Inspirasi dari Nenek Margaretha Penjual Sayur di Pasar, Caranya Mendidik Anak Hingga Jadi Bupati

Hanya dengan berjualan sayur, mengupas asam, wanita ini memiliki anak-anak yang sukses, salah satunya bahkan jadi bupati.

Editor: Nani Rachmaini
capture video hitam putih di transTV
Nenek Margaretha saat jualan di pasar. 

TRIBUNJAMBI.COM, KEFAMENANU - Kesuksesan tak tergantung apakah anda orang berada atau tidak.

Pelajaran hidup berharga dapat diperoleh dari seorang wanita tua penjual sayur di pasar.

Betapa tidak, hanya dengan berjualan sayur, mengupas asam, wanita ini memiliki anak-anak yang sukses. 

Ssalah satunya anaknya bahkan jadi bupati.

Setelah anaknya jadi bupati, apakah nenek Margaretha berhenti jualan?

Ternyata tidak. Tak menghentikan wanita berusia 78 ini untuk terus bekerja menghasilkan nafkah halal.

Baca juga:

Anak Jadi Bupati, Nenek Tua Margaretha Masih Jualan di Pasar, Sedih Dengar Apa Katanya ke Sang Anak

Beauty Vlogger Suhay Salim Pilih Nikah di KUA, Pakai Baju Biasa Lagi, Cuma Kaos Dibalut Blazer

Ini Para Artis yang Hadiri Reuni Akbar 212 di Monas Hari Ini, Ada yang Selfie, Samakan dengan Umrah

Dia adalah nenek Margaretha yang sehari-hari berjualan di Timor Tengah Utara (TTU).

Ketika ia duduk menggeletak di pasar, tak akan ada yang menduga wanita tua ini ternyata ibu seorang bupati.

Kisah Nenek Margaretha, Tetap Pilih Jualan Sayur Walau Anaknya Telah Sukses Jadi Bupati ((KOMPAS.com/Sigiranus Marutho Bere)
Kisah Nenek Margaretha, Tetap Pilih Jualan Sayur Walau Anaknya Telah Sukses Jadi Bupati ((KOMPAS.com/Sigiranus Marutho Bere) (kompas)

Ia adalah ibu dari seorang Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sang anak Raymundus Sau Fernandez berhasil terpilih menjadi bupati di sana.

Walau anaknya telah sukses menjadi seorang Bupati TTU, nenek Margaretha tetap memilih untuk jualan sayur.

Baca juga:

Kecanduan Main Ponsel, Mata Bocah Perempuan Ini Alami Kondisi Mengerikan

Ternyata Ini Sebabnya Ada 10 Juta Rumah Kosong di Jepang Tak Diminati, Padahal Bisa Gratis Lho

Pria Ini Selalu Laporkan Kehilangan iPhone Sejak 2013, Polisi Temukan Kejanggalan di Rumahnya

Nenek Margaretha yang berumur 78 tahun ini tetap semangat jualan sayur, walau anaknya telah sukses menjadi bupati.

Penampilan Margaretha Hati Manhitu (78) yang sangat sederhana.

Nenek Margaretha saat jualan di pasar
Nenek Margaretha saat jualan di pasar (capture video hitam putih di transTV)

Anaknya Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah Raymundus Sau Fernandez.

Mengenakan kain sarung dan baju blouse berwarna kuning tanpa alas kaki, Margaretha duduk di depan teras rumahnya yang sederhana di Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU.

Baca juga:

5 Fakta Penting di Reuni 212 Tahun 2018, Mulai dari Kesulitan Anies Hingga Lagu Bohong

Reuni 212 Aman dan Tertib, Iwan Fals Pengin Diulang 3 Kali Setahun, Kakek Unik Bawa Pesan Damai

Tips Bagi Orang Berbadan Gemuk Agar Aktif Berolahraga, Meski Beban Tubuh Berat

Di hadapannya, sudah terbentang karung putih dan dua bakul berukuran sedang yang berisi buah asam kering.

Ditemani dua orang cucu dan seorang kerabatnya, Margaretha yang tak banyak bicara lantas mengambil satu per satu asam dari dalam bakul dan dikupasnya.

Setelah bersih, asam tersebut lalu dimasukkan ke sebuah bakul lainnya.

Asam kering, yang dipetik dan dipungutnya dari beberapa pohon asam di dekat rumahnya, dikumpulkan kemudian dikupas dan dijual kepada pembeli yang sudah menjadi langganannya.

Uang hasil jualan asam digunakan oleh Margaretha dan sang suami Yakobus Manue Fernandez (84) untuk keperluan makan minum sehari-hari.

Menjual asam dilakukan bersama suami secara rutin setiap tahun.

Nenek Margaretha dan suaminya
Nenek Margaretha dan suaminya (capture video hitam putih di transTV)

Selain menjual asam, Margaretha yang tinggal bersama seorang anak perempuan dan menantunya juga menjual sayur-sayuran di pasar dan mengelola sawah milik mereka.

Tak mau jadi beban Meski sudah berulang kali dilarang oleh Raymundus untuk berjualan asam dan sayur di pasar, Margaretha tetap kukuh menjalankan rutinitasnya itu.

Padahal, Raymundus telah sukses dalam meniti karier politiknya di Kabupaten TTU.

Sebelum menjabat sebagai Bupati TTU dua periode (2010-2020), Raymundus pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua DPRD TTU di usia 25 tahun dan Wakil Bupati TTU.

Selain sebagai Bupati TTU, Raymundus kini dipercaya menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasdem Provinsi NTT.

Dengan segudang prestasi politik dan jabatan yang dimiliki putra sulungnya itu, tentu Margaretha bisa saja dengan mudah mendapatkan fasilitas mewah.

Namun bagi Margaretha, dia tidak ingin membebani putranya.

Sejumlah bantuan dan fasilitas yang diberikan oleh putranya ditolak oleh Margaretha dan suami.

"Kami tidak mau membebani anak kami karena dia itu kerja untuk masyarakat banyak. Saya kerja dengan suami saya untuk makan sehari-hari," katanya kepada Kompas.com, Kamis (16/8/2018).

Walaupun anaknya telah sukses, Margaretha tak lupa selalu menasihati putra untuk bekerja dengan baik untuk rakyat.

"Saya selalu pesan buat anak saya untuk kerja yang baik untuk rakyat dan jaga nama baik keluarga," ucapnya.

Salut dan bangga Menanggapi sikap orangtuanya itu, Raymundus mengaku sudah melarang ibunya berjualan asam dan sayur di pasar.

"Saya sudah larang, tapi mama tetap tidak mau karena mama bilang kita sudah tanam di kebun, jadi hasilnya harus dijual," kata Raymundus.

Raymundus mengakui bahwa setiap kali ibu berkunjung ke rumahnya, paling lama hanya dua hari, karena ibunya ingin pulang untuk bekerja menanam sayur dan mencari asam serta mengurus sawah.

Baca juga:

Ternyata Ini Sebabnya Ada 10 Juta Rumah Kosong di Jepang Tak Diminati, Padahal Bisa Gratis Lho

Kecanduan Main Ponsel, Mata Bocah Perempuan Ini Alami Kondisi Mengerikan

Manfaatkan Kontainer Bekas Jadi Ruangan, di Thailand Jadi Ruang Kelas

Hal yang membuat Raymundus salut dengan sikap ibunya adalah setiap kali dia dan anak-anaknya liburan, ibunya sudah menyiapkan uang bagi anak-anaknya untuk membeli buku sekolah.

Raymundus pun bangga dengan kepribadian ibunya yang pekerja keras dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya.

Caranya mendidik anak

Pelajaran berharga Raymundus merasakan banyak belajar dari kerja keras yang telah diajarkan oleh ibunya, yang ditunjukkan pada dia dan adik-adiknya sejak kecil.

"Kerja keras, kerja tanggung jawab sampai tuntas dan ini pelajaran yang sangat berharga buat diri saya sampai saat ini, saya pegang teguh dalam hidup," ucapnya.

"Mama dalam usia yang sudah 78 tahun, masih tetap kerja kebun dan sawah bersama bapak. Tentu hal yang sangat berharga buat saya. Mereka selalu mengatakan kepada saya bahwa, nikmatilah keringatmu sendiri lebih berharga dan tidak boleh ambil hak orang lain," sambungnya.

Raymundus pun berharap, ibu dan bapaknya tetap sehat dan umur panjang, agar tetap memberikan semangat kepada dia dan anak-anaknya.

Marah Uang Jajan Ditolak

Melalui acara Hitam Putih yang ditayangkan di kanal Youtube Trans7 Official, nenek Margaretha menceritakan kisahnya sambil didampingi oleh putranya.

Wanita bernama lengkap Margaretha Hati Manhitu ini bercerita, di umurnya yang sudah menginjak 78 tahun, ia masih mencari nafkah.

Ia memilih berjualan sayur sendirian dan berangkat menggunakan angkutan umum.

Bahkan, sayuran yang dibawa nenek Margaretha sempat dicuri orang ketika berada di terminal.

"Mamah bilang, dia jualannya dengan angkutan pedesaan. Ketika di terminal, saat ramai, ada yang ngambil tanpa sepengetahuan mamah," ujar Melkianus Aleus Fernandez, putra nenek Margaretha, saat menerjemahkan perkataan ibunya.

Walau anak-anaknya telah dewasa dan menjadi sukses, nenek Margaretha tetap berusaha memberi uang jajan dari hasil berjualan sayur dan beternak.

Putra nenek Margaretha yang kini telah sukses menjadi Bupati Timor Tengah Utara, NTT, Raymundus Sau Fernandez, mengaku tetap diberi uang saku oleh sang ibu.

"Jadi mama dan bapak itu kalau setiap penjualan ternak, sapi, jatah itu selalu diberikan kepada kami," ujar Raymundus.

Tetap diberi uang saku walau telah menjadi bupati, Raymundus mengaku sempat menolak pemberian orangtuanya.

"Mamah marah. Ini adalah haknya kamu. Semua yang dihasilkan orang tua itu haknya anak-anak," ujar Raymundus menirukan perkataan ibunya.

Tak hanya marah jika menolak uang saku, nenek Margaretha juga marah jika Raymundus, atau anaknya yang lain, memberikannya uang.

"Berulang-ulang (uang) ditolak. Berulang-ulang dimarahin," tambah Raymundus.

Sempat melarang ibu dan ayahnya bekerja lagi, anak-anaknya sempat menjemput ibunya untuk pindah ke rumah anaknya.

Namun, nenek Margaretha beserta suami, Yakobus Manue Fernandez (84), kembali memilih pulang ke rumah mereka sendiri yang berlokasi di Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU.

"Tidak betah dengan kita, ibu bilang 'kami punya kehidupan sendiri'," ujar Raymundus.

Bupati TTU Raymundus Sau Fernandez saat mengenakan pakaian adat diterima oleh Sekretaris DPD Partai Hanura NTT Stanislaus Ngawang(Kompas. com/Sigiranus Marutho Bere) | Foto kiri sang ibu saat jualan di pasar
Bupati TTU Raymundus Sau Fernandez saat mengenakan pakaian adat diterima oleh Sekretaris DPD Partai Hanura NTT Stanislaus Ngawang(Kompas. com/Sigiranus Marutho Bere) | Foto kiri sang ibu saat jualan di pasar ((Kompas. com/Sigiranus Marutho Bere)/kolase kompas.com)

Raymundus mengatakan, bahwa nenek Margaretha hanya mau menginap jika ada anaknya atau cucunya yang sakit.

"Paling lama 2-3 hari pasti sama kita. Begitu (anak cucu) pulih, tinggal pasti," cerita Raymundus.

Mengutip Kompas.com, fasilitas serta bantuan yang diberikan putranya sebagai Bupati TTU, ditolak oleh nenek Margaretha dan suami.

Alasannya, nenek Margaretha tidak ingin membebani anak-anaknya.

"Kami tidak mau membebani anak kami karena dia itu kerja untuk masyarakat banyak. Saya kerja dengan suami saya untuk makan sehari-hari," ungkap nenek Margaretha seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.

Tetap memilih untuk hidup sederhana walau putranya telah sukses menjadi bupati, nenek Margaretha tetap tak lupa untuk selalu menasehati putranya, orang nomor 1 di Kabupaten TTU.

"Saya selalu pesan buat anak saya untuk kerja yang baik, untuk rakyat, dan jaga nama baik keluarga," ujar nenek Margaretha.

(BERITA SUDAH DIMUAT LEBIH DULU DI KOMPAS.COM: Dengan Judul Nenek Margaretha. . .

IKUTI INSTAGRAM TRIBUN JAMBI

TONTON VIDEO TERBARU KAMI:

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved