Sejarah Gunung Krakatau 1883 Hingga Dampak Meletusnya Gunung Krakatau, Masuk Guiness Book of Records

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho angkat bicara terkait bencana alam yang melanda beberapa wilayah di Selat Sunda.

Penulis: Leonardus Yoga Wijanarko | Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Gunung Krakatau(Tamasyeah.com/Alfitrahmat Saputro) 

Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska.

Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh pada masa ketika populasi manusia masih sangat sedikit.

Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang.

Baca: Kenduri Sko Desa Koto Keras Wako AJB dan Ketua HKK Brigjen Syafril Nursal Terlihat Akrab

Baca: Nama Mafia Pengaturan Skor di Final Sepakbola AFF 2010 Diungkap Media Malaysia

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut.

Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi.

Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut. Gunung Krakatau yang meletus, getarannya terasa sampai Eropa.

  • Gunung Krakatau Purba

Melihat kawasan Gunung Krakatau di Selat Sunda, para ahli memperkirakan bahwa pada masa purba terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883.

Gunung ini disusun dari bebatuan andesitik.

Catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan:

Pakar geologi Berend George Escher dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kejadian alam yang diceritakan berasal dari Gunung Krakatau Purba, yang dalam teks tersebut disebut Gunung Batuwara.

Menurut buku Pustaka Raja Parwa tersebut, tinggi Krakatau Purba ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer.

Baca: Beda Dengan Gubernur dan DPRD Papua, Pendeta Minta TNI/Polri Tetap Tugas Jaga Keamanan Dari KKB

Akibat ledakan yang hebat itu, tiga perempat tubuh Krakatau Purba hancur menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda.

Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dalam catatan lain disebut sebagai Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung.

Letusan gunung ini disinyalir bertanggung jawab atas terjadinya abad kegelapan di muka bumi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved