Gunung Anak Krakatau Tumbuh Cepat, 4 Meter Per Tahun, Para Ahli Khawatir Letusannya Lebih Dahsyat
TRIBUNJAMBI.COM - Sejak tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada Bulan Desember 2018, aktivitas Gunung Anak
Tentu hal ini dikhawatirkan oleh para ahli, karena pertumbuhannya yang cepat dikhawatirkan letusannya juga akan sehebat letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.
Menanggapi kekhawatiran akan dugaan ini, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho pada bulan Agustus 2018 pernah menyebutkan bahwa Gunung Anak Krakatau sedang dalam masa pertumbuhan.
Artinya, Gunung Anak Krakatau masih aktif dan terus tumbuh membesar.
Baca: Suara Dengungan Panjang Disertai Warna Langit yang Menghitam Buat Geger Warga Palembang
Tapi Sutopo menyebutkan bahwa letusan Gunung Anak Krakatau tak akan sebesar Gunung Krakatau pada tahun 1883.
"Sangat kecil sekali peluang terjadi letusan besar seperti letusan ibunya yaitu Gunung Krakatau pada 1883.
Bahkan beberapa ahli mengatakan tidak mungkin untuk saat ini. Jadi tidak perlu dikhawatirkan," tegasnya saat itu.
Namun diketahui kini tinggi Gunung Anak Krakatau menyusut setelah beberapa kali erupsi, terutama setelah tsunami Selat Sunda.
Baca: VIDEO: Motor Ducati Panigale V4 S yang Kecelakaan di Sirkuit Sentul, Harganya Hampir Rp 1 Milyar
Baca: Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto, Ini Deretan Tokoh Nasional yang Akan Hadir, Ada SBY
Baca: Minta Diisi Benda Bersejarah, Museum Juang Bungo, Mulai Berbenah
Baca: Harga Tiket Pesawat Akhirnya Diturunkan Setelah Warga Aceh Berbondong-bondong Buat Paspor
Letusan yang terjadi pada Gunung Anak Krakatau sebabkan penyusutan pada tingginya.
Semula Gunung Anak Krakatau memiliki tinggi 338 mdpl, kini menjadi 110 mdpl.
Selain itu, pasca tsunami Selat Sunda, Gunung Anak Krakatau juga kehilangan bagian puncaknya.
(Grid.ID, Pradipta Rismarini)