Tragedi Bhopal 3 Desember, Ribuan Orang Tewas Menghirup Udara Pabrik, Gara-gara Ingin Berhemat. . .

Dilaporkan akibat kecelakaan tersebut langsung menewaskan ribuan jiwa dan melukai antara 150.000-600.000 lainnya.

Penulis: Dodi Sarjana | Editor: Nani Rachmaini
pixabay.com
Ilustrasi 

"Saya sedang hamil dan tinggal dekat dengan pabrik pada malam itu. Kami bangun dengan mata terbakar dan bisa mendengar orang-orang di luar berteriak," kata Rambhai Kailash (50).

Rambhai Kailash merupakan seorang ibu yang putrinya lahir dengan kondisi distrofi otot. Sementara itu, suaminya meninggal karena kanker lima tahun setelah bencana.

"Kompensasi yang saya terima pada saat itu sangat sedikit dan uang itu segera digunakan pada pengobatan bagi suami dan putri saya," kata Kailash.

Pengunjuk rasa menginginkan kompensasi uang lebih untuk para korban.

Selain itu, pengunjuk rasa meminta penghapusan ribuan ton limbah beracun di sekitar pabrik, yang telah merembes ke dalam tanah dan menurut aktivis telah meracuni air dari 50 ribu orang.

Bantahan Dow Chemical

Di lain pihak, Dow Chemical membantah dengan mengatakan mereka membeli Union Carbide satu dekade setelah perusahaan menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pemerintah India pada 1989 dengan membayar 470 juta dolar Amerika.

Baca juga:

Ternyata Ini Sebabnya Ada 10 Juta Rumah Kosong di Jepang Tak Diminati, Padahal Bisa Gratis Lho

Reuni 212 Aman dan Tertib, Iwan Fals Pengin Diulang 3 Kali Setahun, Kakek Unik Bawa Pesan Damai

Buya Syafii Maarif Bersuara, Beri Pesan Ini Kepada Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto

Para aktivis mengatakan itu adalah jumlah yang sedikit dibandingkan penderitaan korban dan telah mengeluarkan berbagai petisi untuk menuntut pertanggungjawaban Dow agar memberikan kompensasi lebih dan membersihkan limbah.

"Waktunya telah tiba untuk membawa Dow dan Carbide ke pengadilan. Tidak ada lagi persembunyian di balik kepemilikan saham dan celah hukum," kata Salil Shetty, Sekretaris Jenderal Amnesty International.

Seorang juru bicara untuk Dow menolak berkomentar, serta mengarahkan tuntutan kepada anak perusahaan Union Carbide Corp (UCC).

Sebuah surel dari Tomm Sprick dari Uni Information Centre Carbide mengatakan perusahaan itu tidak melayani wawancara dan menyebut informasi di situsnya menampilkan fakta "yang telah dilupakan atau diabaikan dalam 30 tahun terakhir".

Di dalam surel, Sprick mengatakan UCC menyampaikan "hormat dan simpati bagi para korban" tapi masalah "telah diselesaikan dan tanggung jawab telah dipenuhi”.

Pemerintah negara bagian Madhya Pradesh, di mana Bhopal terletak, menyelenggarakan doa pada Rabu (3/12) untuk menandai peringatan ke-30 kebocoran di Bhopal, sementara parlemen India di New Delhi mengheningkan cipta selama dua menit untuk korban bencana.

Pejabat pemerintah menyangkal mengabaikan korban dan gagal membantu mereka yang selamat. Mereka mengatakan Mahkamah Agung telah memutuskan siapa yang berhak untuk kompensasi dan kesehatan gratis setelah menerima daftar orang-orang yang terkena dampak.

“Mahkamah Agung telah memutuskan, setelah pemeriksaan ekstensif terhadap kasus mereka, apa yang harus dibayar dan kepada siapa," kata Pravir Krishn, sekretaris departemen yang bertanggung jawab atas rehabilitasi bagi korban Bhopal.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved