Tersesat 7 Hari di Belantara Papua, Anggota Kopassus ini Diikuti 3 Sosok Gaib Saat Keluar dari Hutan
Tersesat 7 Hari di Belantara Papua, Anggota Kopassus ini Diikuti 3 Sosok Gaib Saat Keluar dari Hutan
Prajurit ini sudah berada di ambang sadar.
Baca Juga:
Momen Kocak Saat Bedak Timnas Korea Selatan Luntur dan Kalah dari Timnas Indonesia di SUGBK
Pembunuhan Sadis di Prabumulih, Korban Tiga Orang Sekaligus, Tewas dengan Luka Tembak di Kepala
Masalah Aset Sekretariat DPRD Tanjab Barat Mulai Terang Setelah Gudang Dibongkar
Semua perlengkapan termasuk sepatunya hanyut dibawa arus sungai yang deras.
Dan di hari keenam itulah prajurit Kopassus ini mengalami pengalaman yang tak bisa dijelaskan dengan akal sehat.
Ia mengaku melihat alam lain, antara sadar dan tidak sara prajurit tersebut merasa masih terus berjalan.
Di hari kesebelas Ia berhasil menyeberangi sungai yang lebarnya 200 meter sebelum akhirnya tiba di Timika.
Selama 18 hari tersesat di dalam hutan akhirnya prajurit tersebut ditemukan oleh warga dalam kondisi selamat.
Saat itu kondisi tubuhnya hanya tinggal tulang berbalut kulit, mata yang terus berputar liar dan telapak kaki yang bengkak akibat tertancap potongan kayu.
Yang membuat merinding ternyata dalam mata prajurit tersebut selama tersesat di hutan Ia merasa dirinya diikuti oleh tiga sosok tak terlihat.

Menurut penuturannya saat matahari sudah terbenam, satu memijati kaki, satu memijati pundak dan satu lagi berbagi rokok dengan prajurit tersebut.
Meski dalam kondisi yang memprihatinkan dokter yang memeriksa menyatakan prajurit tersebut bebas dari penyakit malaria dan cacing tambang
Disamping itu, kisah menarik yang lain juga terjadi saat Kopassus menjadi bagian pasukan perdamaian PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa).
Anggota Kopassus bahkan sempat mencetak sejarah melegenda di PBB.
Peristiwa tersebut terjadi saat anggota Kopassus yang masih bernama RPKAD (Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat), diminta PBB untuk menjaga perdamaian di Kongo, pada 1962.
Kala itu, Kongo tengah dilanda konflik mencekam akibat adanya pemberontak.
Akhirnya, Indonesia pun mengirimkan tim terbaik yang dikenal sebagai pasukan Garuda III.