Pernah di Pasukan Siluman Sat 81, Inilah Wawancara Ekslusif Danjen Kopassus I Nyoman Cantiasa
I Nyoman Cantiasa jebolan dari Kopassus, dan lama berada di Sat 81 Kopassus yang terkenal sebagai pasukan siluman yang mempunyai kemampuan mengerikan
Dia melanjutkan, orang Bali dan anak-anak mudanya luar biasa dan berprestasi di masing-masing bidangnya.
Disebutnya, sudah banyak buktinya.
"Kalau ingin masuk tentara, kita berharap orang-orang yang masuk tentara adalah saringan pertama jadi bukan karena tidak beberapa tidak lulus di suatu tempat jadi baru ke tentara, bukan begitu. Walaupun semua punya peluang. Bagi generasi muda yang merasa terpanggil membela negara jangan ragu-ragu masuk tentara. Peluang banyak,"
"Apalagi saya melihat orang Bali itu banyak orang-orang hebat. Jadi jangan ragu. Dan itu sudah banyak bukti, banyak berhasil di angkatan darat, di laut di udara, di kepolisian. Bahwa, sumber daya manusia masyarakat Bali itu banyak yang berprestasi. Kalian adalah harapan bangsa ini," jelas dia dengan meyakinkan.
Menyoal Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/81/I/2019 tanggal 25 Januari 2019 itu, dirinya mengakui selalu punya mimpi untuk menjadi yang terbaik.
Ditanya, mungkin sebelumnya pernah bermimpi menjadi seperti sekarang, kata dia semua prajurit tentu punya cita-cita.
Baca: Daftar Lengkap 49 Caleg DPRD dan DPD Eks Koruptor, Partai Golkar, Gerindra, Hanura, Paling Banyak
Baca: Praka Nasrudin Gugur Ditembak KKB, Tangis Keluarga Pecah, Panglima TNI Instruksikan Hal Ini
Baca: Raffi Ahmad Ungkap Alasan Hijrah, Masalah Rumah Tangga? Suami Nagita Slavina Blak-blakan Karena Ini
"Prajurit punya cita-cita, mimpi, ingin mencapai apa yang dia harapkan. Kalau prajurit komando jelas, kalau prajurit kopassus ingin mencapai puncaknya. Yaitu menjabat Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus. Dan Puji Tuhan, Astungkara, saya mendapatkan amanah ini, saya sangat gembira dan bahagia. Bahwa mimpi saya bisa terwujud. Tapi tentunya sebagai prajurit TNI saya ingin mencapai yang lebih tinggi lagi. Yang penting step by step dulu," ucapnya dengan nada optimistis.
Lebih jauh, ditanya mengenai pesan bagi Krama Bali, apalagi memasuki pesta demokrasi, ia menekankan akan kedamaian dan keamanan di Bali.
"Yang pertama, karena Bali merupakan central of gravity-nya Indonesia, menjadi tim tujuan wisata dari seluruh dunia, maka kita berharap masyarakat Bali sebagai tuan rumah harus bisa menjaga nama baik Bali,"
"Di Bali itu harus damai, tidak ada anarkis, tidak ada kekacauan, tidak ada konflik. Memang di Bali penuh dengan keragaman, penuh dengan kebhinekaan, penuh dengan berbagai macam suku, agama, pendatang, WNI, WNA, tapi semua perbedaan itu jadikan kekuatan, jadikan suatu warna, bahwa tidak semua daerah atau provinsi punya keunikan seperti ini," ujarnya, filosofis.
"Mungkin di seluruh dunia yang paling banyak kunjungannya ialah di Bali, Indonesia. Kita sebagai tuan rumah, tidak memandang suku, ras, agama, komunitas, golongan, yang penting tinggal di Bali harus menjaga kedamaian Bali,"
"Karena apa, kalau Bali terjadi konflik atau kerusuhan, orang lain tepuk tangan. Jadi saya mengimbau tolong jaga kerukunan, kedamaian, jaga keamanan dan bersatu membangun negeri," ujarnya lagi.
Yang kedua, kata dia ialah waspadai berita hoax.
Dia mengimbau masyarakat lebih cerdas, jangan menelan mentah-mentah informasi yang dapat menimbulkan adu domba.
"Kan sekarang ini ada namanya proxy war, maka masyarakat harus cerdas dengan media sosial. Jangan termakan dan ditelan mentah-mentah. Apalagi yang menyangkut adu domba. Karena sejarah itu akan berulang. Kita dulu dijajah oleh Belanda yang di-divide et empera (politik pecah belah). Sekarang topeng itu bergerak ke media sosial di jaman yang serba maju ini. Jangan sampai kita diadu domba lagi,"