7 Imbauan Malam Perayaan Tahun Baru dari Kemenag, MUI dan Pemkab Sarolangun
Imbauan itu sesuai surat edaran dengan nomor /Kesra/XII/2018, Nomor 754/MUI/XII/2018 dan Nomor 2130/Kemenag/XII/2018 tentang ....
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Duanto AS
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Wahyu Herliyanto
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Pemerintah Kabupaten Sarolangun, Kementerian Agama Sarolangun dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Sarolangun, secara resmi menetapkan imbauan bersama pada pergantian tahun baru Masehi di wilayah Kabupaten Sarolangun.
Imbauan itu sesuai surat edaran dengan nomor /Kesra/XII/2018, Nomor 754/MUI/XII/2018 dan Nomor 2130/Kemenag/XII/2018 tentang Pergantian Tahun Baru Masehi di Kabupaten Sarolangun pada 20 Desember 2018.
Apa saja imbauan tersebut?
1. Untuk tidak merayakan, berkumpul, dan membuat acara khusus terkait malam pergantian tahun
2. Kepada pengelola, pemilik tempat hiburan, mall, toserba, Alfamart, Indomaret dan tempat usaha lainnya, agar tidak memaksakan pemasangan atribut Natal kepada pegawai muslim dan tidak mengadakan perayaan apapun pada malam pergantian tahun 2018
3. Kepada para alim ulama, cerdik pandai, pegawai syaraq, tokoh adat, tokoh masyarakat, para dai dan guru ngaji diharapkan partisipasinya mengingatkan masyarakat dan anak-anak untuk tidak melakukan kegiatan seperti poin 1 dan 2.
4. Kepada aparat diminta mengawasi tempat-tempat yang berkemungkinan dijadikan sebagai lokasi perayaan pergantian tahun 2018
5. Diminta kepada seluruh masyarakat untuk muhasabah diri, munajat doa keselamatan di mesjid terdekat dalam rangkaian salat maghrib dan isya berjamaah yang diisi dengan dzikir, tausyiah dan doa pada 31 Desember 2018
6. Kepada para pedagang diminta untuk tidak menjual terompet dan atribut Natal lainnya kepada umat Islam.
7. Kepada kita semua diminta menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan masing-masing.
Kepala Kemenag Sarolangun, H M Syatar, mengatakan mengapresiasi program pemerintah daerah yang sudah banyak melaksanakan kegiatan keagamaan. Salah satunya salat berjamaah, serta pada pergantian tahun baru masehi untuk mengadakan dzikir akbar.
"Mengenai untuk tahun baru, pertama kita kerja sama dengan Pemkab Sarolangun membuat imbauan bersama, bupati, MUI dan Kemenag. Dalam menyambut tahun baru masehi kita lebih mengarahkan kepada masyarakat untuk melaksanakan kegiatan bermanfaat kegiatan agama, menghindari masyarakat yang memperingati dengan berhura-hura, anak muda yang kebut kebutan, pesta minuman keras, kenakalan remaja, atau berarah kemaksiatanlah," katanya.
Dia mengimbau kepada masyarakat yang agama nasrani agar melaksanakan kegiatannya di tempat ibadah dan tidak dilakukan di lapangan terbuka, apalagi di permukiman mayoritas umat muslim serta menunjukkan solidaritas kita.
"Kita juga sudah menbuat komitmen sesuai, diantara kegiatan tahun baru lebih memanfaatkan kepada hal-hal yang bermanfaat. Bakar-bakar ikan tidak nampak azas manfaatnya, kembang api lebih banyak mudharatnya. Kita bisa meningkan kegiatan keagamaan, karena tinggal mengikuti lagi," katanya.