Peristiwa Nduga Papua
Kontak Senjata dengan KKB di Nduga Papua saat Evakuasi Korban, Satu Anggota Tim Belukar Tertembak
Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin Siregar membenarkan satu anggota Tim Belukar telah sampai ke Puncak Kabo, lokasi para pekerja dikabarkan
Satu anggota TNI tertembak saat terjadi baku tembak dengan KKB ketika akan mengevakuasi korban pembunuhan di Nduga Papua.
TRIBUNJAMBI.COM - Tim Belukar dari aparat penegak hukum yang mengevakuasi karyawan PT Istaka Karya yang dikabarkan dibunuh kelompok Seperatis di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabuapten Nduga, Papua, mendapat perlawanan dari kelompok Seperatis, Rabu (5/12/2018).
Satu anggota Tim Belukar dikabarkan terkena tembakan.
Belum diketahui kondisi korban saat ini.
Korban saat ini telah dievakuasi ke Pos TNI Mbua dari Puncak Kabo, Distrik Yigi.
Baca: Helikopter TNI Ditembaki saat Evakuasi Jenazah Serda Handoko yang Meninggal di Nduga Papua
Baca: Soal Reuni 212, Effendi Gazali Sampai 3 Hal di ILC, Irma Suryani Jangan Provokatif & Berat Sebelah
Baca: Disiarkan RCTI Online, Buka Link Live Streaming PSCS Cilacap vs Persib Bandung, Lihat Prediksi
Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin Siregar membenarkan satu anggota Tim Belukar telah sampai ke Puncak Kabo, lokasi para pekerja dikabarkan dibunuh oleh kelompok KKB.
“Sesampainya di Puncak Kabo, tim yang terdiri anggota TNI dan Polri mendapat perlawanan dari kelompok KKB,” ungkap Kapolda melalui pesan singkat telepon selulernya.
Kapolda menjelaskan, saat ini satu anggota yang terkena tembakan telah dievakuasi ke Pos TNI di Mbua, yang jaraknya 2 jam berjalan kaki dari Puncak Kabo.
“Sampai saat ini tim Nanggala yang telah bersatu dengan tim Belukar masih melakukan penyisiran di Puncak Kabo"
"Kontak tembak terus terjadi"
"Tetapi kita masih susah mendapat kondisi ril di sana, lantaran akses telekomunikasi yang susah,” ujar singkat.
Danrem 172/PWY, Kolonel Inf Binsar P Sianipar mengungkapkan, saat ini sudah ada 250 personel gabungan telah berada di Mbua untuk melakukan evakuasi dan juga penyisiran terhadap kelompok separatis.
“Sebanyak 250 pasukan gabungan telah bergeser ke Mbua untuk mengejar dan mengevakuasi para korban,” katanya. (Kompas.com/John Roy Purba)
Helikopter Ditembaki saat Evakuasi Anggota TNI di Nduga Papua
Helikopter milik TNI yang melakukan evakuasi jenazah Serda Handoko yang gugur saat diserang kelompok separatis di Pos TNI PAM Rawan/755 Yalet yang berada Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, Rabu (5/12/2018) siang.
Baling-baling helikopter terkena tembakan saat diserang oleh kelompok kriminal bersenjata ( KKB).

Namun evakuasi jenazah Serda Handoko yang diback up dari team Nanggala berhasil dilakukan.
Kini jenazah Serda Handoko telah dievakuasi dari Distrik Mbua ke Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga, untuk selanjutnya diterbangkan ke Timika, Kabupaten Mimika.
Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin Siregar menjelaskan, sekitar pukul 10.00 WIT, tiga unit helikopter dengan tim Naggala berangkat dari Kabupaten Mimika menuju ke Puncak Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga yang merupakan lokasi pembantaian pegawai PT Istaka Karya.
Kapolda menjelaskan, saat tim berada di lokasi Puncak Kabo, helikopter mendapat tembakan dari arah puncak, sehingga tim Nanggala melakukan tembakan balasan.
Baca: Soal Reuni 212, Effendi Gazali Sampai 3 Hal di ILC, Irma Suryani Jangan Provokatif & Berat Sebelah
Baca: Pesona Priyanka Chopra saat Menikah dengan Nick Jonas, Hingga Detail Pernikahan yang Penuh Air Mata
Baca: Ketegangan di Dalam Mobil saat Harimau Menatap Penumpang, Momen saat Peter Kabur pada 2012
“Karena ada tembakan dari arah Puncak Kabo, maka Tim Nanggala melakukan tembakan balasan dari helikopter"
"Ada satu helikopter jenis Bell yang baling-balingnya terkena tembakan dari kelompok KKB,” ungkapnya ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya.
Lantaran bahan bakar minyak (BBM) habis, ungkap Kapolda, akhirnya helikopter melakukan refueling (pengisian BBM) sekaligus evakuasi jenazah anggota Pos TNI Mbua, Serda Handoko.
“Jadi jenazah sudah dievakuasi ke Kenyam selanjutnya akan dibawa ke Timika, Kabupaten Timika,” terangnya.
Diketahui, Serda Handoko adalah prajurit yang bertugas di Pos TNI Mbua.
Dia gugur saat pos tempatnya bertugas diserang kelompok separatis.
Baca: Donald Trump Ikut Sebarkan Hoaks Soal Kerusuhan di Paris, Duel PSG vs Montpellier Ditunda
Baca: Mata Najwa Edisi Rabu (5/12) Angkat Tema Barisan Para Mantan, Deretan Politisi Pindah Gerbong
Posnya diserang karena menjadi tempat persembunyian empat orang karyawan PT Istaka Karya yang berhasil melarikan diri dari Kali Yigi, Distrik Yigi, tempat pembantaian pekerja pembangunan jembatan.
Keempat karyawan itu berjalan kaki ke Mbua selama 2 jam. Kini keempat korban selamat itu berhasil dievakuasi bersama 8 warga sipil di Mbua.
Tiga orang karyawan PT Istaka Karya itu mengakami luka tembak saat Pos TNI diserang kelompok separatis. (Kompas.com/John Roy Purba)
Baca: Ketegangan di Dalam Mobil saat Harimau Menatap Penumpang, Momen saat Peter Kabur pada 2012
Baca: Kartu Nikah Baru, Kemenag Merangin Tunggu Petunjuk
Dijemput Paksa dan Ditembaki dengan Mata Tertutup
Pengakuan mengejutkan datang dari seorang pekerja PT Istaka Karya yang berhasil selamat dari pembunuhan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua.
Jimmi Aritonang, namanya.
Jimmi telah dievakuasi dari Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, menuju ke Wamena, Ibukota Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Jimmi merupakan satu dari puluhan pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga yang dikabarkan tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Dari keterangan Jimmi kepada aparat penegak hukum, pada tanggal 1 Desember 2018 seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja karena pada hari itu ada upacara peringatan yang diklaim sebagai HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNOPM).
Upacara tersebut dilaksanakan kelompok KKB dan dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi menceritakan kembali keterangan yang diproleh dari Jimmi, Rabu (5/12/2018).'

“Sekira pukul 15.00 WIT, kelompok KKB mendatangai Kamp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan berjumlah 25 orang keluar, selanjutnya digiring menuju kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat dan dikawal sekitar 50 orang KKB bersenjata campuran standar militer,” ungkapnya.
Kemudian, pada tanggal 2 Desember 2018, seluruh pekerja dibawa berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat menuju bukit puncak Kabo.
Di tengah jalan mereka dipaksa berbaris dengan formasi 5 saf dalam keadaan jalan jongkok.
“Tidak lama kemudian para KKB dalam suasana kegirangan menari-nari sambil meneriakkan suara hutan khas pedalaman Papua. Mereka kemudian secara sadis menembaki para pekerja. Sebagian pekerja tertembak mati di tempat dan sebagian lagi pura-pura mati terkapar di tanah,” ungkap Aidi, sebagaimana disampaikan Jimmi.
Setelah itu KKB meninggalkan para korban dan melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo.
Baca: Data Pemilih Disabilitas Mental ke RSJ, Ahdiyenti, Bila Memungkinkan akan Buat TPS di Sana
Baca: Soal Reuni 212, Effendi Gazali Sampai 3 Hal di ILC, Irma Suryani Jangan Provokatif & Berat Sebelah
Di tempat itu, ada 11 orang karyawan yang pura-pura mati dan kemudian berusaha bangkit kembali untuk melarikan diri.
“Namun malangnya, mereka terlihat oleh KKB sehingga mereka dikejar. Lima orang tertangkap dan dibunuh oleh KKB (meninggal di tempat), enam orang berhasil melarikan diri ke arah Mbua.
Dua orang diantaranya belum ditemukan, sedangkan empat orang diantaranya, termasuk saksi Jimmy Aritonang, selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua,” ungkapnya.
Penyerangan pos TNI Tak sampai di situ, kata Aidi, pada tanggal 3 Dessember sekitar pukul 05.00 WIT Pos TNI 755/Yalet, tempat Jimmi bersama temannya diamankan diserang oleh KKB bersenjata standar militer campuran panah dan tombak.
“Rupanya mereka tetap melakukan pengejaran. Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah Pos sehingga salah seorang anggota Yonif 755/Yalet, Serda Handoko membuka jendela, lalu ditembak dan meninggal dunia,” tambah dia.
Baca: Debat di ILC soal Politisasi dengan Boni Hagens, Dedi Gumelar Saya Boleh Pulang Enggak
Baca: Kronologi Kecelakaan NH Dini, Meninggal Tertabrak Truk yang Rusak dan Berjalan Mundur di Semarang
“Saat itu anggota di pos membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari jam 05.00 WIT hingga 21.00 WIT. Karena situasi tidak berimbang dan kondisi medan yang tidak menguntungkan, maka pada 4 Desember sekitar pukul 01.00 WIT, Danpos memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan. Saat itulah salah seorang anggota, Pratu Sugeng, tertembak di lengan,” ujar Aidi.
Akan tetapi, ia menegaskan sejak tanggal 4 Desember 2018 pukul 07.00 WIT Satgas gabungan TNI-Polri berhasil menduduki Mbua dan melaksanakan penyelamatan serta melakukan evakuasi terhadap korban.
“Jadi, kalau mendengar keterangan saksi korban yang masih hidup (Jimmi), jumlah korban yang dipastikan meninggal dunia dibantai oleh KKB di lereng bukit puncak Kabo adalah 19 orang,” imbuhnya. (Tribunjambi.com)