Pengajuan Kreditnya Ditolak, Seorang Wanita Nekat Lepas Semua Pakaian di Depan Manajer Bank

Seorang wanita berusia 20 tahunan, nekat membuka pakaiannya di depan manajer sebuah bank di Rusia setelah permintaan pinjamannya

Editor: Fifi Suryani
IST/VKontakte via Daily Mail
Potongan rekaman video memperlihatkan perempuan bernama Yulia Kuzmina ketika mengajukan pinjaman. Dia membuka baju dan tampil bugil di depan manajer bank setelah pinjamannya ditolak. 

Skandal "perbankan bawah tanah" di China terbongkar. Terdapat ratusan mahasiswa dipaksa foto selfie bugil, sebagai jaminan bayar utang.

Setidaknya ada 10 GB data serupa yang tersebar online, lengkap dengan kontak dan alamat para korban.

Media lokal, China Youth Daily mewartakan ada 167 foto bugil dan video intim berisikan mahasiswi rentang usia 19-23 tahun.

Banyak pelajar, buruh, dan penduduk di daerah terpencil memiliki riwayat kredit di pusat referensi Bank Sentral China, sistem perbankan yang akan mencatat informasi kredit warga dan dapat dilihat oleh publik secara online.

Jika terdaftar di sistem tersebut, mereka tidak bisa meminjam uang dari bank atau lembaga keuangan tradisional. 

Diperkirakan, lebih dari 500 juta penduduk China berada dalam kelompok ini.

Mereka menjadi target empuk dari platform peminjaman peer-to-peer, atau metode peminjaman uang yang mempertemukan peminjam dan pemberi pinjaman secara online.

Platform lintah darat itu biasanya memiliki kesadaran risiko yang rendah dan mematok bunga yang sangat tinggi.

Para mahasiswa yang tidak memiliki aset sebagai jaminan adalah konsumen utama kredit online yang dengan mudah menawarkan pencairan dana dalam hitungan jam, cukup dengan mengisi beberapa formulir.

 "Saya mendapat 5.000 yuan (sekitar Rp 10,3 jutaan) sebagai pinjaman yang cari hanya dalam waktu kurang dari tiga menit setelah mengirim foto dan video bugil saya kepada peminjam," aku salah satu korban.

Bunga yang dikenakan untuk pinjaman tersebut sebesar 27 persen per bulan.  Jika mereka gagal mengembalikan pinjaman, biasanya akan ditangani di luar hukum yang tentu akan lebih merugikan.

Sayangnya, penolakan bank dan lembaga keuangan tradisional dengan alasan "bukan klien berkualitas", sering menjadi alasan utama mereka memilih lintah darat karena kebutuhan uang tunai yang mendesak dan tidak diperlukannya jaminan.

Kasus serupa sebelumnya juga sempat menjadi topik utama media China, yakni tentang rentenir yang tidak bermoral, tekanan keuangan pada pelajar, dan apakah perempuan berhak menyerahkan foto-foto mereka.

Dilansir KompasTekno dari South China Morning Post, Kamis (29/11/2018), para analis mengamati hal ini sebagai indikasi meningkatnya konsumerisme di China, sistem keuangan yang belum berkembang dan buruknya sistem peminjaman uang bagi pelajar.

Bank Ping An melaporkan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata pinjaman konsumen di China, kecuali pegadaian, sebesar 28 persen.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved