Sangat Menyedihkan, Bocah 17 Tahun ini Bawa Jasad Ibunya Gunakan Sepeda Butut, Tetangga Tak Membantu

Bocah 17 tahun asal Odisha India ini berjalan kaki kurang lebih sejauh 5 km, demi menuju tempat peristirahatan terakhir ibunya yang tak lain

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Daily Mirror
Saroj yang membawa jenazah ibunya 

Sayang, tak sedikit pun orang yang peduli padanya. Para tetangga menolak untuk membantu memakamkan ibunya yang meninggal

TRIBUNJAMBI.COM - Kisah pilu dirasakan oleh seorang pria muda yang masih berusia 17 tahun.

Dirinya harus berjalan tanpa arah meminta bantuan untuk mengkremasi jenazah ibunya yang dibawa menggunakan sepeda butut keliling desa hingga kota.

Saroj, bocah 17 tahun berjalan tertatih dengan sepeda bututnya berharap orang-orang peduli padanya.

Sayang, tak sedikit pun orang yang peduli padanya. Para tetangga menolak untuk membantu memakamkan ibunya yang meninggal.

Baca Juga:

Meski Ibukota Kabupaten, Ternyata Masih Ada Tempat di Muara Sabak Barat, Belum Teraliri Listrik

Bukannya Takut Malah Lakukan Hal Nekat Ini, Saat Soekarno Ditodong Meriam Dibentak Tentara

Gaya Busana Aurel Hermansyah yang Kerap Tampil Seksi dan Cantik, Ini Album Gaun Cut Out-nya

Wakili Bupati, Lantik 211 Pejabat Eselon III dan IV, Sekda Muarojambi Sampaikan Ini

Pasukan Khusus AS Tidak Berkutik Berhadapan dengan Kopassus, Ini Sederet Faktanya

Diwartakan Daily Mirror pada Jum'at (18/1/2019), sungguh malang nasib Saroj, terlahir dalam ekonomi yang sulit, ayahnya pun juga sudah tiada.

Kini ia merana, hidupnya tinggal sebatang kara. Pada akhirnya ia juga harus kehilangan ibunya.

Bocah 17 tahun asal Odisha India ini berjalan kaki kurang lebih sejauh 5 km, demi menuju tempat peristirahatan terakhir ibunya yang tak lain adalah hutan.

Ya, di hutan adalah tempat di mana Saroj akan memakamkan ibunya seorang diri dan menggali kuburnya sendiri.

Tetangga menolak membantunya hanya karena, mereka miskin dan terlahir dari kasta paling rendah.

Nasib ibunya pun juga sungguh ironis, ia meninggal hanya karena perkara kecil soal air.

Wajah tegar Saroj yang membawa jenazah ibunya
Wajah tegar Saroj yang membawa jenazah ibunya (Daily Mirror)

Awalnya ibunya, Jangki (45) berjalan untuk mendapatkan air, sayang ia pingsan dalam perjalanan, hingga akhirnya ia dinyatakan meninggal.

Saroj yang panik pergi dan berbicara pada tetangganya, di Karlabahali, Odisha, India, tetapi tak ada satu pun yang peduli padanya.

Dengan tertatih dibantu sepeda buntutnya, Saroj membawa jenazah ibunya yang dibentangkan di belakangnya.

Dia juga telah meminta bantuan pada penduduk setempat untuk mengkremasi jenazah ibunya.

Tetapi, jawaban yang mucul selalu sama, mereka menolaknya karena Saroj dan keluarganya berasal dari kasta yang lebih rendah.

Baca Juga:

Mengintip Rumah Baru Nikita Mirzani, dari Barang Mewah Hingga Kabarnya Dilengkapi Lift

Dua Kali Mobilnya Terbalik, Offroader Wanita Asal Jambi Ini Justru Bilang Offroad Asyik

Mujarabnya Khasiat Daun Jambu Biji Bagi Kesehatan Bila Dikonsumsi Rutin, Obat Jantung Bahkan Kanker

Rumah di Pulau Sisilia Berpemandangan Indah Ini Dijual Hanya Rp 16 Ribu, Tertarik? Ini Syaratnya

Video: Detik-detik Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi Mengundurkan Diri di Kongres PSSI 2019

Orang-orang yang menyaksikan bagaimana Saroj membawa jenazah ibunya melemparkan pertanyan, "Apa yang kau bawa?" kata seorang lelaki dalam sebuah video.

Saroj hanya menjawabnya dengan lirih, "Ini ibuku."

Saroj membawa jenazah ibunya ke tempat peristirahatan terakhirnya
Saroj membawa jenazah ibunya ke tempat peristirahatan terakhirnya (Daily Mirror)

Kisah ini adalah kisah nyata bagaimana sistem kasta masih melekat dalam stigma masyarakat di India.

Sistem kasta di India dikatakan telah berusia sekitar 3.000 tahun.

Orang-orang Hindu, dibagi dalam kelompok hierarkis yang kaku dan mengacu pada karma (pekerjaan) dan Dharma (Agama dalam bahasa Hindu), kutip BBC.

Sistem ini sejatinya sudah dilarang oleh pemerintah India untuk mendiskriminasi kelompok tertentu sejak 1950.

Tetapi sistem ini masih digunakan di desa-desa terpencil di India, sebagai bagian dari keyakinan mereka.

Baca Juga:

Cara Soekarno Merayakan Resminya Ia Sebagai Presiden Pertama Indonesia, Cuma dengan 50 Tusuk Sate

Bosan Dengan Tempat Liburan yang Itu-Itu Saja, Tempat Wisata di Tanjabtim Ini, Patut Dicoba

Nasib Tragis Soekarno di Akhir Kepemimpinannya, Minta Nasi Kecap untuk Sarapan Saja Tak Ada

Tahun Ini TNI Kedatangan 4 Unit Helikopter CH-47 Chinook, Begini Performanya Saat Evakuasi

Edy Rahmayadi Mundur dari PSSI, Mengaku Dirinya Tahan Hinaan, Tapi Sang Anak Minta Ini

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul 'Kisah Pilu Bocah yang Membawa Jasad Ibunya Seorang Diri ke Pemakaman Setelah Tetangga Menolak Membantunya'

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved