Berpihak ke Prabowo atau Jokowi 9 Naga Penguasa Ekonomi Indonesia? Begini Kata Tim Sukses Capres
Wacana 9 Naga sebagai konglomerasi ekonomi di Indonesia kembali mencuat. Pemantiknya tim sukses masing-masing Calon Presiden.
TRIBUNJAMBI.COM - Wacana 9 Naga sebagai konglomerasi ekonomi di Indonesia kembali mencuat. Pemantiknya tim sukses masing-masing Calon Presiden dari kubu Prabowo Subianto & Sandiaga Uno dan ditanggapi Tim Sukses Joko Widodo & KH Maruf Amin.
Siapa sebenarnya 9 Naga dimaksud? Masih simpang-siur.
Yang jelas Pilpres 2019 sisa empat bulan lebih. Masyarakat Indonesia akan memilih pemimpinnya Rabu 17 April 2019.
Ketidakadilan atau ketimpangan kesejahteraan kerap dijadikan kubu Prabowo Sandi untuk menyerang kubu pemerintah dan kubu Jokowi Maruf.
Pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno menjanjikan terciptanya iklim usaha yang lebih berkeadilan bagi masyarakat bila terpilih di Pilpres 2019 mendatang.
Baca: Tercoreng Dugaan Pengaturan Skor Final AFF 2018, Maman Abdurrahman Yakin Akan Terungkap
Baca: Terduga Teroris Ditangkap di Jambi, Polisi Belum Mencium Rencana Serangan Teror Natal dan Tahun Baru
Baca: Sempat Disebut akan Masuk NasDem, TGB Dikabarkan Pilih Golkar, Surya Paloh Buka Suara
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Harryadin Mahardika mengatakan, Prabowo-Sandiaga tak ingin dunia usaha di Indonesia hanya dikuasai oleh 9 pengusaha besar yang dikenal dengan sebutan 9 naga.
"Kalau nanti Prabowo dan Sandi menang, itu 9 itu jadi 90 naga," ujarnya dalam acara seminar KPPU di Jakarta, Rabu (19/12/2018).
Harryadin mengatakan, dominasi 9 naga dalam dunia usaha sudah terjadi sejak dulu.
Namun hingga hari ini, sampai era kepemimpinan Presiden Jokowi, para pengusaha itu masih eksis.
Padahal kata dia, dalam perspektif persaingan usaha, 9 naga ini berbahaya karena kalau 9 itu masih bisa oligopoli.
Jadi masih bisa mengatur harga, jadi kartel.
Baca: Tiga Anak yang Dibesarkannya Ternyata Buah Perselingkuhan istri, Suami Kerja 8 Jam Sehari
Baca: Dugaan Pengaturan Skor Final AFF 2010, Oknum Malaysia: Kalau Ga Dimainkan, Ga Mungkin Menang
Oleh karena itu ucapnya, Prabowo-Sandiaga Uno ingin agar para pengusaha lain juga tumbuh dan berkembang sehingga tercipta iklim investasi yang lebih sehat.
"Ini adalah pendekatan yang mungkin akan lebih beda dari pemerintah saat ini. Kalau 9 itu bisa mengatur-ngatur, kalau 90 itu bagus sekali," kata dia.
Untuk menciptakan 90 naga itu, Prabowo-Sandiaga sudah memiliki strategi.
Di antaranya memperkuat KPPU dengan kewenangan penyidikan.
Selain itu Prabowo-Sandiaga juga menjanjikan membuat iklim persaingan usaha menciptakan kesejahteraan rakyat dengan daya beli yang meningkat dan harga yang terjangkau.
Kedua adalah peningkatan lapangan pekerjaan.
"Ini penting karena sekarang lapangan usaha banyak sekali akuisisi marger yang mengorbankan pekerja. Ini akan menjadi fokus 5 tahun ke depan," kata dia.
Termasuk para pengusaha dengan bisnis yang menggurita dan dikenal dengan sebutan 9 Naga.
Ia menegaskan, 9 Naga itu tidak lahir di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Baca: Nama Bayi Paling Populer 2018, Mengapa Banyak yang Pilih Arti Bermakna Api?
Baca: Sempat Serbu Pos TNI, Korps Brigade Mobil (Brimob) Pun Balas Hancurkan Markas KKB di Pedalaman Papua
"Yang sekarang menguasai pasar tepung, pasar beras, pasar gula dan sebagainya, apakah itu lahir di zaman Pak Jokowi?" ujarnya dalam acara seminar persaingan usaha di Jakarta, Rabu (19/12/2018).
"Apakah 9 naga, 7 naga atau berapa naga itu lahir di zaman Pak Jokowi? Bukan," sambung politisi Partai Golkar itu.
Jokowi dan Ma'ruf Amin kata dia menyadari struktur ekonomi Indonesia masih perlu banyak perbaikan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera.
Terlebih saat ini, struktur ekonomi merupakan peninggalan Orde Baru yang masih lekat dengan dominasi segelintir para pengusaha besar itu.
Oleh karena itu ucap Misbakhun, Jokowi-Ma'ruf Amin mendukung penuh penguatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Peran KPPU dinilai sangat penting untuk menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat.
Dengan KPPU yang kuat, praktik kartel perdagangan bisa ditindak.
Para pengusaha kecil pun bisa bersaing secara sehat, sementara masyarakat mendapatkan manfaat harga barang yang lebih terjangkau.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Misbakhun mengatakan, struktur sektor usaha saat ini masih bagian dari peninggalan Orde Baru.
Baca: Sempat Disebut akan Masuk NasDem, TGB Dikabarkan Pilih Golkar, Surya Paloh Buka Suara
Baca: Bawaslu Tangani 41 Pelanggaran Pemilu Selama 2018, Ini Rinciannya
Majalah Forbes baru saja merilis daftar 50 orang terkaya Indonesia pada 2018.
Hartono bersaudara telah menjadi orang terkaya di Indonesia selama 10 tahun terakhir.
Ada pula nama baru di daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Majalah Forbes.
Kekayaan mereka US$35 miliar atau sekitar Rp508 triliun.
"Daftar tahun 2018 ini istimewa karena ada empat pendatang baru, dan dua di antaranya relatif masih muda," kata pemimpin redaksi Forbes Indonesia, Taufik Darusman, kepada Famega Syavira dari BBC News Indonesia, Kamis (13/12).
Salah satunya adalah Danny Nugroho, presiden PT Bank Capital Indonesia, yang baru berusia 43 tahun, masuk ke peringkat 38 dengan kekayaan US$790 juta (Rp11,4 triliun).
Selain itu ada pula Benny Tjokrosaputro (49 tahun), cucu pendiri Batik Keris, di urutan 43 dengan kekayaan US$670 juta (Rp 9,7 triliun). Benny membangun perumahan dan hotel di berbagai kota di Indonesia.
"Selain itu, kebanyakan mereka yang masuk di daftar berhasil mempertahankan posisinya, menunjukkan bahwa mereka sudah mantap di masing-masing lini bisnisnya," kata Taufik.
Ini bisa dilihat dari posisi Hartono bersaudara yang telah menjadi orang terkaya di Indonesia selama 10 tahun terakhir.
Baca: Bawaslu Tangani 41 Pelanggaran Pemilu Selama 2018, Ini Rinciannya
Baca: Ngaku Berpangkat Brigjen & Ajak Indonesia Bernegosiasi, Wiranto Sebut Egianus Kogoya Tak Sadar Diri
"Jaraknya sangat jauh dengan peringkat dua, sehingga posisi mereka akan sangat sulit digeser. Meski demikian, konglomerat lain sangat berpotensi meningkatkan jumlah kekayaan mereka dalam jumlah besar meskipun tidak mengungguli peringkat pertama," kata Taufik.
Berdasarkan daftar 50 orang terkaya Indonesia pada 2018 versi Forbes, Hashim Djojohadikusumo menduduki peringkat 35 dengan total kekayaan 850 juta dolar AS atau Rp 12,782 triliun berdasarkan kurs tengah transaksi BI, Sabtu (15/12/2018).
Hashim saat ini menjabat Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyambut baik peningkatkan kekayaan para konglomerat. Meski begitu, hal itu bukan jadi perhatian utama pemerintah.
"Pemerintah ya gini, konglomerat penghasilan dan labanya (naik) bagus," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (14/12/2018).
"Yang perlu kita urusi ya yang (rakyat) kecilnya, biar meningkat. Jangan dipikirin kalau yang gede cepat, yang harus dipikirin yang kecilnya," sambung dia.
Berdasarkan daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes, aset bersihnya mencetak rekor baru dengan total nilai 129 miliar dollar AS atau naik 3 miliar dollar AS dari tahun lalu.
Jumlah itu setara dengan Rp 1.870 triliun (kurs Rp 14.500).
Bahkan enam dari 10 orang terkaya di Indonesia mengalami peningkatan kekayaan dibandingkan tahun lalu.
Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami titik terendah dalam hal persentase kemiskinan sejak tahun 1999, yakni sebesar 9,82 persen pada Maret 2018.
Dengan persentase kemiskinan 9,82 persen, jumlah penduduk miskin atau yang pengeluaran per kapita tiap bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 25,95 juta orang.
"Gini lah kolongmerat berkembang dengan cepat ya bagus. Tapi, buat negara itu kepentingannya itu yang kecil dan menengah itu juga bagus. Kalau sama-sama bagus kan keren," kata dia.
50 orang terkaya di Indonesia
#1 R. Budi & Michael Hartono $35 B conglomerate
#2 Susilo Wonowidjojo $9.2 B tobacco
#3 Eka Tjipta Widjaja $8.6 B palm oil
#4 Sri Prakash Lohia $7.5 B petrochemicals
#5 Anthoni Salim $5.3 B diversified
#6 Tahir $4.5 B diversified
#7 Chairul Tanjung $3.5 B diversified
#8 Boenjamin Setiawan $3.2 B pharmaceuticals
#9 Jogi Hendra Atmadja $3.1 B consumer goods
#10 Prajogo Pangestu $3 B petrochemicals
#11 Low Tuck Kwong $2.5 B coal
#12 Mochtar Riady $2.3 B diversified
#13 Putera Sampoerna $1.75 B investments
#14 Peter Sondakh $1.7 B investments
#15 Martua Sitorus $1.69 B palm oil
#16 Garibaldi Thohir $1.67 B coal
#17 Theodore Rachmat $1.6 B diversified
#18 Kuncoro Wibowo $1.58 B retail, tools
#19 Alexander Tedja $1.5 B real estate
#20 Husain Djojonegoro $1.46 B consumer goods
#21 Bachtiar Karim $1.45 B palm oil
#22 Murdaya Poo $1.4 B diversified
#23 Eddy Katuari $1.35 B consumer goods
#24 Djoko Susanto $1.33 B supermarkets
#25 Sukanto Tanoto $1.3 B diversified
#26 Eddy Kusnadi Sariaatmadja $1.29 B media, tech
#27 Ciputra $1.2 B real estate
#28 Ciliandra Fangiono $1.19 B palm oil
#29 Husodo Angkosubroto $1.15 B agribusiness, property, insurance
#30 Harjo Sutanto $1.1 B consumer goods
#31 Hary Tanoesoedibjo $980 M media
#32 Sudhamek $920 M snacks, beverages
#33 Lim Hariyanto Wijaya Sarwono $910 M palm oil, nickel mining
#34 Osbert Lyman $900 M real estate
#35 Hashim Djojohadikusumo $850 M diversified
#36 Sjamsul Nursalim $810 M tires, retail
#37 Kusnan & Rusdi Kirana $800 M - airlines
#38 Danny Nugroho $790 M banking
#39 Soegiarto Adikoesoemo $780 M chemicals
#40 Aksa Mahmud $775 M cement
#41 Irwan Hidayat $750 M - herbal medicine
#42 Achmad Hamami $725 M heavy equipment
#43 Tjokrosaputro Benny $670 M property development
#44 Arini Subianto $665 M coal, palm oil
#45 Edwin Soeryadjaya $660 M coal, investments
#46 Arifin Panigoro $655 M oil
#47 Sabana Prawirawijaya $640 M beverages
#48 Kardja Rahardjo $625 M shipping services
#49 Kartini Muljadi $610 M pharmaceuticals
#50 Abdul Rasyid $600 M timber, palm oil