Ketika Kekuasaan Soeharto Tumbang Karena Tak Dengarkan Teguran Sosok yang Ia Kagumi ini dan Menyesal
Pak Harto sangat mengagumi Benny Moerdani karena piawai dalam strategi tempur dan memecahkan masalah secara intelijen.
"Kami terus terang pada saat itu agak tidak rela kenapa bapak yang sudah bekerja seluruh hidupnya untuk bangsa dan negara ini diperlakukan demikian.
Kami memohon bapak untuk menunda dulu keputusan beliau," tulis Mbak Tutut.
Soeharto lalu bertanya alasan anak-anaknya menolak keputusannya.
Menurut Mbak Tutut, saat itu dia dan adik-adiknya beranggapan pendukung bapaknya masih banyak sekali dan siap maju.
Baca Juga:
BREAKING NEWS: Desa Sungai Aur Dihantam Puting Beliung, Rumah Roboh, Atap Terbang, Listrik Lumpuh
Tiga Kali Gempa Ikut Awali 2019, Ini Info BMKG-nya
22 Orang PPK Tambahan di Kota Jambi Akan Dilantik Besok
Mereka juga siap turun ke jalan melawan demonstrasi yang saat itu berlangsung.
Hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa Soeharto tidak bersalah dan dia tidak sendiri karena masih banyak rakyat yang loyal.
Lalu, meluncurlah kalimat bijaksana dari Soeharto.
“Sadarkah kalian setelah mereka (pendukungmu/yang mendukung Bapak) turun ke jalan, akan banyak lagi korban.
Tidak!!!!
Bapak tidak mau itu terjadi, hanya untuk mempertahankan kedudukan bapak dan semakin banyak lagi korban akan berjatuhan.
Lebih baik bapak berhenti, kalau memang sudah tidak dikehendaki untuk menjadi Presiden.
Kalian harus merelakan semua ini. Percayalah bahwa Allah tidak tidur.
Dan satu hal bapak minta pada kalian semua, jangan ada yang dendam dengan kejadian ini, dan jangan ada yang melakukan balas dendam, karena dendam tidak akan menyelesaikan masalah.”

Ucapan Soeharto ini membuat anak-anaknya terdiam.
“Lagi pula kalau kamu balas dendam, belum tentu akan mengubah hidup kalian jadi lebih baik, yang ada malah mereka yang kalian balas itu belum tentu juga mau menerima, dan mereka akan membalas lagi.