Kopassus Bantah Turunkan Satgultor 81 yang Akrab Disebut 'Pasukan Siluman' Untuk Buru KKB di Papua

Kopassus Bantah Turunkan Satgultor 81 yang Akrab Disebut 'Pasukan Siluman' Untuk Buru KKB di Papua

Editor: Andreas Eko Prasetyo
solarconflict.com
Satuan Gultor 81, Pasukan Siluman Milik Kopassus 

Untuk membentuk pasukan elit itu, dua Perwira muda Kopassandha, yakni Mayor Luhut Panjaitan dan Kapten Prabowo Subianto, pada tahun 1982 dikirim ke Jerman Barat untuk menjalani pendidikan di satuan antiteror Grenzschutzsgruppe 9 (GSG-9).

Seperti dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando', Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas (2009)

Personel Gultor 81 Kopassus
Personel Gultor 81 Kopassus 

Satuan GSG-9 sudah menorehkan banyak prestasi dalam operasi pembebasan sandera dan penanganan antiteror lainnya, meski sepak terjangnya sangat jarang diberitakan.

Tapi, untuk menjalani pendidikan di GSG-9 yang sangatlah berat dan biasanya siswa yang lulus hanya 20 persen saja.

Artinya 80 persen sisanya dipastikan gagal dalam pendidikan dan sama sekali tidak ada kompromi bagi mereka.

Pendidikan antiteror di GSG-9 berlangsung selama 22 minggu.

Dalam 13 minggu pertama, pelajarannya meliputi tugas-tugas pokok kepolisian, masalah hukum, kemampuan menggunakan berbagai jenis senjata dan seni beladiri karate.

Baca Juga:

Mulai dari Pembebasan Lahan, Ini Tahapan Pembangunan Ujung Jabung Tahun Ke Tahun

Sinar Sentosa, Safety Riding Bersama Mahasiswa UIN

Aktivis Perempuan Minta Pedangdut Sisca Dewi Dibebaskan, Dia Dinikahi Siri Secara Sah oleh BS

Setelah 13 minggu, pelajaran yang diberikan berupa ketrampilan pasukan antiteror yang mahir bertempur di darat, laut, dan udara, serta tempat-tempat ekstrem lainnya.

Mayor Luhut dan Kapten Prabowo ternyata bisa lulus dari pendidikan GSG-9 dengan prestasi yang memuaskan.

Ketika Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategis, Letjen TNI LB Moerdani, saat itu membentuk pasukan Detasemen 81/Antiteror Kopassandha, Mayor Luhut diangkat sebagai Komandan dan Kapten Prabowo sebagai Wakil Komandan.

Nama Detasemen 81/Antiteror ternyata diciptakan sendiri oleh Mayor Luhut dan Kapten Prabowo sewaktu menghadap Panglima ABRI Jenderal TNI M Jusuf.

Alasannya adalah Detasemen Antiteror dibentuk tahun 1981, dan disetujui oleh Jenderal M Jusuf.

Tapi, Jenderal M Jusuf ternyata memiliki alasan sendiri yang unik.

Menurut Jenderal M Jusuf penamaan Detasemen 81/Antiteror sudah betul karena angka 81 jumlahnya 9.

"Pesawat Hercules yang selalu saya gunakan mempunyai call sign A-1314. Jumlah angkanya juga 9. Angka paling bagus itu," ujar Jenderal M Jusuf.

Baca Juga:

Download Daftar Peserta SKB CPNS Kemenag 2018 - Bisa di kemenag.go.id, sscn.bkn.go.id atau Disini!

Harbolnas 2018, Harga Mobil Cuma Rp 12 Ribu di Bukalapak

Profil dan Sejarah Sat 81 Kopassus Terbentuknya Pasukan Siluman yang Diturunkan Memburu KKB Papua

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved