Survei Terbaru Tsunami Selat Sunda, Tinggi Ombak Capai 13,4 Meter & Meningkatnya Kasus Gigitan Ular

Survei yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan itu menemukan bahwa tinggi rayapan tsunami pada Sabtu (22/12/2018) itu mencapai 13,4 meter.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribunnews/Jeprima
Foto udara suasana desa Sambolo setelah diterjang Tsunami Selat Sunda Pandeglang, Banten, Senin (24/12/2018). Sejumlah bangunan tampak porak poranda setelah diterjang Tsunami Selat Sunda. 

"Wilayah Pandeglang bagian selatan mengalami dampak yang lebih besar karena struktur pantai berupa pantai bertebing sehingga rayapan tsunami lebih tinggi," ujar Abdul.

"Sedangkan di Anyer-Carita ke arah utara daratan lebih landai sehingga tinggi rayapan tsunami lebih rendah tapi masuk ke darat lebih jauh," tegasnya.

Meski begitu, Abdul mengatakan bahwa masih belum diketahui mekanisme tsunami yang terjadi Sabtu malam tersebut.

Para peneliti saat ini masih mencoba mencari tahu penyebab bencana yang terjadi dengan mendokumentasikan dampaknya.

Unggahan Abdul mendapat banyak respons dari netizen yang ingin memperjelas ketinggian gelombang tsunami yang menghantam pesisir Selat Sunda di Banten.

Baca Juga:

Ramalan 12 Zodiak Soal Keuangan Selamat Tahun 2019, Leo Bakal Ketiban Rezeki di Bulan Maret

VIDEO: Live Streaming di Bein-Sport Laga Manchester City vs Liverpool, Nonton di HP dengan Cara ini

Berita Hoaks Pernah Ada di Era Soekarno & Soeharto, Terunik Soal Janin Bisa Bicara di Era Pak Harto

Termasuk dari Alexander Felix Taufan, yang ingin memastikan tinggi tsunami tersebut mencapai 13,4 meter dengan menyertakan screen shot google earth dan lokasi yang dimaksud.

Abdul merespon pertanyaan Alexander Felix Taufan dan mengiyakan lokasi yang ditunjukkan.

Kasus gigitan ular melonjak

Kasus gigitan ular muncul pasca- tsunami Selat Sunda yang terjadi di beberapa wilayah pengungsian yang ada di Banten dan Lampung.

Berdasarkan informasi dari situs resmi Kemenkes, tercatat ada 14 kasus gigitan ular dari 22-31 Desember 2018 di Pandeglang, Banten.

Dokter spesialis emergency, dr Trimaharani, menyampaikan bahwa kasus tersebut ditemukan di beberapa layanan fasilitas kesehatan.

"Kasus di Puskesmas Munjul ada tiga, di Puskesmas Labuhan dua kasus, Puskesmas Panimbang satu, di Puskesmas lain tiga, Rumah Sakit Berkah satu, dan Puskesmas Cibitung empat. Jadi total 14 kasus," kata dr Tri dalam keterangan tertulis, Rabu (2/1/2019).

Tri mengatakan, kondisi korban membaik dan hanya butuh observasi dan penatalaksanaan yang ketat dan tepat.

Ia bersama dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah melakukan pelatihan penatalaksanaan korban gigitan ular kepada tenaga kesehatan di pengungsian, seperti Dinas Kesehatan Pandeglang, Rumah Sakit Berkah, dan Rumah Sakit Umum Daerah dr Dradjat Prawiranegara, Serang.

Baca Juga:

Tujuh Tipe Teman Palsu yang Perlu Kamu Waspadai, Mereka Nggak Tulus

Misteri Kematian Si Molek Superstar Marilyn Monroe, Ini Pengakuan Ahli Forensik

Piala AFF U-22 2019 - Bangun Timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri Panggil Asisten Pelatih Ini

Disebutkan, ancaman gigitan ular setelah terjadi bencana diduga terjadi karena habitat yang terganggu.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved