Soal Nikah Muda, Ini Komentar Dokter, Mahasiswa hingga Pelajar

Ada beberapa dampak yang ditimbulkan saat pernikahan dini terjadi, risiko putus sekolah hingg risiko kematian bayi.

Penulis: Nurlailis | Editor: Teguh Suprayitno
istimewa
Rahma Mahasiswa 

TRIBUNJAMBI.COM - Belakangan fenomena nikah muda begitu populer. Berdasarkan data dari BPS dan UNICEF pada 2015 perempuan pernah kawin usia 20-24 tahun, 22,82 persen menikah sebelum usia 18 tahun.

Ada beberapa dampak yang ditimbulkan saat pernikahan dini terjadi, yaitu anak perempuan yang menikah sebelum 18 tahun akan beresiko putus sekolah, resiko kematian bayi yang telahir dari ibu dibawah 20 tahun 1,5 kali lebih besar dalam 28 hari pertama.

Dalam keluarga berpenghasilan rendah memungkinkan pernikahan anak lebih besar dua kali lipat. Juga angka pernikahan dibawah umur di pedesaan 1,5 kali lebih tinggi dari perkotaan.

Baca: Sambut Liburan, Lippo Plaza Berikan Banyak Promo di Holiday Sensation

Sebagai millenial bagaimana sih memaknai nikah muda. Berikut adalah komentar dari beberapa sobat milenial mengenai nikah muda.

Rahayu
Rahayu (istimewa)

Rahayu

Fenomena nikah muda cukup tinggi di Indonesia. Tingginya angka nikah muda akan menyebabkan berbagai permasalahan yaitu akan menyebabkan meningkatnya angka fertilitas, risiko pada proses kehamilan dan kelahiran, rendahnya kualitas keluarga.

Selain itu, tingginya angka nikah muda akan memicu jumlah pasangan muda yang bercerai tinggi, akibat ketidaksiapan mereka dalam menjalani perkawinan.

Jangan pernah menganggap pernikahan itu sesuatu yang sederhana, akan tetapi pernikahan merupakan hal yang sangat sakral karena diikrarkan kepada Allah.

Baca: Video: Detik-detik Angin Puting Beliung Terjang Wilayah Bogor

Anggapan yang salah menyebabkan pernikahan dianggap hal biasa, sehingga perceraian juga dianggap biasa. Persiapan dan perencanaan berkeluarga penting dipahami remaja sebagai calon pasangan yang akan berkeluarga dalam upaya membangun keluarga berkualitas. 

Tentunya banyak yang harus dipertimbangkan, salah satunya kesiapan fisik, mental, biologis dan kesehatan. Hanya sedikit dari remaja yang telah mendapat informasi yang cukup mengenai dampak dari pernikahan muda dari keluarga maupun lingkungan mereka.

Dan masih sedikit pula (baik laki-laki maupun perempuan) yang menyadari perlunya persiapan dan perencanaan yang matang sebelum menjalani kehidupan berkeluarga. 

Oleh sebab itu BKKBN telah melaksanakan program PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan). PUP adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama saat mencapai usia minimal 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.

Baca: Ditanya Hal ini Oleh Boy William, Gisella Mendadak Minta Tissue Karena Ingin Menangis

Tujuannya program tersebut adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar dalam merencanakan keluarga, agar mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional,  pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan  jarak kelahiran.

Rahma Mahasiswa
Rahma Mahasiswa (istimewa)

Rahma

Menurut saya nikah muda adalah satu hal yang perlu diberikan edukasi lagi ke masyarakat. Bahwa masyarakat tidak hanya tahu tentang hal positifnya tetapi juga sadar hal negatif dan konsekuensi yang akan diterima dari pernikahan muda tersebut.

Hal yang harus ditekankan di sini adalah mengubah pemikiran masyarakat, agar berpikir cepat-cepat menikah. Lebih baik mengaktualisasikan diri untuk meningkatkan kualitas diri, mengejar mimpi dan melakukan banyak hal positif untuk sekitar.

Sebelum menikah harus paham makna dan maksud dari pernikahan itu yang sebenarnya. Saat kamu melihat pernikahan itu bukan sebagai sebuah keharusan tetapi sebagai sebuah panggilan jiwa.

Saat dalam mengambil keputusan tersebut kamu telah benar-benar siap dan mantap untuk menerima segala bentuk tanggung jawab dan konsekuensinya. Kamu tau bahwa itu adalah momen yang hanya akan terjadi satu kali dalam seumur hidup.

Hal yang pertama yang harus kita lakukan adalah bertanya dengan diri sendiri. Sudah siapkah diri kita untuk menikah? Karena yang paling tau, yang akan membuat keputusan dan yang akan menghadapi segala permasalahan selama di pernikahan tersebut adalah kita dan pasangan, bukan orang tua, apalagi orang lain yang selalu memaksa kita untuk cepat menikah.

Hal lainnya adalah kita yakin bahwa pasangan adalah orang yang tepat untuk bisa menemani kita dalam terus memperbaiki diri dan memecahkan masalah bersama dalam menghadapi kehidupan sosial nantinya.

Adel
Adel (istimewa)

Adel

Menikah itu memang wajib. Tapi menurut saya menikah muda itu mengakibatkan dampak dan risiko yang sangat tidak baik buat kesehatan dan mental.

Biasanya remaja belum matang untuk memikirkan hal-hal yang buruk setelah menikah, mereka hanya memikirkan hal-hal yang menyenangkan dan bahagianya saja. Mereka tidak mengetahui bahwa menikah dan membina rumah tangga itu tidak semudah membalikan telapak tangan.

Ada baiknya seseorg yang ingin menikah itu menanyakan kepada dirinya sendiri, apakah sudah siap atau tidak. Jangan memutuskan sesuatu dengan asal-asalan karena kebanyakan orang berfikir menikah itu mudah, namun kenyataannya berbeda.

Pertimbangkanlah perasaanmu kepada pasangan, jangan sampai ragu dan bimbang. Pikirkan apakah kita sudah pantas menikah dengannya dan apakah sudah terpenuhi syarat-syarat untuk menjadi pasangan hidup yang baik atau tidak. Jangan menikah karena terpaksa.

Zena

Saya sangat prihatin sekaligus bersedih terhadap banyaknya remaja yang seharusnya dapat mengenyam pendidikan serta karier harus menikah lebih awal.

Pernikahan adalah perjalanan hidup manusia yang nantinya akan merintis sebuah keluarga yang harmonis. Hal yang harus dilakukan adalah memiliki prinsip yang kuat bahwa menikah dilandasi tanggung jawab, cinta serta ibadah.

Sebaiknya hal yang perlu di persiapkan adalah persiapan diri dengan baik, memiliki cukup ilmu sebagai calon isteri dan ibu, umur yang matang, pendidikan yang baik, kemapanan ekonomi terutama bagi calon suami.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved