Penderitaan Penumpang Pesawat Woyla Sebelum Kopassus Datang, Mau ke Toilet pun Pintu Harus Dibuka
Operasi yang melambungkan nama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ini masih sangat membenak dipikiran masyarakat Indonesia.
Perlakuan tersebut berlaku juga bagi sandera perempuan.
Bahan bakar pesawat yang kian menipis semakin menambah penderitaan sandera.
Pendingin udara tak aktif karena mesin pesawat dimatikan.
Banyak penumpang yang lemas karena kekurangan oksigen.
Baca Juga:
Piala AFF U-22 2019 - Bangun Timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri Panggil Asisten Pelatih Ini
Misteri Kematian Si Molek Superstar Marilyn Monroe, Ini Pengakuan Ahli Forensik
Tujuh Tipe Teman Palsu yang Perlu Kamu Waspadai, Mereka Nggak Tulus
Pemerintah Thailand memberikan izin kepada pasukan Komando Pasukan Sandhi Yudha (Koppasandha, sekarang dikenal Kopassus) untuk melakukan tindakan.
Pada 1 April 1981, operasi penyelamatan berlangsung singkat namun di balik itu semua persiapan yang dilakukan sudah jauh-jauh hari sebelumnya.
Tidak ada tanda-tanda operasi pembebasan pada 30 Maret 2018, malam hari.
Suasana di sekitar pesawat sepi.
Jenderal Yoga Sugama mengelabui pembajak dengan berpura-pura mengabulkan semua tuntutan mereka pada hari ketiga.
Negosiasi ini hanya siasat mengulur waktu hingga tim antiteror melancarkan aksinya.
Pembajak menari-nari di dalam pesawat setelah dikelabui.
Pergerakan terlihat sekitar pukul 02.30, sekitar 400 meter dari pesawat.
Baca Juga:
Pejuang Tradisional yang Jadi Tentara Bayaran Legendaris Dunia, Ini Kisah Tentara Gurkha
Zaira Skin Care Jambi, Ini Tempat yang Menawarkan Perawatan Wajah
Perayaan Pergantian Tahun, Trafik Layanan Data Telekomunikasi Indosat Ooredoo Meningkat Signifikan
Pasukan bergerak dalam formasi dua baris. Mereka bergerak mengendap dan membawa tiga tangga.
Tangga tersebut dikaitkan pesawat. Dua tangga ada pada masing-masing sayap, satu tangga di bagian belakang.
Dalam sekejap pasukan elite itu masuk ke dalam pesawat.
Mereka masuk dari pintu darurat dan bagian bawah pantat pesawat.