Nasib Tragis Soekarno di Akhir Kepemimpinannya, Minta Nasi Kecap untuk Sarapan Saja Tak Ada
Menciptakan kemerdekaan bagi Indonesia, ayah Megawati Soekarno Putri ini ternyata di akhir kepemimpinannya dalam pesakitan.
TRIBUNJAMBI.COM - Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno merupakan sosok yang dikenal tegas dan pemberani.
Menciptakan kemerdekaan bagi Indonesia, ayah Megawati Soekarno Putri ini ternyata di akhir kepemimpinannya dalam pesakitan.
'Sang Fajar' julukan Soekarno merupakan sosok yang berwibawa dan disegani.
Namun di akhir masa kepemimpinannya, permintaan sederhana ini pun di tolak untuknya.
Baca Juga:
Saat Soekarno Marah Besar, Hanya Polisi Ini yang Mampu Menghadapinya, Selalu Diandalkan Paspampres
Pesan Ahok BTP Soal Pilihan Pilpres 2019, Ada Permintaan Khusus ke Ahokers, Kutip Soekarno
Pernyataan Soekarno yang Bikin Dunia Geger, PM Malaysia Tun Abdul Razak Sampai Ketar-ketir
Dari Dokumen Rahasia CIA Terungkap, John F Kennedy Dibunuh Gara-gara Faktor Presiden Soekarno
Kisah-kisah tentang mantan presiden Soekarno memang selalu menarik untuk dibahas.
Termasuk kisah tragis kehidupan presiden Soekarno di akhir masa kepemimpinannya.
Kisah ini diambil dari buku bertajuk Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno.
Buku ini ditulis oleh Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana, Hendri F. Isnaeni, M.F Mukti dan diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas 2014.

Pada suatu pagi di Istana Merdeka, Soekarno minta sarapan roti bakar seperti biasanya.
Langsung dijawab oleh pelayan, “Tidak ada roti.” Soekarno menyahut, “Kalau tidak ada roti, saya minta pisang."
Dijawab, “Itu pun tidak ada.” Karena lapar, Soekarno meminta, “Nasi dengan kecap saja saya mau.”
Lagi-lagi pelayan menjawab, “Nasinya tidak ada.” Akhirnya, Soekarno berangkat ke Bogor untuk mendapatkan sarapan di sana.
Baca Juga:
Kecelakaan Fatal Tanjakan Gentong, Satu Keluarga di Dalam Mobil Agya Terjepit Hingga Tewas
Kisah Jokowi Muda, Mencicil Buat Rumah, Hingga Harga Tanah Sekitarnya Melejit Saat Jadi Presiden
Edy Rahmayadi Mundur dari PSSI, Mengaku Dirinya Tahan Hinaan, Tapi Sang Anak Minta Ini
Dapur Rumah Hilda Vitria Jadi Sorotan Karena Sempit, Berbanding Terbalik dengan Gaya Glamornya
Curah Hujan Turun, BPBD Tebo Tetap Pastikan Status Siaga Banjir Hingga Akhir Januari
Maulwi Saelan, mantan ajudan dan kepala protokol pengamanan presiden juga menceritakan penjelasan Soekarno bahwa dia tidak ingin melawan kesewenang-wenangan terhadap dirinya.
“Biarlah aku yang hancur asal bangsaku tetap bersatu,” kata Bung Karno.
Di saat lain, setelah menjemput dan mengantar Mayjen Soeharto berbicara empat mata dengan Presiden Soekarno di Istana.
Maulwi mendengar kalimat atasannya itu, ”Saelan, biarlah nanti sejarah yang mencatat, Soekarno apa Soeharto yang benar.”
Maulwi Saelan tidak pernah paham maksud sebenarnya kalimat itu.
Baca Juga:
Vanessa Angel Pasang Tarif Rp 40 Juta, Nilai Ditransfer Sampai Rp 80 Juta karena Mark Up
OffRoad Competition Walikota Cup 2019 di Pal X, 80 Offrouder Adu Tangkas di Final
Luna Maya Curi Perhatian di Pernikahan Edric Tjandra, Gaunnya Perlihatkan Belahan Dada
Wabup Ikuti Jalan Santai dan Senam Bersama Kejari Muarojambi
Ketika kekuasaan beralih, Maulwi Saelan ditangkap dan berkeliling dari penjara ke penjara.
Dari Rumah Tahanan Militer Budi Utomo ke Penjara Salemba, pindah ke Lembaga Pemasyarakatan Nirbaya di Jakarta Timur.
Sampai suatu siang di tahun 1972, alias lima tahun setelah ditangkap, dia diperintah untuk keluar dari sel.
Ternyata itu hari pembebasannya. Tanpa pengadilan, tanpa sidang, namun dia harus mencari surat keterangan dari Polisi Militer agar tidak dicap PKI.
“Sudah, begitu saja,” kenangnya. (*)
(Intisari Online/ Yoyok Prima Maulana)
Artikel ini sudah tayang di GridHot dengan judul "Kisah Tragis Kehidupan Bung Karno di Akhir Kepemimpinannya, Minta Nasi Kecap untuk Sarapan Saja Ditolak"
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: