Saat Wiranto Berkata "Kita Habisi Mereka" Soal KKB yang Menggangu Negara, Pasukan ini Pembasminya?
Saat Wiranto Berkata "Kita Habisi Mereka" Soal KKB yang Menggangu Negara, Pasukan ini Pembasminya?
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Saat Wiranto Berkata "Kita Habisi Mereka" Soal KKB yang Menggangu Negara, Pasukan ini Pembasminya?
TRIBUNJAMBI.COM - Nampaknya bukan hanya pihak TNI dan Polri saja yang geram dengan tingkah laku, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Melainkan, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto pun tersulut dengan aksi tidak manusiawi kelompok yang bisa dikatakan separatis tersebut.
Bahkan, mantan Panglima TNI ini mengatakan, tim gabungan TNI dan Polri masih terus melakukan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pelaku pembantaian di Nduga, Papua.
Kelompok tersebut dinilai sebagai pengacau negara. Oleh karenanya, kata Wiranto, mereka harus "dihabisi".
Baca Juga:
Pantas Berani Tantang TNI, Ternyata ini Jenis Senjata KKB yang Didapat dari Papua Nugini & Filipina
Kekuatan Pasukan Gabungan TNI-Polri Dalam Menaklukkan Puncak Kebo, 3 Anggota KKB Tewas Ditembak
Terungkap Sudah! Senjata Anggota KKB di Papua Dipasok dari Papua Nugini dan FIlipina
"Kita kejar, kita habisi mereka (KKB). Jangan sampai mengganggu kepentingan negara yang besar ini, jangan mengganggu persatuan negara ini," kata Wiranto saat ditemui di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Dikutip TribunJambi.com dari Kompas.com, Wiranto mengatakan, menurut hukum yang tertuang dalam Undang-Undang, dibenarkan bagi TNI dan Polri mengejar dan "menghabisi" mereka.
Namun, akan lebih baik lagi jika masalah dapat diselesaikan dengan cara yang baik.
Apalagi, jika kemudian kelompok ini sadar untuk tidak lagi melakukan aksi kekerasan dan pembunuhan, serta mau kembali ke pangkuan NKRI.
"Kalau mereka sadar kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, bagus. Tapi kalau tidak bisa, mengorbankan masyarakat banyak, mengganggu kepentingan nasional, mengganggu stabilitas nasional, ya tindak tegas, tidak ada lain," tandas Wiranto.

Wiranto meminta publik tidak meributkan persoalan ini.
Sebab, tim gabungan terus bertindak untuk menyelesaikan permasalahan.
Hingga saat ini, tim gabungan berhasil mengidentifikasi 17 orang meninggal dunia akibat pembantaian KKB di Nduga, Papua.
Tim gabungan masih fokus mencari 4 korban hilang, yang diduga berhasil melarikan diri saat kejadian.
Sedangkan 4 orang lainnya yang juga sempat dibawa ke tempat pembantaian dan melarikan diri, dinyatakan selamat dan sudah dievakuasi.
Baca Juga:
Makin Menjadi-jadi! Pentolan KKB Kirim Surat Terbuka ke Jokowi: Perang Tidak Akan Berhenti Sampai. .
Isi Video Kiriman KKB di Papua ke Presiden Jokowi, Sebut Syarat untuk Hentikan Perang di Papua
Kabar Terbaru Situasi Pascapenembakan KKB di Papua, Dua Korban Anggota TNI Belum Dievakuasi
Di luar jumlah tersebut, terdapat 27 orang yang juga dinyatakan selamat dan sudah dievakuasi.
Mereka terdiri dari pekerja jembatan, pekerja puskesmas, telkom, dan karyawan SMP.
Sebelumnya pembunuhan sadis dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Nduga, Papua terhadap pekerja PT Istaka Karya.
Mereka bekerja untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah.

Lokasinya jauh dari ibukota Nduga dan Kabupaten Jayawijaya yang terdekat dari wilayah pembangunan jembatan.
Informasi yang diterima dari berbagai sumber, para pekerja pembangunan jembatan itu diduga dibunuh lantaran mengambil foto pada saat perayaan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) oleh KKB tak jauh dari lokasi kejadian.
Pasukan Kostrad ini Diminta Untuk Membasmi KKB di Papua
Ahli Bergerilya di Hutan Belantara, Pasukan Kostrad Bakal Jadi Ancaman KKB di Papua, ini Kekuatannya
Sudah menjadi sangat brutal, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kini menyerang pos penjagaan TNI di Papua.
Pos TNI yang baru di dirikan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, diserang kelompok kriminal bersenjata ( KKB), Selasa (11/12/2018).
Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel M Aidi mengatakan, penyerangan pos TNI itu terjadi sekitar pukul 06.15 WIT.
"Tadi pagi sekitar pukul 06.15 WIT pos TNI yang baru dibangun di Yigi pasca-terjadinya pembantaian terhadap puluhan Karyawan PT Istaka Karya di Puncak Kabo Distrik Yigi tanggal 2 Desember lalu mendapatkan serangan dari pihak kelompok separatis," kata Aidi dalam rilisnya, Selasa (11/12/2018).
Baca: Ada Peran Sekda Sarolangun dalam Kasus Perumahan PNS, Ini Kata M Madel Mantan Bupati Sarolangun
Baca: 5 Saran untuk Peternak, Agar Sapi Tidak Mudah Sakit
Baca: Divonis Satu Tahun Penjara, Ini Dosa Edi dalam Kasus Tabrak Lari yang Sebabkan Penumpang Tewas
Aidi menjelaskan, serangan berasal dari arah barat di atas ketinggian dengan jarak sekitar 500-600 meter dari pos TNI dengan kondisi medan rimbun tertutup pohon-pohonan.
Anggota TNI yang ada di pos berusaha membalas tembakan sehingga terjadi kontak senjata.
"Mendapatkan serangan, prajurit TNI bukannya lari meninggalkan pos, tetapi separuh kekuatan berusaha melakukan pengejaran ke arah datangnya serangan dipimpin oleh Dan Pos Lettu Inf Ardan. Sementara yang lain mengamankan pos," kata Aidi.

Lanjut Aidi, KKB melarikan diri secara terpencar masuk hutan sembari sesekali melancarkan serangan.
Namun, pasukan tetap melakukan pengejaran dengan memanfaatkan jejak KKB yang ditemukan.
Akibat serangan tersebut dilaporkan bahwa dua prajurit mengalami luka tembak.
Korban atas nama Pratu Budi luka tembak di bahu dan Praka Aswad luka ringan di pelipis karena masalah amunisi.
Saat ini kedua korban tengah dievakuasi melalui jalur darat dari Yigi ke Distrik Mbua untuk selanjutnya dievakuasi melalui jalur udara menggunakan helikopter ke Wamena.
//
Buru KKB Raider Kostrad TNI AD Diterjunkan
Setelah penembakan pekerja di Nduga, Papua, pasukan khusus Raider Kostrad diturunkan untuk memburu kelompok separatis Egianus Kogoya.
Dianggap bertanggung jawab atas tewasnya pekerja PT Iskara Karya di Kabupaten Nduga, Papua, kelompok separatis Egianus Kogoya lantas diburu pasukan khusus Raider Kostrad.
Pasukan khusus Raider Kostrad dari Yonif 751 Raider diberangkatkan ke Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (4/12/2018) pagi, membantu Kepolisian melawan kelompok separatis Egianus Kogoya.
Pasukan yang menyandang gelah ahligerilya ini memang sudah menjadi 'makanan sehari-hari' berperang dan mengejar musuh di hutan belantara.
Baca Juga:
Bukan Jabatan, Ini Alasan Antasari Azhar Ikhlas Dukung Jokowi jadi Presiden
Mega Proyek Pelabuhan Ujung Jabung Jambi Dilanjutkan, Segini Besaran Anggarannya
Jadi Buronan Polisi, ini 3 Foto Wajah Pelaku Pengeroyokan Anggota TNI di Ciracas, Langsung Jadi DPO
Pengerahan pasukan Raider Kostrad ini merupakan aksi lanjutan setelah Menko Polhukam, Wiranto memerintahkan TNI dan Kepolisian untuk memburu kelompok separatis Egianus Kogoya.
"Jadi tadi saya sudah bicara dengan Kapolri, Panglima TNI untuk segera dilakukan pengejaran yang habis-habisan. Supaya apa? Supaya tak terulang lagi. Ya habis-habisan, sampai ketemu," ujar Wiranto, seperti dikutip Grid.ID dari Tribunnews.com.
Selain memburu kelompok separatis, personel pasukan khusus Raider Kostrad yang diturunkan memiliki tugas lain di Kabupaten Nduga, Papu.
Yakni untuk mengevakuasi jenazah korban yang meninggal dunia akibat ditembak kelompok separatis.
Untuk mengenal lebih jauh pasukan khusus Raider Kostrad, simak fakta-faktanya berikut ini.
1. Skill Tempur Khusus

Pasukan khusus Raider Kostrad yang diturunkan ke Kabupaten Nduga, Papua, memiliki skill khusus untuk memburu kelompok separatis Egianus Kogoya.
Dikutip Grid.ID dari Intisari, sesuai dengan arti kata raid di namanya, pasukan Raider Kostrad memiliki kemampuan untuk memburu pasukan gerilya lawan sampai tuntas.
Untuk melawan musuh yang bergerilya, pasukan khusus Raider Kostrad juga menggunakan taktik yang sama, yakni bergerilya (counter guerilla warfare).
Bedanya, pasukan khusus Raider Kostrad memiliki status sebagai 'pemburu'.
Kontak Senjata Terjadi Lagi saat Evakuasi Korban Pembantaian KKB Papua di Puncak Kabo
2. Senjata Pasukan Raider

Senapan serbu yang pendek nan ringan, SS-1 R5, menjadi andalan pasukan khusus Raider Kostrad.
Senjata ini merupakan manufaktur pabrik senjata Indonesia, PT Pindad.
Senjata ini menjadi andalan ketika pasukan Raider Kostrad hendak menghadapi pertempuran di hutan secara senyap.
Selain ringan, senapan SS-1 R5 ini juga dilengkapi dengan teleskop bidik, yang dapat meningkatkan akurasi tembakan yang dilepaskan pasukan Raider Kostrad.
3. Ahli dalam Berbagai Operasi Khusus

Mengutip Intisari, pasukan Raider Kostrad sudah terlatih untuk melakukan berbagai operasi khusus.
Contoh operasi khusus yang dapat dilakukan seperti teknik dril kontak, infiltrasi atau penyusupan, eksfiltrasi, Mobud (mobil udara), Ralasuntai (Operasi di Rawa, Laut, Sungai dan Pantai), raid Baswan (operasi pembebasan tawanan), dan raid penghancuran.
Kisah Pasukan TNI di Nduga Papua - Lewati Medan Terjal Hingga Hadapi Baku Tembak dengan KKB
4. Dapat Tidur di Bawah Guyuran Hujan

Sebagai pasukan antigerilya, pasukan khusus Raider Kostrad harus selalu siap untuk hidup berhari-hari di hutan belantara demi lancarnya operasi militer yang dilakukan.
Mengutip dari Intisari, pasukan khusus Raider Kostrad ini dikenal bisa tidur nyenyak walau diguyur hujan lebat.
Walau hanya berlindung di bawah selembar matras tipis, pasukan khusus Raider Kostrad harus bisa tidur demi menjaga kelancaran operasi militer yang tengah dijalankan.
5. Pejalan Kaki yang Tangguh, Mampu Berjalan hingga Ratusan Kilometer
Pasukan Raider Kostrad dikenal memiliki endurance serta tenaga yang kuat, yang membuat mereka mampu berjalan jauh.
Bertugas memburu gerilyawan sampai tuntas, pasukan khusus Raider Kostrad harus mampu berjalan kaki hingga ratusan kilometer.
Oleh sebab itu, latihan lari setiap hari menjadi makanan wajib pasukan Raider Kostrad di setiap markas Batalyon Raider.
Demi membina kemampuan setiap personel agar tetap prima, latihan lari ini tetap dilakukan setiap hari, walaupun prajurit Raider Kostrad sedang menjalankan ibadah puasa.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON JUGA VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI JUGA KAMI DI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: