Pulih dari Lumpuh, Pria Asal Serdang Begadai, Jalan Kaki ke Banyuwangi, Temui Sang Ibu, Ini Kisahnya

Dia menganggap penyakit lumpuh itu adalah teguran dari Allah kepadanya yang kerap meninggalkan perintah Allah.

Editor: Deni Satria Budi
surabaya.tribunnews.com/sutono
Amiruddin saat singgah di Jombang, Jawa Timur. Amiruddin jalan kaki dari Sumatera Utara ke Banyuwangi untuk memenuhi nazar mencium kaki sang ibu. 

TRIBUNJAMBI.COM - Amiruddin, warga Kampung Mandailing, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara, mendadak terkenal di media sosial.

Pria berusia 44 tahun ini, jalan kaki dari Sumatera Utara ke Banyuwangi, demi untuk memenuhi nazarnya, bertemu dengan sang ibu.

Di Banyuwangi, dia ingin menemui ibunya di Kecamatan Ketapang. Total jarak yang ditempuh untuk misi itu adalah 2.961 km. Apabila ditempuh dengan jalan kaki tanpa henti, perjalanan diperkirakan memakan waktu 580 jam lebih.

Perjalanan Amir (sapaan akrabnya), dimulai pada 20 November 2018 lalu. Disambut sejumlah netizen di Jombang, Amir menyempatkan waktu untuk berbincang.

Baca: Banyak Netizen Tak Percaya Pria Ini Naik Haji dengan Jalan Kaki, Faktanya Terjadi Hal Luar Biasa

Baca: Bocor! Dua Sosok ini Jadi Saksi Pernikahan Basuki Tjahaja Purnama Pada Tanggal 15 Februari 2019

Baca: Tersebar di Media Sosial, Foto dan Video Mes*m Vanessa Angel dengan Durasi Panjang & Pendek

Ia bercerita, dia melakukan perjalanan itu untuk memenuhi nazar karena penyakit lumpuhnya secara ajaib sembuh.

"Saya sudah tujuh bulan lumpuh. Waktu mau salat subuh, kaki saya tiba-tiba tidak bisa diangkat. Kata dokter itu gejala tulang keropos. Padahal usia saya masih 44 tahun," sebut Amir.

Kelumpuhan itu benar-benar menjadi pukulan berat bagi Amir. Namun, ia berusaha mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang dialaminya.

Dia menganggap penyakit lumpuh itu adalah teguran dari Allah kepadanya yang kerap meninggalkan perintah Allah.

Baca: Ingin Menyeberang Sungai dengan Rakit, Satu Keluarga Tenggelam Bersama Mobil Taft yang Mereka Naiki

Baca: Basuki Tjahaja Purnama Dikabarkan Menikah Tanggal 15 Februari, Nama Bripda Puput Kembali Mencuat

Baca: Pasukan Royal Malaysia Regiment & Pasukan Inggris Mendadak Tewas Karena Remehkan Marinir TNI AL

"Banyak dosa. Misalnya warga lain salat Jumat, saya malah asyik mabuk sama teman-teman. Salat saya lima waktu bolong-bolong. Saya anggap lumpuh itu sebagai teguran. Justru setelah lumpuh, saya jadi rutin salat malam. Sebelum lumpuh malah tidak sama sekali," ujar Amir, mengisahkan.

Selama hampir tujuh bulan, dia praktis tidak bisa melakukan aktivitas normal karena lumpuh. Untuk hidup dan aktivitas sehari-hari, dia menggantungkan kepada kakak perempuan dan para tetangganya.

Memasuki pertengahan bulan ketujuh sejak dia lumpuh. Malam itu, Amir menunaikan salat tahajud. Dalam doanya, Amir bernazar akan berjalan kaki menuju rumah ibundanya di Banyuwangi, jika diberi kesembuhan.

"Saya nazar, bertekad jalan kaki ke rumah Ibu, ingin sujud di kaki Ibu, perempuan yang telah melahirkan saya. Itu nazar saya. Sebagai anak, saya merasa punya banyak salah kepada ibu," bilang Amir.

Keajaiban datang keesokan. Malam dia bernazar itu, tiba-tiba paginya Amir bisa mengangkat kaki untuk jalan. Pelan-pelan dia bisa berjalan normal.

Baca: Disebut Prabowo Indonesia Hanya Mampu Berperang 3 Hari, Ini Deretan Kisah Nyata TNI Gegerkan Dunia

Baca: Prabowo Subianto Sentil Kepala Desa Ditangkap di Debat Pilpres 2019, Inilah Faktanya

Baca: Daftar Harga Motor Matic 150 CC Terbaru 2019 - Honda PCX, Yamaha N-Max, Aerox, Benneli, Piaggio

"Sejak itu, saya menyusun rencana untuk memenuhi nazar saya," ungkap Amir.

Maka pada 20 November 2018, tepat peringatan Maulid Nabi, dia berangkat dari rumah. Amir hanya membawa dua pasang pakaian ganti. Satu pasang ia kenakan, satu pasang ia taruh di dalam tas.

"Saya tidak bawa uang sepeser pun. Tapi, tekat saya sudah bulat. Saya punya niat baik, saya pasrah. Hidup mati ada di tangan Allah," ucapnya.
Meski tidak membawa bekal, ada saja orang memberinya makan atau uang meski dia tidak pernah meminta.

Tetapi tak semua orang berlaku baik. Ceritanya, di Riau, ia sempat menemukan sebuah dompet di jalan. Merasa bukan haknya, Amir mengembalikan dompet itu kepada pemilik, sesuai alamat yang tertera di kartu identitas di dalam dompet.

"Namun, siapa sangka, saya malah dituduh pencopet dompet tersebut. Saya sabar saja dan meneruskan perjalanan," kata Amir lirih.

Pernah juga sesampainya di Bandar Lampung, ia dua kali dipalak preman dan dipukuli, sampai kemudian dilerai polisi. Kemudian sesampainya di Pelabuhan Bakauheni Lampung, Amir tak punya uang guna membeli tiket kapal menyeberangi Selat Sunda ke Pulau Jawa. Tapi di luar dugaan dia dibantu seorang polisi.

"Polisi itu membawa saya menyeberangi lautan secara gratis," kata Amir tersenyum.

Selama berada di perjalanan, Amir hampir selalu menginap di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang dilintasi. Ia mengaku hanya sekali menginap di luar SPBU, yakni di teras warung yang sudah tutup, di Lampung.

Baca: Ada Artis yang Cuma Dijadikan Pacar Semalam Hingga jadi Simpanan, Ini Ciri-ciri dan Kriterianya

Baca: Masih Ingat Artis Peran Aminah Cendrakasih, Mak Nyak Si Doel: Kondisinya Terkini Memilukan

Baca: Lamaran Ahok ke Bripda Puput Disebut Sudah Dilakukan di Mako Brimob, 15 Februari 2019 Bakal Menikah

Perjalanan kaki Amir ternyata menjadi viral di social media (media sosial/medsos). Meski tidak paham internet, Amir merasakan dampak positif dari medsos.

"Awalnya, ada yang datang, ambil foto sembari ngobrol. Setelah itu, banyak sekali orang baik datang. Terutama setelah saya memasuki kawasan Jawa Tengah. Tiba-tiba ada mobil berhenti dan mengulurkan uang," ucapnya.

Kedatangan Amir di Jombang juga disambut sejumlah netizen. Tarie, netizen Jombang mengaku memberikan doa, dorongan moral dan spirit kepada Amirudin agar semua usaha menemui ibundanya di Banyuwangi berjalan lancar dan kisahnya berujung bahagia.(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved