Makam Dibongkar Gara-gara Beda Pilihan di Pemilu 2019, Video Ini Ungkap Masalah Sebenarnya
Makam di Gorontalo dibongkar lantaran perbedaan pilihan politik saat Pilkades dan Pemilu 2019. Mengapa peristiwa itu bisa terjadi?
“Kemarin kami diminta supaya makam keluarga ibu Sarce Pomontalo ini dipugar dengan dana Gubernur Rusli Habibie.
Dinas Sosial membantu memfasilitasi,” kata Risjo Sunge, kepala Dinas Sosial Gorontalo.
Pemugaran itu diharapkan dapat menata makam sekaligus memberikan kenyamanan bagi keluarga yang ingin berziarah, juga untuk mencegah hewan lepas yang biasa lalu lalang di sekitar lokasi.
“Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Gubernur Rusli Habibie. Beliau datang ke sini bahkan duduk di tanah berdoa dan ziarah. Tidak banyak pemimpin seperti beliau,” kata Abdul Salam Pomontalo, adik dari Sarce Pomontalo yang turut menyaksikan proses pemugaran makam.
Beri klarifikasi
Dikutip Tribun Video dari akun Instagram @Ndorobeii, seorang pria bernama Abdul Salam mengklarifikasi pernyataan dirinya yang telah menyebut Partai Nasdem saat pembongkaran kuburan tersebut.
"Saya atas nama keluarga yang kuburnya dibongkar kemarin itu memberikan pernyataan kembali dan permohonan maaf yang setinggi-tingginya kepada keluarga Partai Nasdem yang telah saya sebut nama Nasdemnya di dalam pernyataan saya di pembongkaran kuburan kemarin itu, ucap Abdul.

Ia mengaku bahwa dalam video klarifikasi tersebut dirinya secara sadar meminta maaf karena perbuatannya.
Abdul juga mengaku bahwa ia tidak bermaksud untuk menyudutkan pihak manapun.
"Atas ini saya tidak ada tekanan dari manapun dengan kesadaran saya sendiri, saya juga tidak yakin bahwa ini tidak pernah merasa menyudutkan seseorang apalagi Nasdem sebesar itu," lanjutnya.
Dirinya menjelaskan, kata-kata yang terucap tersebut hanyalah bermaksud menjelaskan mengapa kuburan milik Hawano dibongkar.
"Saya hanya terucap karena ada pernyataan-pernyataan yang membuat kuburan ini dibongkar dari Saudara Hawano itu," jelasnya.
Di akhir video ia mengulangi permintaan maafnya karena telah menyebut Nasdem di ujung jawabannya saat wawancara.
"Jadi saya mohon maaf yang setinggi-tingginya sekali lagi kepada bapak-bapak sebagai pimpinannya Nasdem di daerah, di pusat, dimana pun saya mohon maaf karena ada kesalahan saya menyebut Partai Nasdem di ujung pernyataan saya pada sesi wawancara kemarin di perkuburan itu. Sekian, saya ucapkan permintaan maaf ini tidak ada tekanan dari mana pun," pungkasnya.

Abdul juga menuliskan sebuah surat penyataan permohonan maaf tertanggal 13 Januari 2019.