KKB Papua Tunjukkan Wajah Ekianus Kogeya, Berpangkat Brigjen di Facebook TPNPB, Dalang Pembunuhan?

Pimpinan atau komandan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, akhirnya terungkap wajahnya.

Editor: Suci Rahayu PK
Facebook TPNPB
Ekianus Kogeya 

Akhirnya terungkap sosok Ekianus Kogeya (sebelumnya tertulis Egianus Kogoya), dari postingan di Facebook, dia berpangkat Brigjen.

TRIBUNJAMBI.COM - Setelah selama ini hanya aksi dan tindakan brutalnya saja yang terlihat, akhirnya publik bisa mengetahui siapa dalang dibalik pembunuhan pekerja jembatan dan jalan di Nduga Papua.

Pimpinan atau komandan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, akhirnya terungkap wajahnya.

Lewat akun facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali memposting pemberitahuan baru.

Baca: VIDEO: Berpangkat Brigjen, Akhirnya KKB di Papua Tunjukkan Wajah Egianus Kogeya di Facebook TPNPB

Baca: Senjata Api Milik KKB untuk Membantai Pekerja, Ternyata Dipasok dari Dua Negara Ini

Baca: Lolos dari Maut, Jimmy Sebut dari Mama Hingga Pendeta Baik Selamatkan Ia dari Kekejaman KKB di Papua

Sosok yang selama ini dicari-cari dan diburu oleh pasukan gabungan TNI-Polri itu menunjukkan wajahnya.

Kali ini Pimpinan KODAP III Ndugama Ekianus Kogeya (sebelumnya tertulis Egianus Kogoya, red) memberikan pernyataan mengenai kemauannya.

Ekianus Kogeya (TPNPB)
Ekianus Kogeya (TPNPB) ()

Masyarakat Indonesia yang berang akibat aksi KKB Ekianus Kogeya membantai pekerja Trans Papua sekarang bisa melihat tampang si pelanggar HAM berat itu.

Dikutip dari akun favebook TPNPB, Jumat (14/12) dalam sebuah video yang diposting terlihat seorang pria memakai jaket dan bandana bendera Jack Union Inggris yang diidentifikasi sebagai pimpinan KKB Ekianus Kogeya.

Dalam pernyataan, Ekianus meminta boikot Pilpres 2019.

Baca: Daftar Agenda Jokowi Hari Ini, Terima Gelar Adat LAM hingga Tiba di Jambi

Baca: Ramalan Zodiak 15 Desember 2018, Ada yang Rawan Salah Ngomong dan Beruntung di Akhir Tahun

"Boikot Pilpres 2019," ujar Egianus.

"Jadi dengan tegas bahwa, saya sampaikan bahwa Gubernur Papua dan gubernur Papua Barat dan Bupati-bupati dan DPRD dan DPD tidak boleh kasih suara untuk pemilihan presiden 2019." tambah Egianus.

Dalam video pernyataan itu, Ekianus juga tidak meminta uang, bangunan, pemekaran kabupaten dan pembangunan jalan namun minta dilepas oleh NKRI.

"Saya minta pengakuan dilepas oleh NKRI, dipisah oleh NKR, Papua harus merdeka," tutup Egianus.

Sebelumnya KKB Egianus Kogeya juga menyatakan siap perang dengan militer Indonesia.

Namun ia menawar agar militer tak memakai helikopter dan bom udara.

KKB Egianus Kogeya kini menjadi buron paling dicari seantero Irian Jaya oleh TNI-Polri.

Postingan TPNPB memperlihatkan Egianus Kogeya. (Facebook TPNPB)
Postingan TPNPB memperlihatkan Egianus Kogeya. (Facebook TPNPB) ()

Aksi brutalnya pada 2 Desember 2018 yang membantai 19 pekerja Trans Papua PT Istaka Karya mendapat sorotan tajam dunia Internasional.

Hal semacam itu bukan dianggap biadab karena KKB Egianus Kogeya menyerang warga sipil tak bersenjata.

Aparat juga menyebut ada dedengkot lain KKB berinisial PU yang mengizinkan pembantaian para pekerja tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.

Dedi mengungkapkan hingga saat ini pelaku KKB di Papua belum ada yang tertangkap.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (13/12) meski demikian TNI-Polri sudah mengantongi identitas para pentolan KKB termasuk panglima tingginya

"Selain yang sudah di-publish di media, salah satu pelaku yang mengomandoi langsung di lapangan adalah EK. Di atasnya kita sudah berhasil mengidentifikasi panglima tertingginya juga," tutur Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/12).

EK ialah inisial dari Ekianus Kogeya.

Untuk panglima tertingginya Dedi memberi inisial yakni PU.

PU inilah yang memberi restu pembantaian di Nduga berberapa waktu lalu.

Ini videonya:

(Seto Aji/Gridhot.ID)

Satgas Gabungan Buru KKB

Satgas gabungan TNI Polri masih terus melakukan perburuan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga Papua.

Namun perburuan itu bukanlah hal yang mudah, apalagi dengan demografi Papua terbilang sulit.

Pada upaya pencarian KKB ini, Satgas TNI Polri mengerahkan 154 personel.

Bukan kali ini saja TNI dan Polri memburu KKB.

Berikut ini cerita TNI dan Polri dalam memburu KKB Papua:

KKB Sembunyi di Balik Bukit

Baca: Pasien Keracunan Makanan Setelah Pengajian Bertambah Jadi 79 Orang, Dinkes Tetapkan Status KLB

Baca: Syahrini Dikabarkan Lamaran, Tetangga Bilang Ada Acara di Rumah Pagi Hari

Setelah kejadian pembunuhan yang dilakukan KKB pertengahan November 2018 lalu, Satgas TNI Polri memburu KKB yang dipimpin Egianus Kogoya.

Sempat terjadi baku tembak saat upaya evakuasi, wilayah Papua yang berbukit-bukit membuat KKB ini leluasa bersembunyi.

KKB ini juga diduga kerap melakukan kejahatan seperti mengganggu Pilkada Papua, memeras pemerintah daerah dan menganggu penduduk setempat.

Menyita Senapan Serbu dan Ratusan Amunisi

Satgas TNI Polri menyita beberapa pucuk senapan serbu milik KKB.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal mengatakan jika senapan yang berhasil direbut adalah senapan serbu/SS 1 dan satu pucuk senpi jenis jungle/US Carabine beserta 341 butir peluru berbagai jenis.

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua (Tribun Jateng)

"Kedua senpi itu diduga merupakan hasil rampasan dari Polsek Pirime," kata Kamal.

Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh Lama

Perjalanan yang ditempuh Satgas TNI Polri untuk memburu KKB di Distrik Yigi, berkilo-kilo jauhnya.

Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi, mengatakan, jarak terdekat menuju lokasi yang diduga tempat pembunuhan pekerja di Nduga memakan waktu 12 jam menggunakan jalur darat.

Itu semua juga tergantung kondisi.

"Kalau kemarau tanahnya kering, bisa ditempuh 8 jam. Kalau becek bisa 12 jam," kata Aidi.

Satgas TNI Polri Bebaskan Waga yang Disandera KKB

Baca: Sekarang Terungkap, Ternyata Ini Alasan Dita Soedarjo Batal Menikah dengan Denny Sumargo

Baca: 7 Tips Bikin Kebiasaan Boros Bikin Jadi Hemat, Apa Saja Ya? Satu Diantaranya Kebutuhan Me Time

Sempat terjadi baku tembak di Desa Kimbely, Banti, Papua.

Saat itu Satgas tengah melakukan misi pembebasan sandera.

Pembebasan sandera unu melibatkan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sebanyak 13 orang, Raider 751 sebanyak 30 orang.

"Pasukan bergerak cepat masuk ke daerah sasaran untuk menyerbu atau menguasai perkampungan Kimbely. Dua tim dari Taipur Kostrad bertugas masuk sasaran dan menguasai permukiman Banti." kata Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved