'Misteri' Pelukis Bali yang Menolak Menjual Karya pada Presiden, Akhirnya Sakit di Akhir Hayatnya
Selain Presiden Soekarno, Presiden Soeharto juga orang yang menyukai karya-karyanya. Tapi pelukis ini menolak menjualnya karena punya alasan...
Untuk menghargai jasanya, Raja Ubud dari Puri Saren, Tjokorde Gde Agung Sukawati memberinya hadiah tanah seluas dua hektar.

Di atas tanah inilah Blanco membangun sebuah rumah tinggal dan galeri lukisannya yang saat ini dikenal dengan nama Blanco Renaissance Museum yang dibangun pada tahun 1998.
Antonio Blanco meninggal dunia pada 1999 setelah bergelut dengan penyakit ginjal dan hati.

Bakat seninya kemuian menurun pada satu-satunya anak laki-laki yang ia miliki, ya Mario Blanco tadi.
Berbeda dari ayahnya, Mario lebih suka melukis benda-benda mati dan alam di sekitarnya.
KemenPAN-RB Siapkan 100 Ribu Formasi untuk Penerimaan CPNS 2019 Maret - Simak Trik Ini Agar Lulus
Ramalan Cuaca BMKG di 33 Kota Rabu 23 Januari 2019 hingga Wilayah yang Akan Alami Cuaca Ekstrem
Banjir Bandang di Makasar & 5 Kabupaten Lain, Video Rumah Terseret Banjir Jeneponto & Korban di Gowa
Salah satu keunikan yang dipertahankan Mario adalah pigura lukisan yang tidak sembarangan.
Misalnya, ada sebuah lukisan yang disimpan dengan pigura terbuat dari susunan sabun batang.
Ada pula pigura yang terbuat dari kayu dan sabut kelapa. Semua pigura disesuaikan dengan tema lukisan.
Mario Blanco juga memiliki studio lukis yang terletak di komplek museum ini.
Selain studio lukis, ada pula rumah tinggal keluarga dan penangkaran burung-burung eksotis seperti burung jalak bali, burung rangkok dan kakak tua paruh bengkok.
Beberapa burung yang sudah jinak sengaja dibiarkan bebas di atas dahan di dekat pintu dan bisa diajak berfoto bersama.
Pengunjung bisa berfoto bersama burung kakak tua di Museum Blanco, Ubud Intisari/Aulia
Menurut para staf di museum ini, Mario Blanco telah memiliki izin penangkaran burung yang resmi.
Semua spesies burung yang dirawat dan dilestarikan di museum ini adalah spesies yang terancam punah.
Bahkan awalnya jalak Bali yang ada di museum ini jumlahnya hanya tiga ekor, kini sudah mencapai ratusan ekor.
Lingkungan museum sengaja dibuat asri dengan pepohonan yang banyak dan berbagai tumbuhan berbunga yang indah.