliwudi. (ilham arsyam/tribun-timur.com)