'Penjelmaan' sesudah Pakai Topeng Tengkorak Kopaska, Personel Langsung Jadi 'Siluman Air'
Ciri khas topeng tengkorak Kopaska itu membuat 'keder' musuh. Ada perbedaan setelah personel pasukan elite memakainya.
Saat itu, uang tebusan didrop menggunakan pesawat terbang selama lima kali ke dek MV Sinar Kudus.

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Senin (2/5/2011), saat itu menuturkan pasukan elite TNI sempat mengejar rombongan terakhir perompak yang turun dari kapal.
Ada pasukan khusus dari Marinir, Kopaska, dan Komando Pasukan Khusus. Empat perompak kemudian ditembak mati dalam pengejaran itu.
Rahasia di Balik Kendaraan Tempur Kopassus, Ini yang Bisa Bikin Gerak Siluman saat Pertempuran
Kisah Jenderal Polisi Dibanting Hingga Jatuh oleh Soeharto, Kejujuran yang Dibayar Mahal Hoegeng
4 Fakta Penangkapan Si Pemakan Manusia, Perlu 20 Orang untuk Menangkap, Tubuh Deasy Sisa 1/2
Ternyata, pasukan TNI telah dikirim ke Somalia sejak 23 Maret 2011. Artinya, ketika selama berminggu-minggu terjadi polemik di media, atau ketika negosiasi sedang berlangsung, diam-diam pasukan TNI sudah dipersiapkan dan diterbangkan ke Somalia.
Gangguan dari Malaysia
Aksi lainnya saat menghalau gangguan dari Malaysia pada 2005. Kala itu, Indonesia tengah dilanda krisis perbatasan dengan negara tetangga di Ambalat.
Kopaska turun tangan menghadapi gangguan tersebut. Itu diceritakan dalam buku Kopaska Spesialis Pertempuran Laut Khusus.
Pihak Malaysia berusaha menganggu pembangunan mercusuar Karang Unarang, sejak dilakukan pembangunan mercusuar. Mereka memicu munculnya ombak besar melalui manuver kapal Marine Police dan TLDM dan terjun ke lokasi pembangunan. Bahkan menganiaya para pekerja di sana.
Suatu ketika, pada 1 April 2005, Malaysia menerjunkan kapal Marine Police dan TLDM, tak jauh dari tempat Kopaska bertugas.

Kapal patroli TNI AL, KRI Todong Naga (819) mengusir kedua kapal Malaysia dan meminta bantuan tim lain.
Serka Ismail bergegas meminta izin pada atasannya, komandan tim Kopaska, Lettu Berny.
Serka Ismail dibekali sebuah perahu karet, tetapi dilarang membawa senjata. Dia ditemani dua rekannya, Serda Muhadi dan Kelasi Satu Yuli Sungkono beraksi.
Serka Ismail mengemudikan perahu karet berkecepatan tinggi, sengaja membuat pergerakan manuver zig-zag.
Pergerakan ini berhasil mencuri perhatian anak buah kapal (ABK) kapal Malaysia.
Perahu karet yang dikemudikan Muhadi kembali melakukan pergerakan lebih lincah.