Pilot Hebat TNI AU Ini Ngamuk, Banting Makanannya Depan Para Jenderal Karena Nasib Anak Buahnya
Sosok pendek dan kekar itu merupakan pilot andalan TNI AU dalam setiap misi di dalam perang.
Dia jadi legenda karena kepiawaian dan kenekatannya.
Teman sesama pilot di dalam dan luar negeri sampai geleng-geleng kalau lihat Leo menerbangkan pesawat tempur.
Sebutan 'orang gila', 'pilot handal', 'jenius', 'G-Maniac' disematkan pada Leo saat dia beraksi di udara.
Demikian dikutip dari Dinas Penerangan TNI AU.
Pria kelahiran Singkawang, Kalimantan Barat 3 Juli 1927 itu kemudian dikirim berlatih menjadi pilot tempur pesawat 'pancar gas' di inggris tahun 1954.
Indonesia membeli de Havilland DH-115 Vampire yang merupakan pesawat tempur bermesin jet pertama AURI.
Lagi-lagi Leo jadi yang paling jago.

Dua tahun kemudian dia kembali dikirim ke Rusia untuk mempelajari jet tempur MiG 15 dan 17.
Pesawat terbaik pada masa itu. Lalu dia ke Mesir untuk mempelajari aneka teknik pertempuran.
Karir Leo melesat secepat pesawat jet yang dikemudikannya.
Mulai dari komandan skadron pesawat pancar gas hingga menjadi Panglima Angkatan Udara Mandala dengan pangkat Komodor Udara tahun 1962.
Usianya saat itu baru 35 tahun dan sudah menjadi jenderal bintang satu.
Komodor Leo Wattimena juga dikenal egaliter dan selalu memperhatikan para prajuritnya lebih dulu.
Saat mempersiapkan misi penyerbuan Irian Barat, Leo melihat para prajurit cuma diberi makan tempe.

Padahal mereka akan diterjunkan di belantara Irian dan belum tentu pulang dengan selamat.