Sosok Buniarti Ningsih 'Ahok' Akhirnya Muncul, Ungkap Masa Lalu BTP dan Alasan Berjiwa Keras
"Mama, mereka setelah saya kasih ayam langsung lari pulang bawa itu kotak semirnya, mungkin mereka ingin segera pulang...." kata Buniarti Ningsih.
"Mama, mereka setelah saya kasih ayam langsung lari pulang bawa itu kotak semirnya, mungkin mereka ingin segera pulang, berikan ayam itu pada anak dan mamanya," kenang Buniarti.
TRIBUNJAMBI.COM - Akhirnya, Buniarti Ningsih muncul ...
Ahok alias BTP menyebut Buniarti Ningsih sebagai sosok yang semangat dan keberaniannya tak kalah dibanding anak usia 17!
Rupanya keberanian sang ibu tercinta itu menitis ke putra tercinta, siapa kalau bukan BTP !
"Mama saya berusia 73 tahun di bulan april tahun ini dengan semangat dan keberaniannya tidak kalah dengan anak usia 17 tahun," tulis BTP tentang sosok mamanya, TribunStyle.com kutip dari Instagram Ahok.
Siapakah Buniarti Ningsih?
Yang pasti, di balik keberanian dan semangat, dialah sosok ibunda yang amat memahami karakter putranya.
FB LIVE:
"Ajak mama, nenek dan kakek naik VW di Bali," sebut Ahok lewat InstaStory di Instagram.
Rupanya bebas penjara membuat Ahok berkesempatan jalan-jalan ke Bali mengajak mama, kakek dan neneknya.
Baca Juga:
Nenek Zumi Zola Meninggal Dunia, Inilah Latar Belakang Keluarga Nurdin yang Kaya Raya
Penerawangan Wanita Indigo Tentang Pernikahan Syahrini, Naomi Bilang Reino Barack Ragu
Model Cantik Anggia Chan Lengket ke Vicky Prasetyo, Paparkan Sosok Pria yang Taat Salat 5 Waktu
SUDAH DIBUKA Pengumuman Rekrutmen PPPK 2019 di sscn.bkn.go.id, Jumat (8/2) Pukul 16.00
Sosok Ahok di Mata Ibundanya
Ahok selalu identik dengan sifat keras dan tegas tak kenal kompromi bagi mereka yang korupsi dan menyalahi aturan.
Itu citra Ahok semasa menjabat Gubernur Jakarta.
Menurut sang ibu, Buniarti Ningsih, sifat keras Ahok sebenarnya berasal dari rasa kesalnya terhadap keterpurukan kondisi di sekitarnya sejak dia masih kecil.
Dia pun menceritakan tentang kepedulian Ahok kepada tukang semir sepatu.
Buniarti menceritakan, saat itu Ahok masih menjadi siswa SMA.
"Waktu itu, di Jakarta baru dibuka toko ayam Kentucky yang pertama di Plaza Gajah Mada atau di mana ya. Pokoknya Pak Ahok lihat ada tukang semir sepatu yang ngintip-ngintip lewat jendela," tutur Buniarti Ningsih, dikutip dari Kompas.com .
"Lalu, dia kasih semua uang sakunya untuk belikan tukang semir sepatu itu ayam. Dia cerita ke saya, 'Mama, mereka setelah saya kasih ayam langsung lari pulang bawa itu kotak semirnya, mungkin mereka ingin segera pulang, berikan ayam itu pada anak dan mamanya," kenang Buniarti, seperti dilansir antaranews.com.
"Jadi, dia itu keras karena kesel, kenapa ada orang susah? Kenapa orang korupsi? Padahal dulu orang mau berjuang demi negara," kata Buniarti.
Bukan hanya Ahok, Basuri pun, menurut Buniarti, juga memiliki jiwa sosial yang tinggi.
"Kalau yang ini, dulu, suka ambil uang di apotek enggak dikembalikan lagi karena di sini kadang-kadang masyarakat enggak punya duit, lalu dia ambilin obat di apotek, enggak dibayar."
"Jadi, sebagai orangtua, kalau ada anaknya sosial, kita enggak boleh marah, kita harus ikut gembira," kata Buniarti, mengakhiri ceritanya.
Kondisi Kesehatan Gemini Memburuk, Simak Update Zodiak Hari Ini Jumat 7 Februari 2019
Penerawangan Wanita Indigo Tentang Pernikahan Syahrini, Naomi Bilang Reino Barack Ragu
Jenazah Hj Hasanah Dimakamkan di Samping Makam Nurdin Hamzah, Nenek Zumi Zola Meninggal
Sementara itu, adik ketiga Ahok, Hari, mengatakan, abangnya itu sudah sejak kecil suka mengatur.
"Mungkin karena anak pertama, suka ngatur, jadi sekolah teknik. Anak kedua, suka merawat, jadi dokter. Kalau saya lebih suka ke kesenian dan keindahan," kata Hari.
Riwayat Keluarga Orangtua Ahok / BTP
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok / BTP adalah putra pertama dari Alm. Indra Tjahaja Purnama (Tjoeng Kiem Nam) dan Buniarti Ningsih (Boen Nen Tjauw).
Ia lahir di Belitung Timur, Bangka Belitung pada tanggal 29 Juni 1966.
Basuki memiliki empat orang adik, yaitu Basuri Tjahaja Purnama (dokter PNS dan mantan Bupati di Kabupaten Belitung Timur), Fifi Lety Indra (praktisi hukum), Harry Basuki (praktisi dan konsultan bidang pariwisata dan perhotelan), dan Basu Panca Fransetio yang meninggal dunia di usia remaja.
Keluarganya adalah keturunan Tionghoa-Indonesia dari suku Hakka (Kejia).
Masa kecil Basuki lebih banyak dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, hingga selesai menamatkan pendidikan sekolah menengah tingkat pertama.
Mengutip Wikipedia, setamat dari sekolah menengah pertama, ia melanjutkan sekolahnya di Jakarta.
Di Jakarta, Basuki menimba ilmu di Universitas Trisakti dengan jurusan Teknik Geologi di Fakultas Teknik Mineral.
Selama menempuh pendidikan di Jakarta, Ahok diurus oleh seorang wanita Bugis beragama Islam yang bernama Misribu Andi Baso Amier binti Acca.
Setelah lulus dengan gelar Insinyur Geologi, Basuki kembali ke Belitung dan mendirikan CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT Timah pada tahun 1989.
Basuki menikah dengan Veronica, kelahiran Medan, Sumatera Utara, dan dikaruniai 3 orang putra-putri bernama Nicholas Sean Purnama, Nathania Berniece Zhong, dan Daud Albeenner Purnama.
Basuki menceraikannya pada tahun 2018, ia mendapatkan hak asuh anak kedua dan ketiga.
Asal Mula Panggilan 'Ahok'
Nama panggilan "Ahok" berasal dari ayahnya.
Mendiang Indra Tjahja Purnama ingin Basuki menjadi seseorang yang sukses dan memberikan panggilan khusus baginya, yakni "Banhok".
Kata "Ban" sendiri berarti puluhan ribu, sementara "Hok" memiliki arti belajar.
Bila digabungkan, keduanya bermakna "belajar di segala bidang."
Lama kelamaan, panggilan Banhok berubah menjadi Ahok.
Pendidikan anak
Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah atas, Basuki melanjutkan studinya di jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Trisakti dan mendapatkan gelar Insinyur pada tahun 1990.
Basuki menyelesaikan pendidikan magister pada Tahun 1994 dengan gelar Master Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.
Karier bisnis Ahok
Pada tahun 1992 Basuki mengawali kiprahnya di dunia bisnis sebagai Direktur PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand(GPS) pada tahun 1995.
Pada tahun 1995, Basuki memutuskan berhenti bekerja di PT Simaxindo Primadaya.
Ia kemudian mendirikan pabrik di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur.
Pabrik pengolahan pasir kuarsa tersebut adalah yang pertama dibangun di Pulau Belitung, dan memanfaatkan teknologi Amerika dan Jerman.
Lokasi pembangunan pabrik ini adalah cikal bakal tumbuhnya kawasan industri dan pelabuhan samudra, dengan nama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).
Pada akhir tahun 2004, seorang investor Korea berhasil diyakinkan untuk membangun Tin Smelter (pengolahan dan pemurnian bijih timah) di KIAK.
Investor asing tersebut tertarik dengan konsep yang disepakati untuk menyediakan fasilitas komplek pabrik maupun pergudangan lengkap dengan pelabuhan bertaraf internasional di KIAK. (TribunStyle.com/*)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Tak Terekspos! Inilah Buniarti Ningsih, Sosok Ibunda Ahok 'Keberaniannya Tidak Kalah Anak Usia 17
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
Inilah Model Cantik yang Kena Pepet Vicky Prasetyo, Anggia Chan Ngaku Siap Dinikahi
Karang Gigi? Jangan Khawatir, Lakukan 6 Cara Ini dari Bahan Alami Memutihkan Gigi, Mudah Banget
Tangisan Pecah Duka di Bandara Sultan Thaha Jambi saat Jenazah Tiba
Nenek Zumi Zola Meninggal Dunia, Inilah Latar Belakang Keluarga Nurdin yang Kaya Raya
Mayor Umar Nekat Minum Air Aneh Suguhan Warga, Kisah Kopassus Jinakkan 3.000 Pemberontak Sudan