Ingin Kuasai Dili, Kisah Berdarah Kopassus Berperang vs Tropaz, Pasukan 'Sangar' Didikan Portugis

Pasukan pemberontak yang sungguh kuat dan disebut sebagai tentara didikan pasukan Portugis harus dihadapi TNI kala itu.

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/TribunJambi.com
Fretilin vs Kopassus 

Tanpa ba-bi-bu, Soegitu menarik picu senapan otomatisnya.

Rentetan peluru kaliber 7,62 mm segera menyiram dan menghabisi orang-orang berseragam hijau itu.

Dili dipenuhi suara tembak menembak hari itu.

Senapan serbu AK-47 milik Kopasandha versus senapan G3 standar NATO milik Tropaz dan Fretilin.

Siang harinya, pasukan baret merah itu berhasil menguasai Pelabuhan.

Anggota Kopassus
Anggota Kopassus (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Letkol Soegito menggunakan sebuah bangunan yang belum jadi untuk markas Grup.

Dia mulai bisa mengontak pasukannya yang berceceran.

Di sinilah Soegito menerima kabar Mayor Inf Muji Raharjo tertembak di bagian leher. Lukanya sangat parah. Namun ajaib, nyawanya masih bisa tertolong.

Dia bisa sembuh karena peluru tidak merobek syarafnya.

Kota Dili bisa direbut hari itu juga. Pasukan Tropaz dan Fretilin mundur ke gunung untuk meneruskan perang Gerilya.

Kemenangan yang harus dibayar mahal dengan gugurnya 19 anggota Kopasandha dan 35 prajurit Yonif Linud 501.

Sementara dari pihak musuh sedikit simpang siur.

Ada yang menyebut 122 orang Pasukan Tropaz tewas, ada juga yang mencatat 105 orang. Selain itu puluhan pucuk senjata G-3 juga berhasil direbut.

Dua TNI Gondrong Saling Tatap dengan Anggota Fretelin dan Terjadi Hal Mengerikan Ini

Melihat penampilan seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), terbayang dibenak sosok tegap, berambut cepak dan gagah berani.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved