OPM Ternyata Sudah Eksis dari Zaman Belanda, Kerap Serang Freeport Untuk Cari Perhatian

OPM Ternyata Sudah Eksis dari Zaman Belanda, Kerap Serang Freeport Untuk Cari Perhatian

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribun Jateng
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua 

Konflik militer dalam skala besar nyaris pecah setelah RI mengerahkan pasukannya secara besar-besaran (Operasi Jaya Wijaya) demi menggempur pasukan Belanda.

Ilustrasi Pasukan Belanda
Ilustrasi Pasukan Belanda (gahetna.nl)

Sebelum konflik pecah dalam bentuk peperangan secara terbuka, Belanda memilih menyerahkan Irian Barat secara damai melalui PBB pada 1 Mei 1963.

Namun, sebelum menyerahkan Irian Barat ke pangkuan RI, Belanda telah melakukan langkah licik dengan secara diam-diam membentuk negara boneka Papua.

Belanda bahkan membentuk pasukan sukarelawan lokal bernama Papua Volunteer Corps ( PVC) yang sudah terlatih baik dan sempat bertempur melawan pasukan RI ketika melancarkan Operasi Trikora.

Ketika Belanda menyerahkan Irian Barat, secara sengaja Belanda rupanya tidak membubarkan negara boneka Papua yang saat itu dipimpin warga lokal .

Baca Juga:

Bahaya Akibat Kebanyakan Bermain Ponsel Bagi Anak-anak, Bocah Ini Kesulitan Gerakkan Bola Mata

Warga Papua Pilih Indonesia, Panglima OPM Goliat Tabuni Murka, Pernah Mengancam Eksekusi Penduduk

Daftar Agenda Presiden Jokowi di Jambi pada Minggu,16 Desember 2018

Pasukan PVC juga tidak dibubarkan dan banyak di antaranya yang masuk ke hutan.

Mereka kemudian membentuk pasukan perlawanan (pemberontak) yang kemudian dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Pada tahun 1964-1967 OPM bersama 14.000 warga di bawah pimpinan Lodewijk Mandatjan masuk hutan di daerah Kepala Burung dan melancarkan pemberontakan bermodal senapan-senapan tua peninggalan PD II.

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua (Tribun Jogja)

Pada 28 Juli 1965, terjadi serangan ke asrama Yonif 641/ Cenderawasih Manokwari sehingga mengakibatkan tiga anggota TNI gugur dan empat lainnya luka-luka.

Tahun 1967 pasukan baret merah RPKAD (sekarang Kopassus) pun diturunkan untuk menangani pemberontakan dan kekacauan dengan cara pendekatan perang serta non perang.

Tapi pendekatan non perang yang dilakukan secara persuasif dengan cara menghargai adat istiadat setempat ternyata lebih berhasil.

Mandatjan bersama semua pengikutnya pun keluar hutan dan secara suka rela mau bergabung dengan NKRI.

Pendekatan persuasif terus dilakukan TNI ketika terjadi gangguan keamanan di Papua hingga saat ini.

Baca Juga:

Video: Begini Tampang Pemimpin KKB Egianus Kogeya, Berikan Pernyataan Boikot Pilpres 2019

Review Film Aquaman: Penuh dengan Ragam Klise Ala Aksi Superhero, Seru dan Menegangkan

Ramalan Zodiak Hari Ini 16 Desember 2018, Aquarius Hati-hati dengan Godaan, Scorpio Merasa Puas

Para pengacau keamanan di Papua umumnya masih membawa-bawa nama OPM ‘warisan’ Belanda agar mendapat perhatian secara internasional.

Mereka juga kerap menyerang para pekerja freeport dalam upaya ‘cari perhatian’.

05102017_FREEPORT
05102017_FREEPORT 
Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved