Mengapa Natal Dirayakan Tanggal 25 Desember? Begini Kisah Awal Mula Perayaan Kelahiran Yesus
Sejarah di balik bagaimana Natal mulai dirayakan pada akhir Desember mungkin tidak ada hubungannya dengan tanggal kelahiran Yesus yang sebenarnya.
Mengapa Natal Dirayakan Tanggal 25 Desember? Begini Kisah Awal Mula Perayaan
TRIBUNJAMBI.COM - Sejarah di balik bagaimana Natal mulai dirayakan pada akhir Desember mungkin tidak ada hubungannya dengan tanggal kelahiran Yesus yang sebenarnya.
Setiap menyambut Natal, pusat perbelanjaan berhiaskan dekorasi Natal, serba semarak dan meriah.
Begitu juga di rumah-rumah penganut Khatolik dan Kristen menyambut 25 Desember penuh sukacita.
Mungkin Anda akan sulit membayangkan jika Natal tidak dirayakan pada 25 Desember, melainkan tanggal lainnya.
Namun, perayaan Natal baru dilakukan sekitar tiga abad setelah kelahiran Yesus. Sembilan abad kemudian, penganut Kristen mulai memeringati sebagai hari libur pada tanggal 25 Desember sebagai Hari Natal.
Mengapa begitu? Pertama-tama, Alkitab tidak menyebutkan tanggal lahir khusus untuk Yesus.
Baca: Jadwal Misa Natal di Jambi Tahun 2018, Seluruh Gereja Katolik di Provinsi Jambi, Catat Waktunya
Baca: Terungkap 4 Penyebab Tsunami di Selat Sunda Menurut Vulkanolog ITB yang menelan Korban 222 Orang
Baca: Lowongan Kerja BUMN PT PLN, untuk D3 hingga S-1, Ini Syarat dan Link
Menurut History.com, beberapa ahli Alkitab mencatat bahwa ayat-ayat yang menyebutkan bahwa Yesus diperkirakan dilahirkan pada musim semi, bukan musim dingin.
Tetapi, penyebutan tanggal 25 Desember mungkin berasal dari sejarawan Khatolik Roma, Sextus Julius Africanus.
Pada tahun 221 Masehi, Sextus Julius Africanus mencatat konsepsi tanggal 25 Maret, sembilan bulan sebelum tanggal 25 Desember.
Selain itu, para pemimpin Kristen awal menganggap perayaan ulang tahun sebagai ritual pagan (agama-agama sebelum Kristen).
Perayaan Epiphany yang memeringati tiga Orang Bijaksana yang mengunjungi Yesus saat Paskah--Hari Kebangkitan Yesus.
Paskah dianggap sebagai hari raya keagamaan yang lebih penting oleh penganut Kristen awal.
Tetapi itu tidak berarti bahwa pemimpin Kristen awal tidak mau mengambil bagian orang-orang Pagan.
“Pada abad ketiga, Kekaisaran Romawi, yang pada waktu itu belum mengadopsi agama Kristen, merayakan kelahiran kembali Matahari Tak Terkalahkan (Sol Invictus) pada tanggal 25 Desember," menurut Britannica.com.
Baca: Jadwal Liga Inggris Pekan ke-18, Laga Akhir Tahun Liverpool, MU, Manchester City, Chelsea
Baca: Gembala Menyapa, Pesan Damai Natal 2018 dari Jambi
Baca: Kejadian Alam yang Mendahului, Sebelum Tsunami Selat Sunda Menewaskan Ratusan Orang