Tanpa Suara, ABK Kapal Perang Malaysia Mendadak Gentar dengar Teriakan Anggota Kopaska TNI AL ini
Misalnya, krisis perbatasan RI-Malaysia di Ambalat pada pertengahan tahun 2005 merupakan salah satu contoh konkrit ketika Kopaska TNI AL melaksanakan
Sementara pada saat yang sama perahu karet tetap meluncur ke arah haluan dengan cepat.
Gerakan itu begitu cepat, membuat tak ada satu pun ABK kapal Malaysia yang menyadari kehadiran Ismail di atas kapal.
Tanpa basa-basi Ismail langsung mendobrak pintu samping kapal. Suara keras dari dobrakan pintu itu membuat salah satu ABK keluar.
“Di mana komandan kapal?!”, suara lantang meluncur dari mulut Ismail. Dengan wajah ketakutan ABK itu menunjuk ruang komandan kapal.
Sebelum komandan kapal muncul, Ismail sempat berteriak pada ABK yang berada di haluan. “Sedang apa kamu berada di haluan!”, bentak Ismail.

Bentakan ini mendapat jawaban lirih dari logat melayu yang begitu kental. Dari jawaban itu bisa diketahui kalau ia sedang bertugas mengawasi meriam.
Dalam artian ABK itu sebenarnya sedang pada posisi siap tempur.
Tak lama kemudian sang Komandan kapal keluar menemui Ismail.
“Mengapa lego jangkar di sini dan sedang apa kamu di sini?” bentak Ismail masih dengan nada tinggi.
Sang Komandan pun menjawab bahwa keberadaan kapal adalah hanya sebatas menjalankan perintah.
Sebuah jawaban yang begitu normatif. “Baiklah kalau begitu, saya turun dari kapal ini, segera pergi dari wilayah ini. Kalau tidak, jangkar akan saya putuskan!” sergah Ismail kepada komandan kapal Malaysia.
Pihak Malaysia sama sekali tak menduga aksi Ismail dan rekan-rekannya yang bak siluman muncul di siang bolong itu.
Baca Juga:
Ramalan Roy Kiyoshi yang Terbukti Selama Tahun 2018, Mulai Kisah Artis & Bencana Alam Mengerikan
Informasi Harimau Sumatera Melintas di Jalan Kumpeh Hoax
Percaya atau Tidak, 4 Zodiak ini Jadi yang Paling Bahagia di Tahun 2019, Kamu kah itu?
Pasalany mereka bisa mendekati dan naik ke kapal tanpa dibekali satu pucuk senjata pun. Hal ini pula yang membuat mereka gentar.
Begitu Ismail loncat kembali ke perahu karet, kapal pertama langsung angkat jangkar dan kabur dari Karang Unarang.
Sebaliknya, kapal Malaysia kedua sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda untuk pergi dari wilayah itu.