Bencana Sering Dikaitkan dengan Azab Tuhan, Mahfud MD: Tsunami adalah Sunnatullah Bekerjanya Alam

Guru Besar Tata Negara UII, Mahfud MD buka suara terkait bencana alam yang kerap dikaitkan dengan azab dari Tuhan.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Tribunnews
Mahfud MD 

Bencana Alam Sering Dikaitkan dengan Azab Tuhan, Mahfud MD: Tsunami adalah Sunnatullah Bekerjanya Alam

TRIBUNJAMBI.COM - Guru Besar Tata Negara UII, Mahfud MD buka suara terkait bencana alam yang kerap dikaitkan dengan azab dari Tuhan.

Diketahui, setiap kali ada bencana alam yang melanda Indonesia, beberapa masyarakat kerap mengaitkannya dengan azab Tuhan.

Selain itu, ada juga yang mengkontroversikan bencana alam secara politik.

Adanya berbagai pandangan di masyarakat itu membuat Mahfud MD turut angkat bicara seiring dengan kabar tsunami yang melanda Banten dan Perairan Selat Sunda.

Mahfud MD dalam laman Twitternya pada Minggu (23/12/2018) menuturkan, jangan buru-buru bilang bencana alam seperti tsunami itu azab Allah karena kita banyak dosa.

Baca: Update Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Angso Duo Kota Jambi Jelang Natal dan tahun Baru

Baca: Tiga Ruko Miliknya Ludes Terbakar di Sungaipenuh, Efendra Heran Tak Masuk Korban Penerima Bantuan

Baca: Bantuan Korban Kebakaran Pasar Baru Sungai Penuh Mulai Dicairkan, Ini Kriteria 72 Orang Penerima

Menurut Mahfud MD, perkataan seperti itu tidak tepat karena banyak orang baik dari berbagai komunitas yang tidak jahat juga menjadi korban.

Tak hanya itu, Mahfud MD menuturkan perkataan seperti itu menafikan sifat kasih sayang Allah.

Mahfud MD menegaskan, tsunami merupakan sunnatullah bekerjanya alam.

Selain itu Mahfud MD dalam balasan cuitannya dengan seorang netizen membahas terkait bencana yang kerap dikontroversikan secara politik.

Mahfud MD kembali menegaskan, korban dari tsunami Banten itu bercampur-campur aliran politiknya dan banyak orang baiknya juga.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) mengatakan, Allah Maha Pengasih sehingga tidak mungkin mengazab secara membabi buta.

Bencana alam itu, lanjut Mahfud MD, merupakan sebuah sunnatullah.

Baca: Bencana Tsunami di Banten dan Lampung, Jokowi Ucapkan Duka, Minta Warga Jangan tak Terpancing Isu

Baca: Jelang Perayaan Natal dan Tahun Baru 2019, Harga Bahan Pokok di Sarolangun Naik, Telur Rp 40 Ribu

Baca: VIDEO: Band Seventeen Tersapu Tsunami Selat Sunda, Bassist Bani dan Manajer Tewas

51 Jenazah Korban Tsunami Anyer Disinggahkan di Puskesmas Carita

51 jenazah korban tsunami Anyer disinggahkan di Puskesmas Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Puskesmas Carita yang beralamat di Jalan Raya Carita KM.8, Kabupaten Pandeglang, Banten menjadi tempat transit jenazah korban gelombang tsunami Anyer.

"Untuk sekarang total ada 51 jenazah yang ditaruh sementara disini (Puskesmas Carita)," ujar Kepala Puskesmas Carita, Angga kepada TribunJakarta.com, Minggu (23/12/2018).

Namun, puluhan jenazah yang terkumpul hingga pukul 14.00 WIB adalah jenazah yang datang pada pagi hari sejak musibah tsunami pada Sabtu (22/12/2018) sekira pukul 22.00 WIB.

Ia mengatakan, bila ada pihak keluarga yang mengenali jenazah dapat langsung membawa korban ke rumah duka.

"Ini jenazah yang datang pagi hari, yang jenazah malam hari sudah habis dibawa sama keluarga. Jadi ini keluar masuk sistemnya," jelas Angga.

Baca: Makanan Ini Sangat Ampuh Bisa Mendongkrak Gairah Bercinta Pria, Inilah 7 Makanan Dimaksud

Baca: Kakak Raja Arab Saudi Dikabarkan Meninggal Dunia, Pangeran Talal bin Adulaziz karena Penyakit Ini

Menurutnya, jumlah jenazah tersebut akan terus bekurang seiring berjalannya waktu.

Kapolri Tinjau Langsung Lokasi Tsunami Banten dan Lampung Selatan

Kapolri Jendral Tito Karnavian meninjau langsung ke lokasi tsunami di daerah Banten dan Lampung Selatan.

Ia beserta jajaran menggunakan dua unit helikopter dari Polda Metro Jaya untuk meninjau lokasi bencana di dua daerah tersebut.

"Hari ini saya sengaja ingin melihat langsung ke lokasi, melihat dampak kerusakan di situ, dan apa saja yang dikoordinasikan di sana," kata Tito di Polda Metro Jaya, Minggu (23/12/2018).

Tito menjelaskan, pihaknya beserta instansi terkait juga sudah berkoordinasi untuk memberikan bantuan terhadap korban. Utamanya untuk penanganan evakuasi korban.

"Saya tentunya bersama-sama dengan semua instansi. Kemudian dari Polri sendiri selain Polda Banten dan Polda Lampung yang sudah juga bergerak dengan kekuatannya melakukan evakuasi menolong masyarakat yang ada di situ secepat mungkin ke rumah sakit dan lain-lain kemudian membantu korban-korban yang luka," tutur Tito.

Baca: 4 Hari Hanyut di Sungai Batang Merangin, Jasad Hendri Gunawan Ditemukan 25 Km Dari Tempat Dia Hilang

Baca: Berpotensi Tsunami Susulan, BMKG Imbau Masyarakat tak Beraktivitas di Sekitar Selat Sunda

Baca: BI Jambi Siapkan Rp2,63 T Uang tunai Untuk Penuhi Permintaan Masyarakat Jelang Natal dan Tahun Baru

Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) Muhammad Iqbal mengatakan, prioritas utama penanganan bencana tsunami ialah mengevakuasi korban.

Ia pun menyebut, sejumlah bangunan termasuk kantor Polsek Carita rusak diterjang gelomvang tsunami.

"Kami Polri belum bisa memastikan secara definitif karena memang saat ini sedang berproses. Ada beberapa, Polsek Carita rusak, beberapa posko juga rusak, mobil dan motor juga ada tetapi kita dahulukan dulu masyarakat. Total kerugian juga belum tahu ada beberapa rumah yang rusak, terus puluhan hotel juga yang rusak," ujar Iqbal.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved