18 Hari Tersesat di Belantara Papua, Prajurit Kopassus Ini Ditolong 3 Sosok Mistis

Panglima TNI langsung memerintahkan pasukan untuk memburu kelompok tersebut di hutan belantara Papua sekaligus mengevakuasi korban.

Editor: Suci Rahayu PK
Prajurit Kopassus 

3 Sosok mistis menolong prajurit Kopassus yang tersesat di hutan belantara Papua saat bertugas.

TRIBUNJAMBI.COM - Pembantaian para pekerja pembangunan jembatan dan jalan Trans Papua yang terjadi di Nduga, Papua jadi sorotan.

Para pekerja dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Panglima TNI langsung memerintahkan pasukan untuk memburu kelompok tersebut di hutan belantara Papua sekaligus mengevakuasi korban.

Baca: Profesor Intelijen Pertama di Dunua Teryata dari Kopassus, Aksi Mertua KSAD Merayapi Sarang Kobra

Baca: Kisah Nyata! Selamatkan Teman Seperjuangan, Anggota Kopassus ini Berlari Bawa Granat ke Arah Musuh

Baca: Buktikan Keaslian Cerita, Kopassus Nekat Masuk Lembah X yang Santer Diisi Suku Pemakan Manusia

Jumat (7/12/2018) 16 jenazah yang ditemukan, sebanyak sembilan jenazah berhasil dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika, untuk dilakukan identifikasi dan otopsi.

Hutan belantara Papua merupakan satu diantara lokasi yang terkenal dengan medan yang sulit dan angker.

Proses evakuasi jenazah di Puncak Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga lokasi penembakan yang dilakukan kelompok KKB.
Proses evakuasi jenazah di Puncak Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga lokasi penembakan yang dilakukan kelompok KKB. (John Roy Purba/Istimewa)

Pasukan TNI yang pernah diturunkan di Papua seringkali kesulitan menghadapi ganasnya medan yang masih alami tersebut.

Bahkan prajurit Kopassus yang pernah diturunkan di sana pernah merasakan keangkeran hutan belantara Papua.

Dilansir dari buku Kopassus untuk Indonesia, karangan Iwan Santosa dan E.A Natanegara satu diantara prajurit Kopassus mengalami pengalaman mistis yang tak lazim.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memantau langsung proses evakuasi jenazah di Bandara Mozes Kilangan Timika, Jumat (7/12/2018). (Dok. Istimewa)
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memantau langsung proses evakuasi jenazah di Bandara Mozes Kilangan Timika, Jumat (7/12/2018). (Dok. Istimewa) (Dok. Istimewa)

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menjadi satu diantara pasukan elit yang dimiliki oleh TNI AD.

Kenyang asam garam di berbagai operasi militer, kemampuan Kopassus juga telah diakui oleh dunia.

Baca: Tradisi Unik Menyambut Tahun Baru dari Berbagai Negara, Mulai Tidur di Kuburan hingga Pakaian Dalam

Baca: 4 Langkah Hidup Bahagia Bersama Sahabat hingga Zodiak yang Bisa Dijadikan Teman Paling Setia

Berbagai misi pertempuran mulai dari Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja, pemberantasan PRRI/Permesta hingga pembebasan sandera pesawat Garuda Woyla di Thailand.

Tak sembarangan tentara yang bisa bergabung dengan korps baret merah.

Mereka harus sosok pilihan yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata.

Para prajurit Kopassus sering kali mendapat penugasan sulit di berbagai daerah.

Ini setelah para prajurit dinyatakan lulus melewati werving atau rangkaian tes kesehatan, fisik, akademi dan psikologi.

Dalam penugasan para prajurit mesti menghadapi ganasnya kondisi alam, bahkan anggota juga mengalami kejadian di luar nalar.

Seperti dikisahkan oleh satu diantara anggota Kopassus yang bertugas di Papua.

Dilansir dari buku Kopassus untuk Indonesia, karangan Iwan Santosa dan E.A Natanegara satu diantara prajurit Kopassus mengalami pengalaman mistis yang tak lazim.

Saat itu sang prajurit ditempatkan sebagai komandan pos di Timika.

Satu diantara pos yang waktu itu sangat rawan karena keberadaan pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Kelly Kwalik dan Thadeus Yogi.

Pasukan tersebut lalu diperintahkan untuk menggerebek markas OPM yang berjarak enam hari jalan kaki dari pos Timika.

Baca: Sedang Nongkrong, Adik Kandung Vicky Prasetyo Diserang Orang Bersenjata, Kaki & Tangan Luka Bacokan

Baca: Diskon Mobil Gede-gedean, Avanza, Xenia, Ertiga, Mobilio, Wuling, Rp 15 Juta-Rp 40 Juta

Tim berangkat ke lokasi pada bulan Oktober yang juga bertepatan dengan musim penghujan.

Saat hari kelima, mereka bertemu sungai dengan arus yang sangat deras.
Mereka pun memutuskan untuk menyeberang dengan menggunakan tali.

Saat menyeberang tersebut ada prajurit yang berpangkat kopral masuk ke pusaran air dan hanyut.

Melihat hal ini sang komandan lalu menyelam untuk menolongnya.

Namun sampai suatu titik, sungai itu hilang dan menjadi air terjun.

Sang komandan pun menepi di tengah hutan Papua yang berada di ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut.

Lima orang sudah menyeberang, tiga belum menyeberang dan sang komandan hanyut bersama dengan si Kopral.

Karena terus berusaha mencari prajuritnya yang hilang sang komandan tersesat di dalam hutan belantara papua yang masih rapat.

Ilustrasi Kopassus
Ilustrasi Kopassus (Capture/Film Merah Putih Memanggil)

Baca: Tips Berbadan Atletis dari Jenderal TNI Andika Perkasa, Pamer Otot Bareng Petinggi TNI

Dia pun berusaha mencari arah untuk kembali ke Timika dengan harapan melaporkan anak buahnya yang hilang kepada atasan untuk selanjutnya mencari kembali.

Tiba hari keenam lokasi yang dicari tak juga ketemu. Prajurit ini sudah berada di ambang sadar.

Semua perlengkapan termasuk sepatunya hanyut dibawa arus sungai yang deras.

Dan di hari keenam itulah prajurit Kopassus ini mengalami pengalaman yang tak bisa dijelaskan dengan akal sehat.

Ia mengaku melihat alam lain, antara sadar dan tidak sara prajurit tersebut merasa masih terus berjalan.

Komandan Tim dari Kopassus TNI AD yang ikut operasi pembebasan sandera di Desa Binti dan Desa Kimbley, Tembagapura, Mimika, Papua, memberikan jatah makan saingnya ke
Komandan Tim dari Kopassus TNI AD yang ikut operasi pembebasan sandera di Desa Binti dan Desa Kimbley, Tembagapura, Mimika, Papua, memberikan jatah makan saingnya ke "Mama-Mama" Papua yang baru saja dibebaskan dari penyanderaan oleh Prajurit TNI, Jumat (17/11/2017). (Hak Cipta Foto Penerangan Kopassus TNI AD). (TNI)

Di hari kesebelas Ia berhasil menyeberangi sungai yang lebarnya 200 meter sebelum akhirnya tiba di Timika.

Selama 18 hari tersesat di dalam hutan akhirnya prajurit tersebut ditemukan oleh warga dalam kondisi selamat.

Saat itu saya kondisi tubuhnya hanya tinggal tulang berbalut kulit, mata yang terus berputar liar dan telapak kaki yang bengkak akibat tertancap potongan kayu.

Baca: Promo Tiket Aquaman Buy One Get One Free dari TIX ID, Bisa Dipesan Mulai 7 Desember, Ini Caranya!

Baca: Ungkap Fakta di Balik Insiden Pembantaian di Nduga, saat Itu Posisi Tak Ada Pengawalan

Yang membuat merinding ternyata dalam mata prajurit tersebut selama tersesat di hutan Ia merasa dirinya diikuti oleh tiga sosok tak terlihat.

Menurut penuturannya saat matahari sudah terbenam, satu memijati kaki, satu memijati pundak dan satu lagi berbagi rokok dengan prajurit tersebut.

Meski dalam kondisi yang memprihatinkan dokter yang memeriksa menyatakan prajurit tersebut bebas dari penyakit malaria dan cacing tambang.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved