6 Foto Penampakan 'Negeri di Atas Awan' Bukit Tempurung, Jelang Peresmian saat Tahun Baru
Objek wisata Bukit Tempurung di Kecamatan Batang Asai, yang akan diresmikan saat tahun baru, mulai terlihat.
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Duanto AS
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Wahyu Herliyanto
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Objek wisata Bukit Tempurung di Kecamatan Batang Asai, yang akan diresmikan saat tahun baru, mulai terlihat. Lokasi wisata itu tepatnya di Desa Lubuk Bangkar.
Kepala Desa Lubuk Bangkar, Rodinal Muchtar, mengatakan wisata Bukit Tempurung yang biasa disebut "negeri di atas awan" itu akan diresmikan pada tahun baru. Saat ini sudah hampir selesai dan terlihat penampakannya.
"Hampir selesai, Insya Allah tahun baru siap diresmikan. Fasilitasnya ada tempat-tempat selfie, buiyan, MCK, arena panahan, tenda tempat camping, pondok-pondok ,rumah pohon," katanya, Jumat (28/12).
Rodinal berharap setelah diresmikan objek wisata yang ada di desanya itu bisa mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar.
Sistem operasional tempat wisata ini, mulai masuk lokasi hingga sampai tujuan (Bukit Tempurung) masih akan dimusyawarahkan.
Belum ada keputusan, apakah wisata ini dikelola dengan pembayaran seperti karcis atau cara lain.
"Lagi musyawarah bersama masyarakat, BPD, semua tokoh. Pas sudah resmi nanti baru ada hasilnya," katanya.
Baca Juga:
Ini Angka Kriminalitas di Provinsi Jambi pada 2018, Kapolda Bilang Penurunan 1.817 Kasus
VIRAL Perempuan Berhijab Mainkan Biola Malam Kudus di Dalam Gereja, Bikin Gemuruh Umat
VIDEO Manado Dihantam Gelombang Tinggi, Cuaca Ekstrem Hujan Deras dan Angin Kencang Merata
Jejak Karier Dian Pramana Poetra, Ini Daftar Lagu Musikus Senior Indonesia yang Meninggal Dunia
//
Tempat ini cocok untuk menghabiskan waktu liburan, seperti liburan Natal dan Tahun Baru 2019 yang segera tiba.
Kabupaten Sarolangun masih banyak potensi wisata alam yang belum terekspose dan terkelola dengan baik.
Satu di antaranya keindahan alam di Kecamatan Batang Asai.
Tempat yang lokasinya tidak jauh dari Desa Lubuk Bangkar itu masih alami.
Masyarakat sekitar menyebutnya Bukit Tempurung.

Bukit tersebut terbilang baru dikelola masyarakat dengan seadanya, baik di sisi potensi wisata dan pertanian seperti kopi.